bab 21

Short Story Completed 4481

pada awalanya mereka akan makan bersama di kantor . tapi Abian merasa mereka perlu keluar untuk makan . lalu Abian memilih untuk mendatangi sebuah restoran seafood . Abian ingat sekali kalau Adiknya ini sangat menyukai makanan laut . jadi kali ini dia mengajak Nayla untuk makan makanan Laut .

"kak ini ?" tanya Nayla pada Abian .

Abian tersenyum lalu mengangguk " iya , ini restoran seafood . disini seafoodnya masih lada seger seger tau . kakak tau dari Adrian katanya kamu suka seafood jadi dia rekomendasiin ke kakak "

"ih , kak Abian aku suka banget . udah lama ga makan seafood . terakhir makan bareng kak Adrian . tapi dia ga ikut makan cuma liatin doang"

" hehe , jelas lah dia ga ikut . dia itu sama kayak bunda Alergi makanan laut . Makanya kalo dirumah ga pernah ada yang masak makanan laut kan"

Nayla mencoba mengingat ingat . " ah iya benar pantas saja , trus kalo kak Abian sendiri?"

Abian menggeleng , "aku bisa makan kok , cuma memang tak terlalu banyak paling sedikit saja "

"hmm , sayang sekali . kayak nya yang bakal kenyang aku lagi deh "

"gapapa biar calon kakak cepet gede "

Sebelum menjemput Nayla . Almira berpesan untuk mengunjungi butik langganannya . Karena Almira memesankan gaun pengantin disana , kebetulan hari ini orang butik ingin melihat langsung Nayla agar bisa membuatkan model gaun yang sesuai keinginan Nayla juga ukuran yang sesuai dengan sang mempelai .

Abian segera malajukan mobilnya . melalui beberapa kemacetan panjang . setelah itu kembali memarkirkan mobilnya didepan bangunan tiga lantai . Abian segera turun dari mobilnya dengan cepat membuka pintu mobil Nayla . kemudian menggandeng tangan Nayla sampao masuk kedalam butik .

Sepanjanng jalan Nayla tersipu malu akibat sikap Abian yang tiba tiba mendadak menjadi romantis . Padahal biasanya dia tidak seperti ini . sesampai nya di dalam butik dia bertanya pada salah satu pegawai nya . dan langsung disuruh menaiki lift ke lantai 3 . karena mereka memang sudah di tunggu orang di atas .

"waw , jadi ini calon pengantinnya . wajah nya berseri sekali " ungakap seseorang yang sudah menunggu kehadiran mereka .

"mbak jangan seperti itu , nanti Nayla malu " bisik Abian pada wanita yang diperkirakan seumuran dengan Abian .

"kenapa malu , nggak dong Nayla ya . kenalin aku Maira , sepupu Abian calon suami mu . Abian setahun lebih muda dari ku "

Nayla jelas ingat nama itu sering disebut kala mereka sedang bersama . tapi memang tak pernah bertemu karena Maira sering keluar kota .

"ah iya , aku Nayla kak " jawab Nayla ramah .

"yasudah , kita mulai fitting baju nya sekarang ya . di ruang ganti sudah ada beberapa gaun yang aku rasa cocok untuk kamu . tapi kalo kamu kurang suka aku bisa buatinagi sesuai keinginan kamu" serunya ramah .

Nayla mengangguk mengikuti arahan Maira . beberapa kali dia meangganti baju pengantin dan ia tunjukan ke Abian agar mendapat pendapat dari Abian . Lelaki itu seperti terbius , setiap kali Nayla memperlihatkan diri mengenakan gaun pengantin responnya hanya menganga .

"jadi gimana kak ? gaun yang pertama , kedua atau ketiga ? "

"semua nya bagus kok Nay kalo kamu yang pakai"

Nayla mendengus kesal . bukan jawaban seperti itu yang dia inginkan begitu juga Maira rasanya ingin sekali menjitak kepala sepupu nya itu . kareba dari tadi responnya hanya menganga tak berkedip .

"sudahla , begini saja aku bikin kan gaun seperti ini saja" Maira memberikab sketsa gaun yabg baru semalam dia buat . Tanpa pikir panjang Nayla dan Abian menyetujinya karena rancangan itu sangat bagus menurut mereka berdua .

"oke Nayla , kita ukur badan kamu dulu ya biar aku gampang membuatnya "

Setelah selesai dengan masalah gaun . mereka memilih untuk mengobrol ngobrol sebentar .

"aku heran , kenapa Nayla bisa suka sama kamu Abian"

"oh jelas aku tampan juga mapan" seru Abian dengan percaya diri langsung mendapat pukulan dari Maira .

"aku tidak bertanya padamu Abian , aku bertanya oada Nayla "

"tapi dia diam saja , itu berarti jawaban ku sudah benar"

"Ah sudahlah . malas aku berurusan dengan mu"

"aku pun "

Nayla hanya terkekeh melihat tingkah kedua saudara ini . benar ala yang di katakan Almira padanya . mereka berdua tidak akan pernah akur jika dipertemukan. sewaktu kecil Maira sering menangis akibat ulah Abian yang tak pernah mau mengalah . tapi walau begitu Abian tetap menyayangi sepupunya itu . dia akan maju paling depan jika ada yang mengganggu Maira .

Setelah mengobrol cukup lama . mereka memutuskan untuk pulang . kebetulan hari semakin petang . Mereka sudah berjanji untuk pulang sebelum jam makan malam .

ditempat lain Monika dan Raihan sedang memulai rencana jahat mereka . bertemu disebuah bar namun kali ini Raihan tak datang sendiri . Raihan membawa sah satu temannya . mereka lanjut kesebuah hotel , memasuki kamar hotel bersama . tak lama sekitar lima belas menit saja merek bertiga kembali keluar dari hotel . Dengan gelak tawa yang menggelegar . saling berjabat tangan seolah sedang melakukan perjanjian

"udah beres kan ? sisa nya gua yang bikin . gua pamit dulu masih banyak urusan " pamit teman Raihan .

"oh oke bro ,thanks yaa . jangan lupa buat senyata dan serapih mungkin" seru Raihan seraya menepuk pundak temannya .

"oke bro "

Setelah kepergian temannya . Monika malah menarik masuk Raihan ke kamar hotel . kembali melakukan aksi mereka seperti sebelumnya . Raihan tak bisa menolak , dia juga menginginkannya .

Suara desahan terdengar menggema di kamar hotel . Monika dan Raihan dibuat mabuk kepayang . Mereka terus melakukan itu padahal tak saling mencintai .

"sshh ahh " erangan itu keluar dari mulut mereka berdua secara bergantian.

setelah beberapa menit , mereka menyelesaikan nya . Tubuh yang lemas dengan hanya tertutup selimut putih yang tebal . mereka masih mengatur Napas mereka agar kembali normal. mereka saling bersender di sisi ranjang . memainkan ponsel mereka . menatap gambar yang ada didalam ponsel mereka . Wajah Nayla dan Abian yang sedang tersenyum.

"sebentar lagi kau jadi milikku" batin kedua orang itu dengan menatap sosok yang berbeda di ponselnya.

Entah sudah berapa kali mereka melakukannya . Tapi mereka seperti tak ada puasnya . mereka saling menginginkan tapi mencintai orang lain .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience