Puan Sofia menangis teresak - esak . Dia amat terkejut setelah menerima berita yang Kasih hilang akibat lemas .
Tuan Zahid mengusap lembut bahunya .
" Abang , mana Kasih ? Saya risau abang . " ujarnya .
" Sabar , sayang . In sha Allah , Allah akan sentiasa lindungi dia . Kita kena banyak berdoa . "
" Saya tak kuat abang . Kenapa mesti Kasih ? Mereka tak tahu ke Kasih tak pandai berenang ? Kenapa mereka paksa juga Kasih ? " soalnya bertubi - tubi .
" Kita kena reda . Semua perkara yang berlaku , ada hikmahnya . Kita kena tawakal . " pujuk Tuan Zahid lagi .
" Abang , walaupun Kasih bukan anak kandung saya . Saya sayangkan dia sangat - sangat . Saya tidak pernah anggap dia anak abang . Saya anggap dia anak kita . " luah Puan Sofia lagi . Perasaannya bercampur baur . Hatinya berkecamuk .
" Abang tahu . Anak kita seorang yang kuat . Kasih sangat kuat . Abang yakin Kasih akan selamat . "
Puan Sofia mengangguk . Dia memeluk Tuan Zahid . Mata Tuan Zahid berair . Jatuh juga air matanya yang cuba ditahan sejak tadi .
Arif tersedar . Dia mencari kelibat Kasih . Selang beberapa minit , dia ternampak sesosok tubuh terbaring kaku di seberang sungai .
" Kasih ! " jeritnya . Dia berlari mendapatkan gadis itu .
Digoncangnya tubuh Kasih . Tiada respon . Nafasnya tiada . Arif memberikan bantuan pernafasan kepada Kasih . Dada gadis itu juga ditekan bagi membantu jantung mengepam oksigen .
" Kasih , tolong bangun . Jangan tinggalkan saya Kasih ! " ujarnya . Air matanya deras mengalir .
Bangun Kasih ! Bangun !
Mata Kasih terbuka luas . Sejumlah air yang besar keluar dari mulut Kasih . Wajahnya pucat lesi .
" Cikgu Arif . " ujar Kasih .
Arif tersenyum lega . Dia amat bersyukur kerana Kasih telah sedar . Dia menyandarkan Kasih ke sebatang pokok .
" Kenapa cikgu ikut saya ? Kan bahaya . " soal Kasih .
" Habistu , awak nak suruh saya buat apa ? Tengok je awak lemas tanpa berbuat apa - apa ? " jawab Arif .
" Kasih , saya tak sanggup hilang awak . Saya tak boleh terima hakikat kalau saya biarkan sahaja awak lemas . "
Kasih hanya diam .
" Terima kasih cikgu . Sebab jadi superhero saya . Saya sangat beruntung sebab kenal cikgu . " ujarnya lembut .
Arif tersenyum . Langit dipandang . Langit cerah lagi . Mereka berada di tengah - tengah hutan .
" Sekarang kita nak buat apa cikgu ? Baju dah basah kuyup ni . " soal Kasih .
" Kita cuba cari bantuan . Manalah tahu ada perkampungan orang asli ke dekat sini ? "
Kasih mengangguk . Rambutnya yang kusut masai diikat semula .
" Sejuknya . Tak payah pakai aircond pun sejuk . Baju basah pula tu " ucap Kasih sambil memeluk tubuh .
" Baju basah sidailah . Sidai kat dahan - dahan tu nanti keringlah . " ujar Arif membuat lawak .
Kasih menjeling Arif .
" Gatalnya ! Kalau saya sidai baju , saya nak pakai baju apa ? Daun pisang ? "
Arif tersenyum nakal .
" Boleh juga . Nak saya carikan daun pisang ke ? "
" Penumbuk nak ? " balas Kasih sambil menunjukkan penumbuknya .
Arif ketawa mengekek . Dalam keadaan sebegini pun , telatah Kasih masih mencuit hatinya .
" Cikgu ? " panggil Kasih .
" Ya ? " sahutnya .
" Terima kasih , sebab sudi selamatkan saya . Sedangkan cikgu boleh je biarkan saya lemas . " ujar Kasih .
Arif tersenyum .
" Sama - sama kasih . Saya akan tetap selamatkan awak , Kasih . Biarpun nyawa saya jadi taruhan . "
Kasih terharu . Setiap kata - kata Arif menyentuh sanubarinya .
Kasih , tak ada apa yang saya tak akan lakukan hanya untuk lihat senyuman manis awak tu .
" Kita kena teruskan perjalanan . Nanti hari gelap . " ujar Arif . Kasih hanya menurutinya .
Semakin lama , semakin dalam mereka berada di dalam hutan . Satu perkampungan pun mereka tidak jumpai . Hari yang cerah beransur gelap . Cuaca pun mendung seakan mahu memuntahkan isinya .
" Kasih , kita berehat dekat sini . Hari dah gelap . Bahaya untuk teruskan perjalanan . "
Kasih mengangguk lalu duduk bersandar di sebatang pokok .
Arif mencari kayu di sekitar kawasan mereka lalu menyalakan api . Walaupun payah , mujur dia dapat melakukannya . Dia pernah mempelajari tekniknya sewaktu menjadi ahli pengakap ketika sekolah menengah .
Kasih memeluk tubuh . Angin yang sejuk menerpa badannya .
Arif mengambil beberapa batang dahan dan beberapa helai daun yang lebar untuk dijadikan pondok berteduh sementara . Dia membina dua pondok teduhan . Satu untuk Kasih dan satu untuknya .
" Cikgu , kenapa ada dua ? Lepastu jauh - jauh . " soal Kasih .
Arif ketawa kecil .
" Satu untuk awak . Satu lagi untuk saya . "
" Kenapa kita tak kongsi je . Bukannya nak duduk untuk seminggu pun . " ujar Kasih .
Arif membulatkan mata .
" Awak nak kongsi dengan saya ke ? Tak takut ke ? "
Kasih menggaru kepalanya yang tidak gatal .
" Takut ? Buat apa ? Lagipun , apa salahnya kongsi . Tak adalah sejuk sangat malam nanti . "
" Kasih , jangan macam - macam . Saya ni bahaya tau . Silap hari bulan , saya ngap awak baru tahu . " ujar Arif . Dia menunjukkan gaya harimau mahu menerkam mangsanya .
Kasih terkejut . Dia menelan air liurnya . Macam manalah dia boleh lupa pasal perkara itu . Dia menepuk dahinya .
Kasih , jangan . Tak pasal - pasal lain yang jadi .
Arif tersenyum nakal .
" Macam mana ? Tawaran tu ada lagi tak ? Kalau ada saya nak alihkan pondok saya ni . " soalnya .
" Takde , takde . Dah saya nak tidur . Bye ! " ujar Kasih kalut .
Arif hanya ketawa sebelum baring di bawah pondok kecilnya . Dia mengelamun seketika .
" Cikgu , kita akan selamat ke ? " soal Kasih tiba - tiba mengejut Arif dari lamunannya .
Arif terdiam seketika . Dia kemudiannya bangkit lalu menapak ke Kasih .
" In sha Allah , kita akan selamat . Mesti ada orang tengah cari kita . "
" Tapi , kalau mereka lambat jumpa kita ? Macam mana kita nak hidup untuk sementara waktu ? " soalnya lagi . "
" Tak apa , kita akan ikhtiar . Allah akan bantu kita . Awak jangan takut . " ujarnya .
" Siapa kata saya takut ? Sikit pun tak . Sebab saya tahu cikgu Arif akan selalu lindungi saya , kan ? " jawab Kasih . Dia tersenyum girang .
" Pandainya Nur Kasih ni . " balas Arif . Dia menggosok lembut rambut Kasih . Pandangan mereka bertaut seketika .
Arif mendekatkan wajahnya ke wajah Kasih . Kasih tidak bergerak . Matanya tepat memandang mata Arif .
Arif cepat - cepat mengalihkan pandangannya . Tangannya turut ditarik . Dia beristighfar .
Sedar Arif . Kau patut lindungi dia . Bukannya buat sesuatu yang buruk dekat dia .
Kasih juga turut beristighfar . Dia memegang dadanya . Jantungnya berdegup laju .
" Awak tidurlah Kasih . Kita perlukan tenaga untuk esok . " ujar Arif pendek sebelum kembali ke pondok teduhannya .
Share this novel