28.5

Romance Series 688

(Sebelum Alter Ego Chapter 28)

Setelah sampai rumah, Jaka langsung berbaring di atas tempat tidur. Seperti biasa kegiatan sekolah banyak menguras tenaga, dan hari ini terasa semakin melelahkan lagi saat mengingat Putri.

Tadi dia memang mengajak Putri kencan. Jaka juga tidak mengerti kenapa mendadak harus mengajak kencan padahal sebelumnya mereka sedang membicarakan tentang orang tuanya.

'Hei.'

Kelopak mata Jaka yang sempat terpejam langsung terbuka untuk merespon Vian yang ingin mengajaknya bicara.

'Kurasa aku sudah bisa menyatu denganmu.'

Jaka dengan cepat langsung bangkit dari posisi tidurnya kemudian berpindah ke ujung kasurnya untuk duduk menghadap cermin. Dia ingin menatap tubuhnya, menatap Vian yang juga berada di tubuh ini, "Kita bisa menyatu? Bagaimana caranya?”

'Tidak perlu disuarakan! Bagaimana jika Ayah dengar? Dan kau juga bisa membuat Kakek khawatir jika melihatmu sedang bicara sendiri.'

Jaka menghela napas kemudian memasang wajah serius sambil menatap iris coklat tuanya yang terpantul di cermin, 'Jadi bagaimana caranya? Kenapa terkesan sangat mudah dilakukan?'

'Untuk masalah keluarga sepertinya tidak menjadi sesuatu yang rumit lagi. Sekarang keberadaanku hanya menjadi pelarianmu yang tidak bisa juga merasakan cinta.'

'Oke, memang aku sudah bisa mengatasi Ayah ataupun Ibu, tapi aku kan belum percaya cinta. Lalu bagaimana kita bisa menyatu kalau hal itu belum terjadi?'

Andai Vian yang sedang mengambil alih kesadaran, dia pasti akan menghela napas, 'Ya, benar. Tapi Putri sudah menerimamu dengan segala macam sifat yang kita miliki, hanya itu kan yang kau butuhkan?'

Jaka menatap ke arah telapak tangan kanannya, 'Aku tidak ingin menyakitinya.'

'Sebelum mengalami Alter Ego apa kau pernah bersikap kasar pada perempuan? Aku sangat yakin kau tidak mungkin menyakiti orang lain tanpa suatu alasan yang jelas.'

'Aku bisa saja nantinya menyukai perempuan lain.'

'Kau belum menikahinya! Jangan berpikir berlebihan deh, untuk saat ini tidak ada yang salah jika kau sampai menyukai perempuan lain,' Vian lama-lama merasa aneh dengan tanggapan yang diberikan Jaka.

'Ugh... baiklah, kau menang. Tapi itu tidak menjelaskan bagaimana kita bisa bergabung.'

Jaka mungkin sering lelah saat menghadapinya, tidak aneh kalau Vian juga bisa merasakan hal yang sama, 'Aku juga tidak begitu yakin. Tapi jika kau bisa disentuh Putri dan aku tidak menggantikanmu selama kencan nanti, Jaka harus terima karena sudah tertarik dengannya. Ini sebuah kemajuan.'

Selama ini Jaka tidak mudah menyentuh seorang perempuan karena ada kemungkinan Vian menggantikannya. Jadi jika kesadarannya tak terganti, itu adalah sebuah kemajuan. Tapi rasanya ini masih belum meyakinkan.

'Yasudah besok coba datang saja ke tempat praktik Bu Lia.'

"Vian mengatakan kami sepertinya sudah bisa bergabung."

Baru juga datang dan duduk di hadapannya, Jaka mendadak bicara hal yang begitu mengagetkan, wajar Lia sempat terpaku sejenak, "Kalian bisa menyatu? Bagaimana caranya? Kita sudah melakukan berbagai cara selama enam tahun dan selalu gagal."

Jaka melirik ke arah lain, "Untuk masalah keluarga sepertinya tidak ada malasah serius lagi. Jadi kurasa yang kuperlukan sekarang hanya seorang perempuan yang menyukaiku dan aku yang tertarik dengannya."

Lia tidak merasa aneh jika Jaka bisa memaafkan kedua orang tuanya, yang aneh adalah jika pemuda ini mengakui perasaan pada lawan jenisnya, "Jaka suka pada Putri?"

"Tertarik dan suka berbeda."

Memang berbeda, Lia tahu, tapi untuk kasus Jaka dapat dianggap sama, "Iya, berbeda, lalu kenapa itu bisa meyakinkan kalian?"

Cowok berwajah Melayu itu terdiam sejenak sambil menaruh tangannya di dagu untuk membuat pose berpikit, "Sudah cukup banyak yang menyukaiku, tapi tidak ada satu pun yang bertahan saat kami cukup sering berganti kesadaran. Hanya Putri yang bertahan, bahkan sampai tahu Alter Ego-ku beserta masalah yang ada di dalamnya."

Lia memperhatikan pasiennya ini dengan seksama, penjelasan tadi membuatnya merasakan sesuatu yang mengganjal, "Ini Vian?"

"Iya, Vian. Aku baru saja menggantikan Jaka."

"Kau bisa menggantikan Jaka dengan mudah?" tanya Lia sambil menatap cowok 16 tahun ini dengan pandangan tidak percaya.

Vian menghela napas melihat respon yang baginya cukup berlebihan ini, "Makanya aku berpikir mungkin sekarang adalah waktu yang tepat bagiku untuk menyatu dengan Jaka."

Kalau sudah saling terhubung dan bisa saling menggantikan dengan cukup mudah, itu memang sebuah kemanjuan. Tapi Lia yakin ini tidak akan mudah, "Walau kalian sudah sepakat, tapi aku ingin meyakinkannya pada kalian bedua. Jika Jaka belum benar-benar yakin dengan sesuatu yang dinamakan cinta dan Vian bergabung dengannya, bisa saja nanti Jaka membentuk alter baru lagi, dan itu bukanlah Vian."

"Aku sudah memikirkan kemungkinan itu. Aku juga tidak bisa menjamin Putri tetap menerima Jaka saat kami nantinya bergabung. Tapi ini pertama kalinya kami mendapat kesempatan, jadi kurasa tidak salah untuk mencobanya," ujar Vian dengan nada sungguh-sungguh untuk menunjukkan keseriusannya.

Setelah enam tahun mencoba berbagai macam hal untuk menggabungkan dua kepribadian menjadi satu dan tiba-tiba mendapat tawaran untuk bergabung, sangatlah tepat keputusan melangkah maju tanpa berpikir ulang lagi.

Selama untuk kebaikan pasiennya, Lia juga pasti memberi bantuan semampunya, "Jika kalian sudah yakin ini adalah yang terbaik, aku tidak bisa melarang. Tapi Jaka harus tetap ke sini untuk mencegah kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi."

Vian tersenyum, "Tentu saja, Jaka tetaplah membutuhkan bantuan. Oh ya, besok Jaka mau kencan dengan Putri loh."

Mendengar ucapan itu membuat Lia senang, "Benarkah? Ini kesempatan bagus mengenalkan Jaka dengan perasaan cinta."

Vian mengangguk semangat, "Iya, jadi besok aku akan mengambil keputusannya. Jika Jaka sudah bisa menghadapi Putri sendirian, aku baru tenang meninggalkannya."

"Aku senang mendengar kalian berdua bisa bergabung, tapi berarti ini menjadi perpisahanku dengan Jaka dan Vian ya?" gumam Lia sambil tersenyum kecil, merasa sedikit kehilangan karena harus berpisah dengan salah satu pasien favoritnya.

Vian menunduk seolah ingin menyembunyikan ekspresi yang sedang ditunjukkannya saat ini, "Kalau besok berjalan dengan baik, ini mungkin menjadi akhir dari konsultasi Vian dan Jaka yang mengalami Alter Ego. Tapi ke depannya kami mungkin mempunyai masalah yang lain."

Entah kenapa Lia lebih merasakan sedih daripada senang setelah menyelesaikan masalah pasiennya, "Oh ya, karena besok mungkin menjadi perpisahan kalian dengan Putri juga, bagaimana kalau kalian nonton film yang sad ending?"

Vian kembali menatap Lia, ini saran yang bagus. Lagian daripada mengatakannya secara langsung, Jaka ataupun Vian jauh lebih merasa tenang jika memberi sebuah kode perpisahan dulu, "Memang sedang ada film seperti itu?"

Lia mengambil ponsel miliknya untuk melakukan browsing film yang sedang tayang di bioskop. Setelah menemukan yang cocok, dia menunjukkan layar ponsel pada Vian, "Kebetulan ada, dan ini katanya sedang populer."

Vian mengangguk melihat judul film yang disarankan, "Oke, akan kupastikan Jaka mengajak Putri menonton film ini."

(Menuju Chapter 29)

Vian menghela napas dengan lelah. Jaka memang jauh lebih banyak mengambil alih kesadaran hari ini, tapi tetap saja dia juga merasa lelah. Apalagi setelah tadi mengantar Putri pulang, rasanya benar-benar berat karena itu menjadi pertemuan terakhir Vian dengan Putri.

'Kau baik-baik saja?'

Vian tersenyum, dia merasa senang karena tadi Jaka benar-benar tidak mengganggu perpisahannya dengan Putri, 'Aku tak apa kok.'

'Apa ini sudah saatnya kita berpisah?'

'Kita akan bergabung, bukan berpisah. Dan ada hal penting yang ingin kuberitahu padamu.'

Jaka menatap telapak tangannya dengan bingung karena Vian sudah mengembalikan kesadaran padanya, 'Memberitahu apa?'

'Ada satu lagi alter yang berada di tubuhmu selain aku.'

Jaka dengan cepat bangkit dari sofa ruang tamu dan masuk ke kamar untuk bisa menatap cermin, 'Ada yang lain?'

Karena mereka memiliki tubuh yang sama, Vian juga dapat melihat tubuhnya yang terlihat tegang, 'Ya, tapi Jaka tidak perlu terlalu memikirkannya karena yang satu ini tertidur, tidak aktif sepertiku.'

Ekspresi tegang Jaka berubah menjadi bingung, 'Jika tidak aktif, bukannya tidak menimbulkan masalah?'

'Kau tidak menyadarinya kan? Jadi jelas dia berbahaya.'

Yang selama ini Jaka tahu adalah tubuhnya hanya membagi kepribadian menjadi dua saja. Dia sebagai alter murni dan Vian sebagai alter yang mengatasi masalah, tidak ada yang lainnya, 'Apa dia benar-benar ada?'

'Aku memberitahukannya untuk memperingatimu.'

'Bagaimana Vian tahu ada alter lain di tubuhku?'

'Dia pernah mengambil alih kesadaran. Yang dilakukannya benar-benar kacau, tapi beruntung karena saat itu tidak sampai menimbulkan masalah.'

Jaka menggeram kesal, kenapa Vian tidak memberi tahu hal sepenting ini sejak dulu?

Vian yang tahu apa yang dipikirkan Jaka kembali menjelaskan, 'Aku tidak ingin membiarkanmu semakin merasa cemas. Dengan kehadiranku saja sudah membuatmu merasa stress kan? Dan lagi selama ini aku terus menekan dan berhasil membuatnya tertidur. Jadi yang berikutnya adalah tugasmu, Jaka harus menyingkirkannya.'

Ternyata masalahnya belum benar-benar selesai ya? Jaka menghela napas dengan lelah, 'Baiklah. Jadi seperti apa dia?'

'Setidaknya kau harus memberinya nama dulu.'

Apa itu penting? Tapi yasudahlah, 'Karena kau protes dengan nama yang kuambil dari nama Kevin, jadi kali ini akan kuberi nama yang diambil dari namaku sendiri. Dika.'

Karena dirinya sudah terlanjur diberi nama Vian, sia-sia mengajukan protes lagi, 'Dika sangat kasar. Kurasa dia sedikit ringan tangan seperti Ayah. Sikap tempramentalnya bisa membuat orang lain memandangmu dengan sangat buruk.'

Jaka membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan lemas, ternyata sikap kasarnya masih ada ya? 'Apa yang bisa membuat Dika bangun dan mengambil alih kesadaran?'

'Oke, dengarkan baik-baik....

= bersambung =

Sengaja membuat before chapter 28nya belakangan biar Vian yang menyatu dengan Jaka bisa menjadi kejutan ??

Dan yang after dibuat untuk mengungkapkan masalah Jaka berikutnya ??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience