bab 17

Short Story Completed 4481

Nayla tengah bingung dengan sikap Raihan akhir akhir ini . Sikap nya berubah drastis sejak hari penolakan itu . Benar kata orang tidak ada pertemanan setelah penolakan. padahal barusan mereka berpapasan tapi Raihan sama sekali tak melirik ke arahanya .

Jelas jelas Nayla sebesar ini berdiri di tengah koridor , mana mungkin dia tak melihat nya .
"mungkin emang udah ga mau kenal lagi " ucapnya pelan . langkahnya terus dia bawa menuju depan kampus .

Silvia sedang ada urusan dengan salah satu dosen . makanya setelah kelas bubar dia langsung menghilang . Nayla berjalan seraya menggerutuk kecil . hari ini benar benar terasa membosankan pikirnya .

Nayla menghela napas merasa lelah , mirik ke arah jalan raya yang dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang .

"non , Nayla"

Nayla membalikkan tubuhnya , ada seorang pria parubaya yabg tersenyum kearah nya. Dia berusaha mengingat sesuatu . ahh , bapak ini adalah sopir kantor Abian yang pernah mengantarnya dulu .

"iya pak , saya " Jawab Nayla mengangguk dengan senyuman ramah .

"mari non saya antar , kebetulan pak Abian menyuruh saya menjemput non Nayla "

[nanti mampir ke kantor ku ]

ucapan Abian kembali terulang . dia ingat kalau kakak nya menyuruhnya untuk datang .

Nayla mengangguk lagi " baik pak , terima kasih"

"iya , mari non "

Nayla mengikuti arahan pria itu berjalan menuju mobil hitam yang terparkir di sebrang jalan . lalu melaju meninggalkan area kampus . melewati beberapa kemacetan yang tak terlalu berarti .

Setelah Dua puluh menit mobil berhenti di tepat didepan bangunan kantor yang menjulang tinggi . pintu lalu dibukakan oleh supir . Nayla tersenyum seraya berterima kasih sebelum akhirnya memasuki area kantor . setelah bertanya kepada resepsionis . dia langsung dipersilahkan untuk naik menggunakan lift menuju ruangan Abian.

Setelah pintu lift terbuka , Nayla segera melangkah menuju meja sekretaris Abian namun tak mendapati siapapun disana . karena tidak ada siapapun dia langsung saja melangkahkan kaki nya memasuki ruangan Abian . Dia mengetuk pintu beberapa kali tapi tak mendapat sahutan lalu dia memberanikan diri membuka pintu itu.

Sesaat setelah membuka pintu , Naura di buat menganga tak percaya . apa yang baru saja dia lihat . seorang wanita dengan kancing kemeja yang terbuka tengah menindih Abian yang berusaha mendorong wanita itu . Mata nya mulai berkaca kaca . kotak kue berisi donat yang sengaja dia beli ketika diperjalanan menuju kesini . Tanpa sadar lolos dari genggamannya .

"KAK ABIAN " pekiknya ,

sontak membuat Abian dan juga wanita itu melihat kearah nya . Abian masih berusaha melepaskan diri dari wanita itu . Sedangkan wanita itu tersenyum miring saat Nayla memergokinya .

"Nayla , Tunggu dulu jangan pergi " teriak Abian saat melihat Nayla melangkah menjauh dari ruangannya. tak menghiraukan teriakan nya .

"minggir Monika "

Abian mendorong wanita itu dengan kuat . sehingga membuat wanita itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh kelantai. Namun dengan cepat , wanita itu kembali berdiri , menahan lengan Abian yang hendak melangkah keluar .

"Abian tunggu , ngapain sih ngejar dia "

Wanita itu terus merayu Abian agar tak mengejar Nayla . masih dengan kemeja yang belum dikancing kan . dia berusaha menempelkan benda kembarnya itu ketubuh Abian .

"monika , apa kau tak punya harga diri ? kamu pikir dengan kamu melakukan hal murahan seperti ini aku menjadi suka padamu . bahkan sekali pun kamu bertelanjang tanpa sehelai pakaian pun aku tak akan sudi menyentuhmu" seru Abian memaki dengan tatapan meremehkan .

"apa yang kau lihat dari anak kecil itu Abian . jelas aku lebih segalanya dari nya . kau juga tahu betul kalau aku sudah menyukaimu dari dulu . tapi kenapa malah dia yang kau pilih , padahal dia baru sebentar hadir di hidupmu"

"dia berbeda dari mu , dia segala nya untukku . dia tidak murahan seperti mu yang rela melakukan hal rendah demi mendapatkan hati seorang pria"

Setelah mengatakan itu Abian segera berlari keluar mengejar adiknya . Dengan harapan adiknya belum terlalu jauh dari kantornya . Abian melihat helen yang baru saja hendak duduk di kursinya . pantas saja wanita gila itu bisa masuk ternyata helen tidak ada di meja nya sehingga membuat Nayla menjadi salah paham .

"helen , apa kamu lihat Nayla ?"

Kebetulan sebelumnya Helen memang melihat Nayla keluar dari ruangan Abian dengan menangis tapi dia tidak mengerti mengapa Nayla bisa keluar dengan keadaan seperti itu . Namun setelah melihat kepanikan dari bos nya dan melihay wanita yang dilarang masuk oleh bosnya dia mulai mengerti dan sedikit merasa bersalah karena meninggalkan meja nya tadi .

"iya pak , tadi dia keluar ruangan bapak terus nangis. dia tak berkata apapun trua berkalan kearah luar pak "

Abian terus berlari memencet nomor di lift dengan terburu buru . saat lift terbuka . langkahnya dia lebarkan , mencari sosok Nayla kesana dan kemari Tapi nihil Nayla sudah menghilang .

Abian kembali menuju keruangan nya bermaksud untuk mengambil beberapa barang pribadinya . Dia akan pulang kerumah , kemungkinan Nayla sudah pulang ke rumah pikirnya . Dia harus cepat meluruskan kesalah pahaman ini .

Sebelum benar benar meninggalkan kantornya dia mendatangi meja helen untuk menanyakan jadwal nya hari ini terlebih dahulu .

"helen , apa hari ini saya ada jadwal penting ? "

"tidak ada pak "

"baguslah aku akan pulang sekarang , jika ada berkas yang perlu aku lihat kamu bisa kirim email ke saya "

"Baik pak"

Abian lalu melangkah keluar dengan terburu buru . wajahnya berubah menjadi mode serius . Dia terus memanggil manggil nama Nayla dalam hatinya .

Nayla terus melangkahkan kaki nya menjauh , sejauh jauhnya dari kantor Abian . Sampai akhirnya dia terduduk di sisi jalan dengan wajah yang ia tundukkan akibat menangis .

Sampai akhirnya terdengar suara motor berhenti tepat didepannya.

",Nayla "

Nayla menghentikan isakannya . mendongakkan kepalanya memperlihatkan wajah kusut dan mata yabg memerah akibat menangis.

"kamu Nangis?"

"kak Raihan , hiksss kak Abian hikss Jahaaat hikss "

Nayla meracau dengan suara yang sesegukan . Air mata nya terus mengalir deras . membuat Raihan kebingungan sendiri. setiap ditanya dia hanya menjawab Kak Abian jahat . Raihan sendiri tak tahu siapa Abian itu . Dia juga tak mengerti cara menenangkan wanita yang sedang menangis . Setelah Nayla sedikit tenang , Raihan pergi ke minimarker terdekat . membeli dua buah ice cream .

"Nih , makan dulu biar tambah tenang" ucap Raihan menyodorkan satu buah Ice cream .

"eum , makasih kak" seru Nayla dengan suara yang parau .

Raihan tak berani banyak bertanya , dia takut gadis ini akan kembali menangis jika dia menanyakan sesuatu . Tapi satu yang dia ketahui , seperti nya dia menangis oleh lelaki bernama Abian . karena selama menangis dia terus menyebut lelaki itu jahat .

"gimana? udah tenangan kan ?"

Nayla mengangguk seraya tersenyum "makasih kak " .

Raihan mengangguk beberapa kali "ga masalah , ayok sekarang aku antar pulang"

Nayla menggeleng ribut , dia tidak ingin pulang apalagi dia akan bertemu dengan Abian . Dia bahkan belum siap untuk bertemu dengan lelaki itu .

"nggak , aku ga mau "

"ayolah Nay , ini sudah sore "

Nayla sedikit terdiam , dia seperti memikirkam sesuatu . Dia sedang tidak ingin pulanh . tapi tidak mungkin juga dia akan tetap disini . Silvia langaung terlintas dalam fikirannya , dia berniat untuk menginap disana.

"oke , tapi antar aku ke kosan Silvia saja kak"

"kami serius ? nggak langsung kerumah kamu saja"

Nayla menggeleng , "tidak kak , kerumah silvia saja"

"baiklah , ayo cepat naik"

Setelah beberapa menit , Akhiran mereka sampai pada sebuah bangunan dengan beberapa pintu yang dicat warna yang sama . Nayla segera turun dari motor Raihan . tak lupa mengucapkan Terima kasih dengan senyumam ramahnya . Sebelum kembali melajukan motornya Raihan sedikit menganggukkan kepalanya dan juga tersenyum kearah Nayla .

Nayla melangkahkan kaki nya menuju pintu nomor tiga . dia mengetuk beberapa kali hingga sang pemilik muncul dari dalam ruangan.

"Nayla "

Silvia terkejut dengan kedatangan Nayla kali ini . tak ada kabar sama sekali , bahkan kini Nayla datang dengan mata sembab dan berkaca kaca .

"kamu kenpa Nay , ayo masuk"

Buru buru Silvia mempersilahkan Nayla masuk . karena dia bisa lihay dari mata Nayla yang semakin berkaca kaca seolah tak bisa menampung tangisan nya lagi .

"cerita cerita kenapa? ada apa? kenapa kamu kesini tiba tiba tanpa kasih kabar terus malah nangis kayak gini"

"hiksss , kak Abian Sil hikksss kak Abian jahat "

"kak Abian?" Silvia mengerutkan keningnya "kenapa dia?"

"hari ini dia nyuruh aku kekantornya ,,, hikkks ,, terus hikkss ,, terus pas sampe sana dia malah ,, hikss ,, malah berduaan sama seorang perempuan hikksss "

Tangis Nayla semakin kencang saat mencoba menceritakan kejadian yang telah dia lihat . Silvia memeluk sahabat nya itu untuk memberikan rasa tenang . Dia tak kaget jika Nayla menjalin hubungan dengan Abian yang dia ketahui sebagai kakak Angkatnya itu . karena dari awal Nayla sering bercerita semua hal padanya . Dari dia yang merasa risih bahkan sampai sekarang sudah bisa menerima Abian sebagai kekasihnya.

"mungkin itu rekan kerja nya Nay "

Nayla menggeleng " nggak Sil , saat aku masuk wanita itu sudah menindih tubuh kak Abian dengan kancing kemeja yang sudah terbuka" ucap nya dengan sorot mata yang marah mengingat apa yang telah dia lihat .

Silvia melotot kaget , benar kah Abian seperti itu pikirnya . Tapi dari yang dia lihat Abian sepertinya tidak akan melakukan hal semacam itu .

"oke tenang dulu , apa kamu melihay wajah kakak mu saat itu ? apa dia terlihat menikmati atau malah marah , bisa saja kamu salah paham kan ?"

Nayla menjadi ragu pada ingatannya . Dia memang tak melihat wajah Abian yang menyukai kegiatannya saat itu . Bahkan saat dia mengetuk pintu, dia sempat mendengar teriakan marah dari Abian seolah mengusir seseorang .

"Aku gatau , aku langsung lari saat itu juga . Tapi aku sempat dengar kak Abian teriak memanggil namaku . Tapi , wanita itu sepertinya menghalanginya" ucapnya lirih .

Silvia mengangguk angukan kepalanya beberapa kali . seolah tahu apa yang tengah terjadi . Silvia rasa sahabatnya ini salah paham dengan Abian . dan sepertinya wanita itu memang bermaksud ingin menghancurkan hubungan sahabtnya itu . tapi siapa wanita itu ?

"yasudah , tapi sekarang sudah sore kamu ga mau pulang? kakakmu pasti nyariin kamu "

Nayla kembali menggelengkan kepalanya " gak mau , aku gak mau pulang. aku mau menginap disini saja , boleh yaa" ucap Nayla memohon.

Silvia menghembus napas pasrah , tidak mungkin baginya memaksa Nayla pulang sekarang .

"oke , tapi sebelum itu kamu harus izin ke bunda mu dulu "

"okee" Senyuman Nayla mengembang saat Silvia memberikan izin padanya untuk menginap disana . Dia segera menelpon Almira untuk meminta izin menginap dikosan Silvia . Dengan beralasan mengerjakan tugas akhirnya Almira memberikan izin kepada Nayla apalagi tempatnya juga dekat dengan kampus .

"""""

Setelah sampai dirumah Abian berlari kesana kemari mencari keberadaan Nayla namun nihil . bahkan dikamarnya pun Nayla tak ada disana. Hingga tiba jam makan malam , batang hidung Nayla tak terlihat . semakin membuat Abian khawatir dengan adiknya itu . pikirannya menjadi gusar memikirkan keberadaan Nayla sekarang .

"bun , tumben Nayla belum turun . Adrian panggilin ya "

Untung saja Adrian bertanya , Abian sontak mengalihkan pandangan nya kearah Almira berharap mendapat jawaban dari sang bunda .

Almira tersenyum kemudian menggeleng " jangan , adikmu sedang menginap dirumah temannya .Katanya ada tugas yang sudah hampir deadline jadi dia memilih mengerjakannya dirumah temannya itu . dan dia bilang tempatnya juga tak jauh dari kampus . jadi bunda ijinin "

Adrian hanya mengangguk anggukan kepalanya , sedangkan Abian merasa lega kini dia tau harus mencari Nayla kemana . Abian menebak kalau Nayla menginap di tempat Silvia , karena dia tahu Nayla tak begitu banyak teman yang akrab . dan Nayla juga sering minta untuk diantar kesana . Abian menggerutuki dirinya , kenapa dia sama sekali tak kepikiran untuk memeriksa Nayla disana .

Besok Abian berencana akan menemui Nayla disana. Meluruskan kesalah pahaman yang terjadi padanya . Dia tersiksa jika harus di diamkan oleh Nayla seperti ini . semua pesan yang dia kirim tak satu pun di balas bahkan di baca pun tidak . begitu juga telpon , dia selalu menolak telpon darinya .

"""""

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience