bab 15

Short Story Completed 4481

Mobil sudah berhenti , Abian keluar dengan terburu buru kemudian membuka pintu mobil Nayla . lalu menyeret paksa Nayla , Nayla memberontak tubuhnya ia tarik kebawah agar Abian kasulitan menariknya .

Tentu bukan bandingan Nayla . Tubuh Abian jauh lebih besar dari nya sudah pasti tenaga nya dua kali lipat lebih kuat dari nya . Lelaki itu menggendongnya dengan gaya bridal . Nayla menjerit , memukul bahu Abian berkali kali hingga tangannya memerah dan terasa sakit.

"kak Abian " serunya . suara kini memantul didalam lift . Napas nya terengah , Nayla merasa capek sendiri usahanya tak membuahkan hasil . sedangkan Abian masih menggendongnya dengan santai . Matanya melotot marah penuh peringatan.

Tapi percuma saja , Abian tidak memperdulikannya . dia terus melangkah santai keluar lift menyusuri lorong dengan pintu yang berjejer. Nayla melotot horor , kini dia ketakutan . jangan jangan Abian membawa nya ke hotel ?

"ini apartemen sayang" ucap Abian seolah tahu yang sedang Nayla fikirkan . Lalu Abian kembali tersenyum miring " kita akan bermalam disini" .

Nayla menggeleng ribut , kembali memukul bahu Abian berkali kali . Dengan mata yang sudah berderai air , ketakutan nya kembali lagi . Dia menggelengkan kepala nya lebih keras , memberontak agar bisa terlepas dari gendongan saat Abian membuka salah satu pintu dan terlihat ruangan mewah dengan kaca besar sebagai dindingnya memperlihatkan pemandangan kota dengan gedung gedung pencakar langit yang tinggi .

Abian membawa Nayla kesebuah pintu bercat putih . dengan kamar luas dan berdinding kaca seperti ruangan tadi . Nayla kembali meraung meminta dilepaskan . tubuhnya kembali berontak , kaki nya menendang udara tangan nya tak henti hentinya memukul bahu serta dada Abian .

Seketika Nayla merasakan tubuhnya melayang dan mendarat di kasur empuk dengan sprai berwarna putih bersih . Tubuhnya beberapa kali memantul kemudian langsung meringsut mundur saat melihat Abian melepaskan dasinya .

Lelaki itu terkekeh berat dengan suara nya yang serak . Matanya berkilat bahaya dengan aura menyeramkan . Nayla merasa tercekik . Tangisan nya menjadi lebih kencang dari sebelumnya .

"kak Abian aku mohon jangan seperti ini . ini salah kak , INI SALAH" teriaknya dengan mata yang berkaca kaca .

respon Abian hanya terkekeh , Dasi dia lempar ke kasur jas nya dilempar kesembarang tempat . kini sedang berdiri seraya membuka kancing kemeja nya satu persatu .

"aku sudah tidak akan bersabar lagi . kamu harus tahu apa itu hukuman Nayla" ucap Abian dengan suara rendah .

Bulu kuduk Nayla meremang . Dia terus menangis dengan hebat , dengan sisa tenanga nya . dia berusaha berdiri dan turun dari kasur menuju pintu . sedangkan Abian duduk dengan santai nya di pinggir kasur seraya melihat aksi Nayla .

Nayla berkali kali berusaha memutar knop pintu berwarna putih itu sesekali menggedor gedornya . tapi Nihil pintu itu tak bisa terbuka .

"toloong , hikkss,, buka pintu nya tolong hikkss" Nayla meraung dengan keras . menoleh kebelakang dengan Abian yang tersenyum miring .

"kak Abian aku mohon , tolong bukain pintu nya . Nayla mohon hikksss" kedua tangan nya dia katup kan seolah memohon pengampunan . wajah nya memohon dengan memelas .

Tapi sayang nya , Abian menyukai hal ini . Senyuman tersungging di bibirnya menyenangkan melihat wajah Nayla yang berantakan.

Dia membayangkan jika wajah itu berada dalam kungkungannya . Memerah , meraung dan menangis menyedihkan. Ahh , Abian menjadi sangat tidak bersabar.

Abian berdiri dari duduk nya , menghampiri Nayla dengan langkah pelan . lalu berjongkok didepan gadis yang kini luruh di lantai dengan tangisan yang masih kencang .

Tangan besar Abian mengelus lembut pipi Nayla . senyumannya bertambah lebar kala melihat ketakutan di mata Nayla .

Nayla menggeleng dengan keras . Dia mendorong Abian dengan sekuat tenaga . Namun kenyataannya malah dia yang terdorong hingga menabrak pintu yang ada di belakangnya . Nayla meringkuk ketakutan sembari menangis dengan keras .

"kakak jahat , aku bakal aduin kakak ke ayah sama bunda . biar mereka tahu kelakuan anak sulung nya yang gila" teriak Nayla seraya menunjuk Abian . kepala nya menggeleng dengan keras .

Abian justru tertawa dengan keras bahkan sampai mendongak . kepala nya dia angguk anggukkan beberapa kali .

"ya , silahkan saja . silah kan kau adukan aku ke mereka" Abian tersenyum sinin "Bagaimana kalau kita rekam saja nanti , biar aku tunjukkan seberapa gilanya aku , hm ? "

Nayla menangis histeris . dia meringkuk memeluk tubuhnya sendiri , kaki nya mencoba menendang Abian agar menjauh . Dia bahkan tak mampu melihat wajah menyeramkan itu . Nayla ingin rasanya menghilang sekarang .

"Bagaimana, bukan kah kita harua membuktikannya sekarang" Abian terus mendekat menarik dan menahan kaki Nayla yang memberontak . lalu berbisik ke telinga Nayla " seberapa gila nya aku " bisiknya dengan suara berat .

Tanpa aba aba , tubuh Nayla sudah dalam gendongan Abian yabg berjalan menuju kasur .

'"JANGAN !! NGGAK MAU , AKU GAK MAU . TURUNIN !! ""

Nayla meringkuk memeluk tubuhnya . Mata nya merabun akibat air mata nya yang tak henti mengalir . didepannya Abian tengah membuka kancing nya yang belum selesai ia lepaskan . Nayla bukan gadis polos yang tidak tahu apa apa , untuk melihat kilatan nafsu di mata sang kakak .

sekarang apa yang ditakutkan seperti nya akan terjadi . Nayla tak bisa berbuat apa apa . percuma juga berteriak ruangan ini cukup kedap dengan suara . Bagaimana dengan kaca ? ah , tidak Nayla tidak ingin mati dengan sia sia jika harus lompat .

Abian tak menggubris isakan dan permohonan Nayla sekalipun dia memasang wajah yang memelas .

"enggak kak , jangan seperti ini , ini salah hikss"
Nayla bersimpuh di antara kedua kaki , nemohon dengan katupan tangan yang digesek dengan cepat .

"salah nya dimana? kita bukan kandung . kita hanya saudara angkat"

"memang bukan . tapi orang tua kakak sudah jadi orang tua ku juga bukan . lagi pula ini hanya nafsu sesaat kakak saja" jerit Nayla dengan menunjuk nunjuk wajah Abian .

"memang" Abian menjawab dengan santai . "harusnya sudah tau dari awal bukan kalo aku akan melakukan ini" Abian tersenyum miring .

"GILA , KAKAK GILA . KAKAK TAU KALO KAKAK TETEP LAKUIN INIBKITA BERDUA AKAN BERDOSA KAK , BERDOSA" teriak Nayla lagi . teriakan yang membuay suara menjadi serak .

Abian tertawa berat mendengar Nayla yang menangis histerus dengan suara yang mengencang. Abian merunduk membungkuk untuk menghampiri Nayla yang berada di ujung ranjang . Gadis itu menangis semakin histeris . Kaki nya menendang tangan dan udara tak perduli jika tendangan nya itu akan mengenai kakak nya .

Nayla menggeleng ribut , bercicit agar Abian segera menjauh darinya .

"tolong kak , Nayla mohon ,,, hikkss " lirihnya . Matanya bergetar tak berdaya.

Abian menarik kencang kaki Nayla sampai gadis itu tertidur . segera ia kungkung tubuh itu yang akan bangkit lagi . Abian mencekal kedua tangan gadis itu keatas kepala , Nayla kembali menggeleng , tangisan nya menjadi semakin kencang . Dia menendang apapun didekat kaki nya .

"DIAM "

Sentakan itu membuat Nayla tersentak kaget . Matanya melebar memandang wajah kakaknya yang terlalu dekat dengan tatapan yang masih tajam .

"lebih baik kau diam , dan nikmati saja . kalau kau terus berontak maka jangan salah kan aku jika aku akan berbuat kasar padamu" ucap Abian penuh penekanan . Napas berat Abian membuat Nayla merinding hebat .

Genangan air terus mengalir di wajah Nayla. jika isakan dan permohonan nya tidak membuahkan hasil . maka Nayla akan terus memberontak sampai terlepas dari kakak angkatnya ini .

"Kak lepasin aku . kakak fikir aku jalang . aku bukan pemuas nafsu . lepasin aku"

"aku tidak mengatakan itu"

"tapi yang kakak lakukan sekarang justru mengatakan nya secara langsung"

Nayla berusaha melepaskan kedua tangannya . Rahangnya mengeras , tatapan memelas kini berubah menjadi marah .

Pipinya langsung di cengkram oleh Abian . lelaki itu terlihat marah . kilatan emosi jelas terlihat di matanya barengan dengan wajah yang mengeluarkan aura menyeramkan . Nayla merasa tercekik dengan aura menyeramkan itu.

"sudah kubilang jangan berontak Nayla . rupanya kau sangat suka dikasari . baiklah kalau begitu jangan salahkan aku"

"JANGAN GILA ABIAN . LEPASIN !!" serunya dengan kencang .

Abian tersenyum miring . melepaskan cengkramannya lalu beralih menjambak rambut Nayla yang sudah kusut tak karuan .

"Bagus , coba sebutkan namaku sayang . tapi akan lebih bagus kau sebutkan saat kau mendesah nanti"

Senyuman miring terbit di bibir Abian kerika menarik paksa pakaian Nayla . Abian terkekeh melihat Nayla yang meringsut menutupi bagian tubuhnya . Nayla meringkuk ketakutan berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan Abian dengan bantal .

"jangan kak , aku mohon ,,, hikss "

kepalanya menggeleng ribut , berteriak kebih keras ketika Abian mengambil dan melemparkan bantal ke sembarang arah. Tangan nya berusaha menutupi tubuhnya dari sang kakak .

Abian kembali menarik kaki Nayla sehingga membuat gadis itu kembali tiduran . Nayla berusah mendorong tubuh Abian menyingkirkannya agar menjauh darinya.

"sssh" Abian meringis , memejamkan matanya saat Nayla menampar pipi nya . kemudian kembali menatap gadis itu . dia nelanjutkan aksinya tak perduli dengan makian yang di lontarkan oleh Nayla . Rintihan dan tangisan Nayla pun tak dia dengarkan . Yang di fikirkan nya saat ini hanyalah . hukuman untuk Nayla dan menjadikan Nayla miliknya seutuhnya .

"istirahatlah terlebih dahulu . aku akan membersihkan diri terlebih dahulu"

Abian mengecup lama kening Nayla . perlahan menyelimuti tubuh Nayla yang sudah lemas . dia segera mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi . sebelum itu dia melirik kearah Nayla yang masih menangis dalam diam.

"jangan harap bisa lepas ,setelah melakukannya" bisiknya . Melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi .

""""""

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience