Sesuai janji nya pada Monika , Hendra mengajak anak beserta istrinya berkunjung ke rumah Wira . bukan hanya sekedar silaturahmi tapi juga berniat menanyakan perihal perjodohan yang pernah mereka bicarakan waktu anak anak mereka masih kecil .
Almira tengah sibuk mempersiapkan semua makanan . karena dia mendapat kabar dari suami nya bahwa keluarga bapak Hendra akan dstang berkunjung . Nayla juga begitu sibuk membantu bunda dan bi nina di dapur . Sampai akhirnya bel berbunyi menandakan ada tamu yang datang .
Almira dan Wira menyambut ramah kedatangan Hendra bersama anak dan istrinya . mempersilahkan masuk dan menyuguhi minuman dan beberapa makanan ringan untuk mereka . Setelah mengobrol banyak , kini Hendra mulai serius membahas perihal perjodohan anaknya .
" hmm , jadi begini pak Wira . kedatangan saya kesini bermaksud untuk menanyakan perihal perjodohan antar anak sulung bapak dengan anak semata wayang saya yang dulu pernah kita bicarakan "
" ahh , iya waktu kecil kita sempat akan menjodohkan mereka ya . Tapi pak Hendra , saya tidak bisa banyak menjanjikan pada bapak sebab anak sulung saya tidak bisa di paksa apalagi sekarang sudah dewasa saya takut dia sudah memiliki calon istri pilihannya m. jika dia mau maka kita bisa teruskan tapi jika dia sudah memiliki calon saya tak bisa memaksanya"
"tak masalah pak Wira , saya juga tak memaksanya . Saya hanya menanyakan ini , karena anak saya menyukai anak bapak "
"baiklah , saya panggilkan dulu anaknya . dia sangat suka kerja , jadi dia pasti sedang di ruang kerja nya "
Setelah dipanggilkan oleh bi Nina , Abian turun bersama Nayla yang juga tadi pergi ke kamar sekedar mengambil ponselnya . Abian turun dengan memasang wajah datar nya , berbeda dengan Nayla yang memasang wajah ramah nya namun tiba tiba wajah ramah itu menjadi datar ketika melihat Monika yang tersenyum miring kepadanya .
Hendra dan istrinya melihat kearah Nayla seolah bertanya siapa gadis yang datang bersama dengan Abian . yang dia tahu pak wira memiliki dua anak tapi keduanya seorang putra , tapi kali ini malah seorang putri dengan umuran kisaran 20 tahunan .Wira ikut melihat kearah pandangan Hendra lalu menyadarinya.
"dia putri ku pak "
"oh ya ? bukan kah bapak hanya memiliki dua orang putra "
"iya tapi sekarang saya juga memiliki seorang putri"
"ah lalu Adrian kemana? saya tak melihatnya dari tadi"
"dia sedang keluar membeli sesuatu"
"baiklah pak tanpa basa basi kebetulan nak Abian sudah berada disini bagaimana langsung segera tanyakan saja pendapatnya"
Abian yang sedari tadi diam duduk disebelah wira . kini mengerutkan keningnya tak mengerti dengan omongan papa nya Monika ini . pendapat apa yanh dia ingin dengar dari nya.
"Jadi gini nak , dulu ayah dan om Hendra ini pernah sempat akan menjodohkan kamu dengan putrinya . Jadi beliau kesini menanyakan kelanjutan tentang perjodohan itu . apakah kamu mau menikah dengan Monika"
Wira bertanya dengan hati hati takut jika anaknya ini akan marah tak bisa mengontrol emosi . Tapi pikiran Wira salah , ternyata Abian sama sekali tak memperlihatkan emosi apapun wajahnya konsisten dengan raut datar nya . lalu menatap dengan tegas ke arah Monika .
"Tidak , saya tidak setuju dengan perjodohan ini " ucap Abian penuh penekanan.
"Tapi kenapa? anak om kan cantik , jenjang karirnya juga bagus"
"Abian sudah punya calon sendiri"
Nayla mendadak menjadi gugup mendengar jawaban Abian . Apakah hubungan mereka akan terbongkar kali ini. Dia mendadak menjadi gusar , tangannya meremas celana di paha nya . Nayla mengigit kecil bibirnya seolah semua kebohongannya akan segera ketahuan.
"siapa? yang kamu maksud ? gadis itu kah?"
Kini Monika bersuara dengab sura lantang dia tak terima jika dirinya ditolak oleh Abian bahkan didepan kedua orang tuanya. Dia menunjuk nunjuk kerah Nayla yang sudah tertunduk disamping Almira .
"tanpa kusebutkan pun , kamu sudah tau kalo memang dia yang ku maksud"
Nayla mendongakkan kepala nya melihat kearah Abian tak percaya kini dia benar benar membongkar semua nya . Semua mata kini tertuju pada Nayla dengan pandangan berbeda beda .
"bukan kah dia adikmu " seru Hendra tak percaya .
Abian mengangguk, tersenyum dan melirik kearah Nayla yang tak berani menegakkan kepalanya . "yah dia adikku . tapi bukan kandung . kita hanya saudara Angkat . secara agama kami diperbolehkan menikah "
Wira dan Almira tak dapat berkata kata . mereka hanya menatap kadua anaknya bergantian . Sedangkan Hendra menerima dengan lapang dada penolakan ini . karena memang dari awal dia tak akan memaksa jika Abian tak menyetujinya . dia membawa anak dan istrinya pulang . walau Monika yang terus berontak tak menerima penolakan Abian .
Semua nya masih duduk di kursi tamu . Tapi kini Nayla dan Abian duduk bersampingan . Nayla terus menundukkan kepala nya tak berani menatap kedua orang tuanya bahkan kini air matanya keluar tanpa pemirsi , berbeda dengan Abian yang masih santai dengan wajah datar nya . Wira menatap kedua anaknya secara bergantian .
"kalian tidak ingin menjelaskan sesuatu "
Abian menghela napas . membenarkan posisi duduknya lalu menggenggam salah satu tangan Nayla .
"Abian dan Nayla sudah berpacaran bahkan sudah terjadi dalam beberapa bulan ini . Abian menyukai nya dari awal kedatangannya . Jadi ini pure Abian yang mulai"
"Tapi kalian sekarang adik kakak , trus kenapa tak bicara dari awal "
"dia memang adik Abian di mata ayah dan bunda . tapi tidak dengan Abian , Abian tidak pernah menganggapnya sebagai adik Abian . Abian selalu menganggapnya sebagai seorang wanita yang Abian sukai. Lagi pula , Abian tetap akan menikahinya walaulun ayah dan bunda tidak merestui kita . karena bagaimana manapun Abian harus bertanggung jawab atas apa yang sudah Abian lakukan padanya "
"memangnya apa yang sudah kamu lakukan terhadap adikmu" kini Almira yabg bertanya.
"Abian sudah merenggut paksa kesucian Nayla "
Bagai tersambar petir . Almira dan Wira mendadak melemas mendengar pernytaan yang keluar dari mulut Abian . begitu juga dengan Nayla , tangisannya menjadi kencang mendengar apa yang baru saja dia dengar apalagi itu mengingatkan nya kembali pada kenangan pahit sewaktu itu .
"APA !! "
Teriakan itu mebuat semua menoleh kearah pintu . terdapat Adrian yang ikut syok mendengar omongan Abian . terlihat juga beberapa makanan ringan yang tergeletak keluar dari kantong plastik putih yang berserakan dilantai tak jauh dari Adrian berdiri .
"Bang , lo gila . dia adik kita "
Adrian berteriak sembari melangkah maju kearah Abian . dia tak menyangka Abian bisa melakukan hal senekat itu . Wira sudah tak bisa menahan emosinya lagi . dia menarik kerah kemeja Abian , lalu memukuli anak sulungnya itu . membuat semuanya menjadi histeris . begitu juga Nayla semakin dibuat histeris saat melihat darah keluar dari sisi bibir Abian akibat pukulan sang Ayah .
"ayah ga pernah ngajari anak ayah untuk berbuat keji seperti itu Abian" seru Wira disea sela pukulan lada wajah Abian .
Nayla merengek pada Almira agar membantu Abian supaya tak lagi dipukuli tapi Almira tidak dapat berbuat apa apa . dia hanya mengeratkan pelukannya lada Nayla yang berusaha memisahkan Ayah nya dari kakak sulungnya . Almira hanya takut jika nanti malh Nayla ikut kena pukulan sang suami .
Adrian merasa kecewa dengan sikap Abian . tapi dia juga tak tega melihat Kakaknya yang terus di pukuli oleh ayahnya . bahkan Abian hanya menerima pukulan itu saja tanpa nengelak . Adrian segera menarik sang ayah agar menjauh dari kakak nya yang sudah tergeletak lemas di bawah lantai dengan wajah penuh lebam .
Nayla berhambur pada Abian yang sudah semakin melemah . Sedangkan Almira dan Adrian berusaha menenangkan sang Ayah . Nayla memapah Abian untuk duduk dikursi agar lukanya dapat di obati .
Setelah semuanya menjadi tenang . Abian juga sudah diobati dan tenaganya sudah sedikit pulih . kemuadian mereka melanjutkan pembicaraan dengan kepala dingin. Namun dengan suasana yang mencengkam.
" sekarang jelasin ke ayah , kenapa kamu tega lakuin itu ke adik kamu"
"Abian cemburu karena ada lelaki di kampusnya yang menyatakan cinta padanya . aku pikir Nayla menerimanya . Padahal Abian sudah menyatakan cinta terlebih dulu padanya , maka dari itu Abian hanya akan memberi kan hukuman pada Nayla . Abaian membawa nya ke Apartemen , tapi tanpa Abian sadari , Abian malah menjadi buta dan melakukan semua nya . tapi sungguh yah, Abian tak pernah berniat sedikit pun untuk merusak nya . saat itu Abian hilaf dan terbawa emosi . dan semua itu terjadi hanya saat itu , Abian berani sumpah tak pernah melakukannya lagi . Tapi Abian mohon , jangan buat Nayla menjauh dari Abian. Abian mencintainya "
Wira memandang sendu putra pertamanya. Walau apa yang dilakukan nya salah . tapi dia mau bertanggung jawab dan mengakuinya. bahkan saat di pukuli dia memilih diam . padahal kalau dia ingin membalas Wira tentu akan kalah tenaga dengan nya . Kini Wira beralih pada Nayla yang masih terus menangis menundukkan kepalanya . Sepertinya mereka berdua sama sama tulus , saling mencintai. mereka juga bukan saudara kandung , jadi dia akan merasa bersalah jika harus memisahkan mereka .
Wira menghela napas nya berkali kali . mematung sejenak mencerna semua nya , sebelum mangambil keputusan untuk kedua anaknya ini.
"Baiklah , ayah tak akan memisahakn kalian . Tapi Abian , jaga adikmu dengan baik . dan segera urus pernikahan kalian segera . karena Ayah tidak ingin kalian kembali berbuat dosa"
Ketegangan berhasil berganti menjadi senyuman yang berarti . Walau dengan drama yabg menyedihkan . Akhirnya Abian bisa menjalin hubungan dengan Nayla tanpa diam diam lagi . keluarga nya menyetujui hubungan mereka .
"is , berarti nanti adik aku bakal jadi kakak ipar ku dong "
Seru Adrian dengan nada yabg dibuat buat kesal . membut semua orang tertawa keras .
"ga masalah kak Adrian , nanti kalo ga ada kak Abian aku balik jadi adik nya kakak kok "
Jawaban Nayla kembali menjadi gelak tawa semuanya kecuali Abian yang mengerucutkan bibirnya dengan manja "is , sayang"
Adrian mengerutkan keningnya melihat ekspresi sang kakak yang biasa nya datar kini berubah menjadi manja pada Nayla.
"ih , bang Najis banget gua liatnya mu manja manjaan gitu "
"iri , bilang sayang . makanya cari pacar biar bisa manja manjaan. jangan ngeghosting mulu jadi orang " ejek Abian seraya mengeratkan pelukannya pada Nayla .
Tentu membuat Adrian bergidik merinding melihat kelakuan Abian yang semakin menjadi jadi . dia memilih membereskan makanan ringan yang dia jatuhkan tadi lalu meberikan nya pada Nayla . lalu pergi mengikuti ayah dan bunda nya yang sudah lebih dulu beranjak dari sana menuju kamar meninggalkan Abian yang tengah bermanja manja dengan Nayla.
"""""
Share this novel