BAB 14

Romance Completed 19234

8 tahun kemudian ......

Arif duduk bersandar di atas sofa . Jarum jam menunjukkan pukul 3 pagi . Reyhana masih lagi belum pulang . Selalunya wanita itu hanya bekerja hingga pukul 10 malam sahaja . Paling lambat pun pukul 12 .

Namun , entah kenapa malam itu dia lambat benar pulang ke rumah .

" Mana dia ni ? Kata balik pukul 10 , ini dah pukul 3 . " gusar Arif .

Sudah 8 tahun mereka berkahwin namun masih belum mempunyai cahaya mata . Alasan Reyhana kerana dia tidak mahu terikat .

Arif mengeluh berat . Entah bila agaknya dia dapat menimang cahayanya sendiri .

Bunyi kenderaan memecahkan lamunan Arif .

" You pergi mana ? Kenapa lambat balik ? " soal Arif sejurus Reyhana masuk ke dalam rumah .

Reyhana tersentak . Dia sangkakan Arif sudah lena dibuai mimpi .

" Eh , sayang . Kenapa you tak tidur lagi ? Tunggu I ke ? So sweet . Dah jom tidur . " dalih Reyhana .

" Jawab soalan I . You pergi mana ? " desak Arif .

Reyhana menggaru kepalanya yang tidak gatal .

" I kerjalah . You ingat I pergi mana ? " rengus Reyhana . Dia terus menapak ke tingkat atas .

Arif tersenyum sinis .
" I call Lea . Dia cakap kerja you habis pukul 10 . Lama betul you drive . 5 jam . I rasa rumah kita tak adalah jauh sangat dari tempat kerja you . "

Langkah Reyhana terhenti .
Dia call Lea ? Aduh , macam mana ni ?

" I keluar kejap dengan kawan lama I . " jawab Reyhana .

" Keluar dengan kawan pula . Tadi kata ada kerja . Mana satu sebenarnya you ni ? " soal Arif .

" I ada kerja tadi lepastu kawan I call ajak keluar . Itulah yang sebenarnya . " ujar Reyhana .

Arif diam . Jauh disudut hatinya , dia dapat rasakan yang Reyhana berbohong .

" Sampai pukul 3 pagi ? You sedar tak yang you ni isteri I ? " tegas Arif .

" Relakslah . I keluar dengan kawan I je pun . Bila sembang , I tak sedar masa berlalu . Takpayahlah nak memekak macam I ni baru balik clubbing . " rengus Reyhana .

" Takboleh ke nak call bagitahu I ? I ni siapa pada you ? " Arif mula meninggikan suara .

" Memang you suami I but you tak ada hak nak halang apa yang I nak buat ! " balas Reyhana kasar . Dia terus berlari ke tingkat atas . Kedengaran bunyi pintu bilik dihempas kuat .

" Rey , I tak habis cakap lagi . Rey ! Reyhana ! "

Arif beristighfar . Dia terlalu ikutkan api kemarahannya . Perangai Reyhana semakin berubah setiap hari . Arif tertanya - tanya mengapakah isterinya berubah sedemikian .

Sebab aku ke ?

Arif membetulkan tali leher yang dipakainya . Dia memandang Reyhana sekilas .

Tidur lagi ?

" Rey , bangun . Dah pukul 8 ni . You tak kerja ke ? " kejut Arif .

Reyhana menggaru kepalanya .
" Janganlah kacau I . Tahu tak I ngantuk . Penat . You lainlah . Menganggur . Kerja pun tak ada . " balas Reyhana . Dia menarik selimut menutupi mukanya .

Arif mengeluh .
Gerak pun tak guna . Sukahati engkaulah !

Malas mahu mengambil pusing Arif turun ke bawah untuk bersarapan . Dia mengambil sekotak susu dengan bijirin .

Setiap hari , dia menguruskan makan , minum dan pakaiannya sendiri . Tiada beza rasanya sewaktu dia bujang . Rumah pun dia yang kemaskan . Pinggan mangkuk dia yang basuh .

" Ada bini pun tak guna . Semua benda aku buat sendiri . " omelnya sendirian .

Setelah jam hampir menunjukkan pukul 8:30 , Arif keluar dari rumah . Hari ini merupakan hari pertama dia bekerja di sebuah syarikat ternama .

" Encik Arif ? " panggil seorang wanita lembut .

Arif mengangguk .

" Sila ikut saya . Saya akan tunjukkan bilik encik . " ujar wanita itu .

Arif bingkas bangun lalu membuntuti wanita itu . Syarikat tempat dia berkhidmat merupakan syarikat yang besar . Syarikat ini mempunyai beberapa cawangan di luar negara . Arif ada mengkaji sedikit sebanyak tentang latar belakang syarikat ini .

" Encik Arif , ini bilik encik . Kami harap encik selesa bekerja di sini . " tambah wanita itu lagi .

" Sebelum itu , nama saya Aleya . Encik boleh panggil saya Kak Leya je . Sebentar lagi , CEO dan COO syarikat ini akan datang jumpa encik . Kalau tak ada apa - apa saya keluar dulu . " pamit Kak Leya .

Arif melemparkan senyuman seraya menganggukkan kepala . Dia memerhati sekeliling .

Cantik juga bilik aku ni .

Tidak sampai beberapa minit , kedengaran bunyi ketukan pintu .

Arif terkedu . Orang dihadapannya ini sangat dia kenali .

" Encik Arif , ini COO syarikat kita , Cik Kasih . " ujar Tuan Zahid .

Kasih terdiam . Wajah inilah yang dia rindukan selama ini . Airmatanya mula bergenang namun sedaya upaya dia cuba bertahan .

" Arif Azwan . " ujar Arif menghulur salam perkenalan .

Kasih tersenyum manis .
" Nur Kasih . "

" Kalau Kasih nak tahu , encik Arif ni bekas guru dulu . Tapi , sebenarnya dia berkelulusan dalam bidang pemasaran ni . " terang Tuan Zahid .

Kasih mengangguk .

Telefon bimbit Tuan Zahid berdering . Tertera nama setiausahanya .

" Kasih , papa kena pergi . Ada meeting . "

" Kalau macam itu , Kasih ikutlah . " jawab Kasih .

" Tak perlulah . Kasih duduk sini . Terangkan pada encik Arif mengenai syarikat kita . " arah Tuan Zahid . Dia menepuk lembut bahu Kasih sebelum beredar dari bilik .

Hanya tinggal Kasih dan Arif sahaja di dalam bilik itu .

" Jemputlah duduk . Tak akan awak nak berdiri . " pelawa Arif . Kasih hanya menurut .

" Tak sangka kan ? Kecil betul dunia ni . Rupanya TZ Holdings ni syarikat papa awak . "

" Itulah . Kenapa awak berhenti jadi cikgu ? " soal Kasih yang mula ramah .

" Sebab saya rasa dah tak ada apa - apa untuk saya disitu . Lagipun , saya kena berpindah ke KL so , itu je satu pilihan yang saya ada . " jawabnya .

Dia memandang Kasih . Gadis itu kelihatan semakin cantik .

Kasih mula berasa kurang selesa direnung sedemikian .

" Kenapa awak pandang saya macam tu ? " soal Kasih .

" Awak nampak cantik sangat bila bertudung . Manis je wajah awak . " puji Arif .

Wajah Kasih berona merah .
" Alhamdulillah , Allah dah buka hati saya untuk berhijab . "

" Saya terlupa kadang - kadang . Nur Kasih dihadapan saya ni sebenarnya dah membesar menjadi wanita yang sangat cantik dan matang . " ujar Arif sambil tersenyum . Kelihatan dua lesung pipitnya .

Jantung Kasih berdegup laju .
Ya Allah , kenapalah dia ni tak pernah tua ! Comelnya . Jangan senyum please ! Saya tak kuat !

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience