Suasana mendadak jadi ricuh . Nayla mematung dengan apa yang tengah terjadi padanya . Raihan tiba tiba menyatakan cinta padanya , padahal sekarang mereka tengah berada di taman kampus . banyak anak kampus yang sedang berada disini melihat aksinya . seruan dan juga sorakan agar Nayla menerima cinta Raihan membuat Nayla semakin kaku untuk menjawab . Belum lagi Silvia yang semakin menhompori nya untuk segera menerima Raihan .
Dengan perasaan gugup . Nayla mengedarkan pandangan matanya kebeberapa sudut taman . Perasaan nya menjadi campur aduk bukan karena Raihan yang menyatakan cinta nya . Namun dia takut kalau diantara gerombolan mahasiswa yang berada di taman ada satu sosok yang paling dia takuti sekarang ini . Apalagi jika orang itu melihat kejadian ini , dia akan sangat marah besar padanya .
Benar saja , setelah beberapa kali melihat ke penjuru taman . Mata Nayla tertuju pada mata yang sudah menatap tajam ke arahnya . mengepalkan tangannya menunjukkan bahwa dia sedang menahan emosinya . Melihat Abian yabg sudah hampir meledakkan emosi nya. Nayla langsung memalingkan pandangan nya kearah Raihan yang sedang menantikan jawaban darinya . kemudian menarik lengan Raihan menjauh dari kerumunan . Setelah dirasa cukup sepi , Nayla segera melepas tangannya dari tangan Raihan .
"maaf kak, disana terlalu ramai"
"iya gapapa nay , ngomong ngomong apa jawaban kamu"
"hmm anu ,, hmm , a-aku,,, maaf kak aku ga bisa terima kakak" jawabnya seraya menundukkan kepala .
Raihan tersenyum menahan rasa kecewa nya . matanya sedikit berkaca kaca kala cinta nya ditolak . tapi dia masih berusaha mengerti dan menerima keputusan Nayla .
"ah , pantas saja kamu tarik aku kesini . oke gapapa Nay . tapi kita masih bisa deket kayak sebelum nya kan ?"
"maaf" lirih Nayla masih dengan kepala tertunduk .
"gapapa nay . tapi setidak nya terima bunga ini sebagai lambang pertemanan kita. aku pergi dulu , makasih udah kasih kesempatan buat nyatain cinta ke kamu"
Raihan memberikan bunga nya . sebelum pamit dan meninggalkan Nayla yang masih tertunduk . Sakit , kecewa dan rasa nya ingin menangis . Namun , cinta tak dapat ditebak bukan . Raihan menerima semua keputusan yang di ambil Nayla . apalagi Nayla juga sudah dengan sangat baik , menolaknya tidak pada kerumunan orang banyak tadi .
Silvia melangkah mencari keberadaan Nayla dan Raihan . lalu tak sengaja melihat Raihan yang keluar dari balik pohon besar dekat taman dengan wajah yang sudah pasti tak bahagia. Dia segera melangkahkan kaki nya menuju pohon besar yang dia yakinin Nayla masih berada disana .
Benar saja saat sampai Silvia sudah melihat Nayla yang terduduk lemas dengan tangan memegang bucket bunga yang tadi digunakan Raihan untuk menyatakan cintanya . keningnya mengerut , sebenar nya apa yang terjafi diantara mereka . bunga sudah ada di tangan Nayla tapi mengapa Raihan pergi dengan wajah yang di tekuk .
"Nay ,"
Suara lembut Silvia berhasil membuyarkan lamunan Nayla . Sedetik kemudian Nayla langsung memeluk Silvia dan menangis dengan kecangnya . Silvia yang kaget dan tak mengerti apa yang sedang terjadi . hanya bisa menenangkan sahabatnya itu . dengan elusan dipunggung Nayla .
"sebenarnya ada apa nay ? aku tadi lihat kak Raihan pergi dari sini mukanya kayak di tekuk gitu . kamu tolak dia ? lalu bagaimana dengan bunga ini "
Tanya Silvia kemudian matanya dia alihkan pada bunga yang masih di pegang erat oleh nya .
"aku ,, aku tolak kak Raihan . tapi aku sakit sendiri Sil . aku juga sebenarnya ada rasa sama kak Raihan tapi hikkssss tapii ,,, "
"tapi apa Nay? kalo suka kenapa harus kamu tolak ?"
Nayla menggeleng lemah , melirik kearah bunga itu lalu kemudian beralih pada wajah sahabatnya .
"aku ada alasan tersendiri"
"okee , sekarang aku ga tau alasan itu . aku juga ga maksa buat kamu ceritain ke aku . tapi sekarang udah ya jangan nangis lagi . bentar lagi ada kelas "
Nayla mengangguk , menghapus sisa air mata nya yang masih menemlel di pipinya . kemudian melangkah bersama Silvia menuju kelas mereka .
"kak Raihan kemana?" ucao Nayla dalam hati .
Setelah sampai dikelas , bahkan sampai kelas habis pun Nayla tak melihat Raihan di kelas . Dia bertanya tanya apa ini akibat penolakan nya atau memang Raihan sedang ada urusan lainnya . Dia kembali menatap bunga pemberian Raihan mulutnya terus bergumam meminta maaf berkali kali pada bunga itu .
Setelah itu dia pulang . karena sedari tadi banyak pesan dan telpon masuk dari Abian . sudah pasti kakaknya itu sudah berada di depan gerbang menunggu nya .
Benar saja , mobil hitam sudah terparkir di depan gerbang . Nayla segera menghampiri dan masuk kedalam mobil itu . memasang sealbelt nya tanpa berkata sedikit pun.
Abian melirik bunga yang di bawa oleh Nayla , dia kenal betul bunga itu dari siapa dan kenapa Nayla bisa memilikinya .
"sebegitu sukanya kamu dengan bunga itu"
Nayla hanya melirik sebentar kearah Abian tanpa berniat membalas . dia tak ada tenaga dan juga sedang mau berdebat dengan kakaknya itu . Namun hal itu malah membuat Abian berdecis kesal , tersulut emosi dan membuat nya melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata . sontak membuat Nayla terkejut juga merasa ketakutan .
"kak Abian , kakak gila ya bawa mobil kebut banget gini . sengaja mau bunuh aku ?"
Abian tak merespon omongan Nayla . emosinya sudah terlanjur tersulut dia malah semakin menambah kecepatan mobilnya . tak perduli Nayla yang terus menerus berteriak meminta untuk di berhenti .
"KAKAK STOP" teriak Nayla lebih kencang dari sebelumnya .
Decitan bunyi ban yang terdengar akibat Abian yang mengerem mendadak terdengar nyaring . Tubuh Nayla yang terpental kedepan untuk masih ketahan oleh sealbelt yang dia pakai . Napas kedua nya yang memburu akibat ulah Abian . Berkali kali Nayla mengambil napas untuk mengontrol degupan jantungnya yang hampir saja copot karena Abian yang membawa mobilnya seperti orang kesetanan .
Nayla memalingkan wajah nya kearah Abian . melotot tajam penuh amarah . mulutnya berkedut tak sabar untuk memaki maki kakaknya itu .
"gila , bener bener gila . kalo kakak mau mati jangan ajak ajak aku . aku masih pingin hidup . bawa mobil udah kayak kesetanan aja . kakak waras ? "
Nihil makian yang sudah di lontarkan oleh Nayla tak berhasil membuat Abian berbicara . justru malah membuat kakak nya itu menginjak gas kembali melajukan mobilnya dengan cepat walau tak segila yang tadi .
mengemudikan mobilnya dengan lincah , menerobos beberapa kemacetan dan lampu merah . Mengemudi kearah yang Nayla tak kenali .
"kakak mau kemana ? ini bukan jalan menuju pulang"
Bungkam , Abian tetap bungkam. sesekali hanya menatap tajam kearah Nayla . Nayla mendadak menjadi takut , sorot mata Abian kali ini kembali mengingatkannya pada Abian yang saat itu menciuminya secara paksa .
Dia menangis menatap Abian yang sama sekali tak mendengar pinta nya untuk ber belok kearah jalan pulang . dia terus memohon tapi Abian tak pernah menggubrisnya . Sampai sampai Abian sudah memarkirkan dan menghentikan mobilnya di tempat yang sama sekali tak dia kenali .
Share this novel