bab 23

Short Story Completed 4481

PLAKKK....

PLAKKKK...

Hendra melayangkan tamparan keras di wajah Monika . Bagaimana tidak , anaknya sudah membuatnya malu dengan hamil diluar nikah tapi malah menuduh dan menjebak orang lain untuk bertanggung jawab .

Hendra mengusap kasar wajah nya . entah bagaimana dia akan menyimpan wajah karena malu nya pada keluarga Abian . Dia juga merasa marah , sebab telah di bohongi habis habisan oleh anaknya itu .

" puas kamu Monika membuat papa kehilangan wajah di depan pak Wira dan keluarganya ? "

Monika hanya tertunduk menangis seraya memegang pipi nya yang masih memerah akibat tamparan sang ayah .

" papa ga mau tau kamu harus menikah dengan Raihan"

Monika mendongakkan kepalanya kemudian menggeleng . " gak , Monika ga mau pa . Monika ga cinta sama Raihan. lagi pula dia masih kuliah pa "

" kamu bilang ga cinta sama Raihan tapi kamu hamil anak dia , papa juga ga perduli mau dia masih kuliah atau tidak . dia harus tetap bertanggung jawab "

"Tapi pa,..."

" Tidak ada tapi tapian Monikah , sudah cukup kamu buat papa malu dengan kehamilan kamu ini . papa ga mau malu lagi karena kamu melahirkan tanpa suami "

Keputusan Hendra sudah mencapai final . Secepatnya dia akan mencari Raihan untuk segera meminta pertanggung jawaban nya . lagi pula laki laki itu sendiri yang bersedia bertanggung jawab . hanya saja Monika yang terlalu terobsesi dengan Abian sehingga berusaha menjebak Abian.

Hendra kembali mengusap wajahnya kasar kemudian pergi meninggalkan Monika yang masih meraung luruh di lantai . Kepala nya sudah hampir pecah oleh anak semata wayangnya itu . Dia tak habis fikir anaknya punya pikiran seperti itu . Dia juga menyalahkan diri nya sendiri . Sebab dari kecil dia selalu memanjakan putri nya itu . Bahkan ketika anaknya berbuat ulah , dia selalu menyelesaikan nya .

Monika berjalan menuju kamar nya dengan di papah oleh sang mama . Hilda tak tega melihat keadaan anaknya yang seperti ini . menyakitkan melihat anaknya seperti ini . wajah yang berantakan , bibir berdarah akibat tamparan yang dilayangkan Hendra padanya . Air mata yang tak kunjung ada habisnya . Tapi , hilda juga begitu kecewa dengan perbuatan yang dilakukan sang anak . Dia tak menyangka jika anaknya bisa tumbuh menjadi wanita seperti ini . menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan lelaki yang dia cintai .

Monika merebahkan tubuhnya dengan bantuan Hilda . Hilda membersihkan wajah nya berantakan . Setelah itu menyuruhnya agar segera beristirahat. Monika mulai membenamkan mata nya perlahan menandakan kantuk nya sudah mulai mendatangi nya .

Hilda terus menatap sendu putri satu satunya yang tengah terlelap dalam tidur nya .Menangis mengingat pristiwa yang terjadi di rumah Abian . Dia merasa bersalah karena terlalu memanjakan nya sehingga membuat putri kesayangannya itu berubah menjadi seperti ini .

Hilda sangat tahu seberapa besar rasa cinta yang di miliki Monika untuk Abian . karena sedari kecil mereka sering bermain bersama . hingga sekolah menengah atas mereka satu sekolahan Abian merupakan senior di sekolanya . Monika terus menerus menceritakan Abian padanya . Bahkan saat Abian berkuliah pun dia mengikuti jejak Abian .

Tapi takdir berkehendak lain . Abian justru tak pernah menyukai putrinya itu . Bahkan sekarang Abian malah jatuh cinta dengan gadis yang belum lama dia kenal dengan status adik angkatnya .

Hilda juga tak menyalahkan Abian karena memang cinta tak bisa di paksakan . Dia hanya sedih memikirkan putri nya ini . Mengandung dalam keadaan belum menikah . Sebetulnya ayah dari anak yang dikandung oleh Monika sudah siap untuk bertanggung jawab namun justru anak nya lah yang tak mau .

Hilda mengelus pipi Monika lembut , kemudian mencium kening Monika setelah itu keluar meninggalkan kamar Monika .

Tidur monika terusik kala mendengar kegaduhan dari luar kamarnya . Dia segera memaksakan tubuhnya untuk bangun . agar memeriksa apa yang sedang terjadi di bawah sana .

Langkah perlahan menuruni anak tangga dengan langkah gontai . sesekali memegangi kepalanya yang terasa pusing . Muka bantal dengan mata bengkak nya menandakan bahwa dia baru saja terbangun dari tidurnya .

Langkah kaki nya terhenti di ujung anak tangga kala melihat pertengkaran kedua orangtua nya . Yang saling memaki dan menyalahkan . Namanya di sebut sebut dalam pertengkaran itu .

"INI TUH SALAH MAMA "

"ENAK SAJA NYALAHIN MAMA, PAPA YANG SALAH "

"INI TUH TERJADI KARENA MAMA YANG TERUS MEMANJAKAN MONIKA"

"PAPA SADAR DONG , DARI KECIL KALO MONIKA PUNYA MASALAH DI SEKOLAH PASTI PAPA YANG SELESAIN . BAHKAN WAKTU MONIKA MERUNDUNG TEMAN TEMAN NYA , PAPA MALAH MELINDUNGINYA"

Monika menutup mulutnya . Air matanya mengalir tak kuasa melihat kedua orang tua nya bertengkar karena ulah bodoh nya . Dia berteriak kala Hendra bersiap melayangkan tamparan pada sang mama .

"CUKUUPPPPP !! " teriak Monika histeris .

"CUKUP PAH ,MAH ,, HIkkss . JANGAN BERTENGKAR LAGI INI SALAH MONIKA , MONIKA YANG SUDAH BUAT MALU KALIAN Hikksss,,,, MONIKA ANAK TIDAK TAHU DIRI . ANAK TIDAK TAHU TERIMA KASIH. KALIAN TIDAK PERLU BERTENGKAR LAGI , BIAR MONIKA YANG PERGI DARI RUMAH INI AGAR KALIAN TIDAK MALU PUNYA ANAK HAMIL DILUAR NIKAH' pekik Monika .

lalu berlari keluar rumah masih dengan keadaan histeris .terus menyeka air mata nya menggunakan punggung tangan yang sudah hampir memburamkan penglihatannya . Hendra dan Hilda berkali kali mengejar dan memanggilnya tapi tak mendapat respon dari Monika . Monika hanya terus berlari dan berlari tanpa sedikitpun menghiraukan seruan papa dan mama nya yang terus memanggil namanya . Rasa sakit pada telapak kaki nya akibat bebatuan yang tak sengaja di injak karena dia tak memakai alas kaki apapun tak dia rasakan . Yang ada difikirannya hanyalah menjauh dari orang tua nya itu .

Raihan termenung , pikiran nya gusar setelah pristiwa lalu . Sampai sekarang orang tua Monika belum juga menghubungi nya untuk meminta pertanggung jawabannya .

Sebetulnya dia juga merasa sedikit senang jika memang dia tak perlu menikahi Monika karena dia memang tak memiliki perasaan apapun padanya. Tapi , bagaimana pun dia tidak bisa lari dari tanggung jawabnya. Ini semua terjadi karena kebodohannya juga .

"hmm , sudah tiga hari tapiom Hendra belum juga menemui ku untuk meminta pertanggung jawaban . apa dia sudah dinikahkan dengan lelaki lain yang dapat menerima keadaannya? ah ,, kenapa memikirkan itu . bukan kah bagus kalo dia sudah menikah . jadi aku tidak perlu bertanggung jawab lagi " gumam nya .

lalu Raihan dengan cepat menggeleng " ah tidak , ini juga perbuatanku . aku tak boleh lepas tanggung jawab . Setelah kelas usai aku akan kerumah nya saja " lanjutnya .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience