bab 6

Short Story Completed 4481

Hari ibi merupakan libur akhir pekan . Nayla sudah siap dengan stelan olahraga nya . karena hari ini Ardian mengajaknya untuk berjogging di sekitar komplek . awalnya Nayla ingin menolak tapi dia berfikir ulang . seperti nya akan menyenang kan . apalagi ini juga dilakukan seminggu sekali fikirnya .

Setelah berjogging kurang lebih dua jam di luar rumah mereka memutuskan untuk pulang kerumah . Tak disangka kebersamaan mereka dilihat oleh Abian dari atas balkon kamarnya . Abian menatap mereka dengan tajam , tangannya mencengkram pembatas besi dengan kuat , rahangnya pun mengeras akibat menahan amarah . Entah mengapa Abian sangat tak suka jika Nayla memberikan senyuman manis nya kepada laki laki lain.

Setelah sampai rumah Nayla dan Ardian tak langsung membersihkan diri mereka . melainkan mereka menuju dapur untuk sekedar minum air putih menghilangkan rasa haus mereka .

Abian juga turun kebawah hanya untuk meletakkan gelas kopi yang dia bawa ke kamar tadi . Namun mata nya langsung tertuju pada kedua sosok yang berada di meja makan . Dia melihat Ardian dan Nayla sedang bercanda ria . tertawa terbahak bahak entah apa yang sedang mereka bicarakan , sampai tak menyadari kedatangannya .

Pranggg , Abian meletakkan gelasnya asal sehingga menyebabkan suara yang cukup keras . Sampai sampai berhasil membuat Nayla dan Ardian tertawa menjadi terdiam akibat kaget dan menoleh kearah nya . Sedangkan Abian yang membuat kegaduhan itu dengan wajah datarnya langsung pergi meninggalkan tempat tanpa merasa bersalah sedikitpun .

Ardian dan Nayla , menatap punggung Abian yang sudah menjauh dari mereka . lalu saling beradu pandang , seolah saling bertanya apa yang terjadi pada kakak mereka . kenapa terlihat sedang kesal sekali . lalu kedua nya saling menggendikkan bahu dan menggeleng bersama .

"kak , aku ke atas duluan ya mau mandi gerah banget nih " pamit Nayla seraya mengibas ngibas kan tangannya .

Ardian mengangguk mengiyakan , dia juga merasa gerah dan ingin segera mandi juga tentunya . apalagi tubuhnya sudah sangat berkeringat sekali .

"iya dek , kakak juga mau mandi ini "

Kemudian mereka beranjak dari dapur menuju kamar masing masing untuk membersihkan diri . Sesampainya di kamar , Nayla yang baru saja selesai mandi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil miliknya seraya menatap kaca yang menghadap kearah halaman depan rumah .Tiba tiba bayangan Abian yang tadi terlihat kesal muncul di fikirannya .

"kak Abian kenapa? kayaknya dia lagi kesal deh . tapi sama siapa? ga biasa nya dia kayak gitu. ah , sudahlah . mungkin dia sedang putus cinta " gumamnya .

""""

Setiap akhir pekan jika ada waktu luang , keluarga pak wira pasti akan berkumpul bersama di halaman belakang rumah mereka walau hanya sekedar mengobrol ngobrol santai tapi lumayan untuk mempererat hubungan mereka .

Ardian ditugaskan untuk memanggil adik dan juga kakak nya . karena Nayla yang belum terlalu tahu kebiasaan dari keluarga ini dia hanya berdiam di kamar makanya Ardian menjemputnya untuk segera berkumpul sedangkan Abian memang dari dahulu kurang tertarik berkumpul seperti itu dia lebih tertarik berdiam diri dikamar nya seraya mengerjakan sesuatu tapi Ardian bukan orang yanh tidak bisa diandalkan dia selalu berhasil membawa kakaknya itu untuk berkumpul bersama .

Ardian mengetuk pintu kamar Nayla ramah . Setelah mendapat izin dari sang pemilik kamar dia lalu membuka pintu itu .

"Ayok dek , malah turu "

ucap Ardian yang masih berdiri di tengah tengah pintu dan terlihat separuh tubuh Abian mengikutinya di belakang tubuh Ardian .

"mau kemana?" tanya Nayla tidak tahu .

"ini weekend , kita ngobrol ngobrol di halaman belakang . ayah sama bunda udah nungguin dari tadi" ucap Ardian antusias .

"iya kak tungguin "

Nayla mengekori kedua kakaknya itu . karena memiliki tubuh yang tak terlalu tinggi , ketika berada di belakang tubuh Abian maupun Ardian tubuhnya tidak akan terlihat . Sehingga membuat Almira celingak celinguk mencari putri nya itu .

"adik kalian mana?"

"ada dibelakang" ucap mereka barengan seraya memberi jarak diantara mereka memperlihatkan adiknya yang sedari tadi tertutupi tubuh mereka.

"aku disini bunda" ucap Nayla menghampiri Almira .

"kamu ini nak , sudah tau tubuh kakak kakak mu ini besar besar . kamu malah berdiri di belakang mereka "

Nayla sedikit meringis memperlihatkan gigi rapihnya tangan kanan nya menggaruk leher belakangnya . Lalu melihat kearah kedua kakaknya bergantian . Entah baru dia sadari atau bagaimana memang kali ini tubuh mereka sangat menjulang tinggi baginya . Lalu matanya tak sengaja menatap mata Abian yang entah sedari kapan sudah menatap tajam padanya . Nayla yang sadar dengan tatapan Abian langsung menundukkan pandanagannya beralih memandang hal lainnya .

"nak , gimana kuliah kamu ? lancar ?"

Nayla mengangguk , menelan buah yang sudah iya kunyah tadi lalu menjawab pertanyaan ayahnya " iya yah lancar kok , Nayla juga udah dapet temen . baik banget namanya silvia"

"syukurlah kalau begitu, kalau temen cowo ?" tanya wira menyelidiki .

Wajah Nayla tiba tiba menjadi memerah " ih apaan sih ayah , orang Nayla juga baru 2 minggu kuliah nya . jadi belum banyak kenal orang "

Wira mengangguk angukkan kepalanya seraya terkekeh mendengar jawaban putri nya itu . belum lagi ekspresi wajahnya yang memerah jelas sedang menahan malu oleh pertanyaan yang dia lontarkan .

"oke baiklah kalau begitu"

Setelah bercanda dan mengobrol agak lama . Ardian mengajak Nayla untuk ke kebun buah karena pohon anggur yang mereka tanam sepertinya sudah bisa di panen buahnya .

"dek , panen anggur yuk . kayaknya udah waktunya panen"

Nayla melirik kearah Ayah dan bundanya untuk meminta izin mereka setelah di beri anggukan . dia lalu melihat Ardian seraya mengangguk antusias .

"mau ayok kak"

Ardian tersenyum lalu mengangguk . Dia melihat kearah Abian yang dari tadi hanya fokus menatap ponselnya . Dia menyenggol lengan Abian . sadar dengan senggolan Ardian . Abian menoleh kearah Ardian yang menunjuk kearah kebun mengajaknya . Tapi Abian menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap ponselnya .

"kalian berdua aja "

Ardian tak mengindahkan jawaban Abian . Dia menarik lengan Abian dengan paksa sampai Abian terlonjak kaget dan langsung berdiri . kesempatan itu dibuat Ardian untuk menyeret kakak nya agar ikut dengan mereka . Abian menjadi pasrah , dia tahu betul apa yang di lakukan Ardian padanya . dia akan memaksa walau dia bilang tidak mau . Abian mengikuti kedua adiknya yang sudah berada di depannya .

Dari kejauhan Wira dan Almira dibut geleng geleng dan terkekeh melihat kelakuan kakak beradik itu .

"mereka berdua itu ada da saja tingkahnya "

"iya yah , semoga aja mereka tetap akur . apalagi mereka sekarang punya adik perempuan"

"iya bun , semoga yaa "

"""""

Mulut Nayla mengangak dengan pemandangan ini , mata nya melebar melihat buah anggur yang berjejer bergelantungan diatas sana . Benar saja yang dikatakan Ardian pada nya tadi . ternayata ada banyak buah anggur yang siap di panen sekarang .

Ini kali pertama bagi Nayla memetik dan memakan anggur dari kebunnya langsung . rasanya lebih segar dan fresh menurutnya. Dia meluncur kesana kemari memetik buah anggur untuk dimasukkan kedalam keranjang yang dia bawa . Sampai pada saat dia ingin memetik Anggur yang tumbuh lebih tinggi dari nya dia menggunakan kursi yang ada disana untuk dijadikan pijakan oleh nya . Tapi sayang , sesaat dia memetik anggur itu , kaki nya malah tergelincir yang mengakibatkan dia kehilangan keseimbangan lalu jatuh dari kursi .

"aawwww , sakiitt " teriak Nayla seraya memegang kakinya .

Teriakan itu berhasil membuat kedua kakaknya menoleh kearahnya . mencari keberadaan Nayla yang sudah berada di bawah tanah sedang menangis memegang kaki nya . keranjang buah yang dia petik pun sudah berserakan di sekitarnya .

Kedua kakaknya berlari menghampirinya . Abian yang lebih dulu sampai yang melihat kaki Nayla sudah mebiru akibat keseleo segera menggendongnya . Ardian segera menyusul dibelakang mereka dengan wajah paniknya . Wajah abian terlihat semakin panik ketika Nayla terus menangis dalam gendongannya meraung kesakitan .

Almira dan Wira tak kalah panik saat melihat Abian menggendong Nayla yang tengah menangis menahan sakit .

"Astaga , kamu kenapa nak " panik Almira .

"jatuh mah " Ardian membantu menjawab .
Abian membawa Nayla kekamarnya , meletakkan Nayla dengan hati hati . di susul Ardian dan kedua orang tua nya . Almira segera menghampiri putrinya itu memeluknya dengan lembut . barusaha menenangkan Nayla yang masih terus menangis menahan sakit di kakinya itu .

"sayang ko bisa jadi begini" tanya Almira seraya ingin menyentuh kaki Nayla tapi ia urungkan karena belum juga tersentuh Nayla sudah meringia kesakitan .

"sudah , tenang dulu . Ardian tolong bilangi ke bi nina minta tolong panggilin tukang urut " ucap wira berusaha tenang sejujurnya dia juga kasihan melihay Nayla yang terus menerus meringis kesakitan .

Ardian mengangguk , lallu bergegas meninggalkan kamar Nayla untuk mencari bi nina agar bisa di mintakan tolong mencari tukang urut untuk Nayla. Sedangkan dikamar, seraya tersedu sedu Nayla menceritakan kejadian sebenarnya sampai dia bisa berakhir seperti itu .

"memangnya kamu ga bisa minta tolong sama kakak , disana kan ada kakak juga Ardian . kamu ga harus naik naik kursi seperti itu"

Abian sedikit meninggikan bicaranya . Dia tak habis fikir adiknya bisa punya kepikiran untuk naik naik kursi . padahal ada dia dan juga Ardian yang bisa di mintain tolong .

Nayla terlonjak kaget saat Abian meneriaki nya . Tak hanya Nayla bahkan kedua orang tuanya pun tak kalah kaget mendengar Abian memarahi Nayla . Ini pertama kalinya Abian seperti ini .

"aa-akkuu , ga mau ngerepotin kalian " ucap Nayla tertunduk masih dengan tangisannya .

"ngerepotin apa ? ga ada yang merasa di repotin . memangnya apa susah nya sih minta tolong doang"

"udah Abian cukup , kasian adek kamu kalo kamu marahin kayak gini"

"Tapi , paah " ucapan abian terhenti kala Almira memegang dada nya seraya berucap "sudah" tanpa mengeluarkan suara .

Namun , tangisan Nayla semakin menjadi saat ini . Saat kaki nya sedang sakit , malah hatinya juga terasa sakit dan sedih saat Abian memarahinya . Dia juga merasa bersalah , karena ulahnya semua jadi repot seperti ini .
Tak lama Ardian datang bersama bi nina dan seorang tukang urut perempuan .

Tanpa membuang waktu tukang urut itu langsung mengurut kaki Nayla yang keseleo. Sakit , jelas yang di rasakan Nayla . Tangisan dan Teriakan nya semakin kencang kala kaki nya mulai di pijat pijat oleh tukang urut itu . setelah agak lama tangisan Nayla sedikit mengecil itu berarti kakinya sudah tak begitu sakit . Tukang urutpuu menghentikan aktifitasnya .

" neng , udah yaa . memang masih sakit . tapi beberapa hari ini jangan diajak aktifitas berat dulu ya . jalan juha jangan jauh jauh . dua atau tiga hari kedepan insha Allah sembuh" ucap tukang urut itu pada Nayla .

Nayla menganggul seraya tersenyum " iya makasih mbok"

Tukang urut itu mengangguk , kemudian izin pamiit pulang dengan diantar bi nina yang sedari tadi masih berdiri disana .

setelah kepergian tukang urut Abian memilih meninggalkan kamar Nayla dengab wajah yang masih kesal . Dia merasa iba dengan dengan apa yang di alami adiknya itu namun dia juga kesal mendengar omongan Nayla tadi . Abian terlalu khawatir pada Nayla , makanya dia sampai marah marah pada Nayla yang bukannnya meminta tolong pada nya atau Ardian yang berada disana . malah memilih kursi tua yang membuatnya sekarang jadi seperti ini .

Ardian menatap aneh pada kakak nya itu , kenapa sejak dia datang membawa tukang urut wajahnya terlihat sangat kesal seperti itu . Padahal saat tahu Nayla terjatuh dia yang paling khawatir di antara lainnya .

"mah , abang kenapa ?"

Kini Almira yang menjelaskan kronologi sampai Nayla bisa terjatuh . Ternyata hal itu juga membuat Ardian tak habis fikir dan sedikit marah . untungnya dia masih bisa memaklumi adiknya itu .

"astaga adeek . segitu susahnya kah minta tolong ? kalo emang kamu sungkan sama kak Abian kamu bisa minta tolong sama kakak"

"bu-bukan gitu mm-maksud aku kak" ucap Nayla seraya tertunduk lesu , rasa bersalah itu kembali menghampirinya .

"yasudahlah , untung saja kaki mu tidak kenapa kenapa dek . jangan di ulangi lagi dek . kalo butuh bantuan bilang aja , jangan sungkan"

Ardian berucap dengan nada lembutnya . membuat Nayla merasa tenang dan mengangguk kan kepalanya mengerti . lalu mereka bertiga meninggalkan Nayla untuk beristirahat .

"""

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience