" Arif tu baik kan Mak Munah? Dia sudi tolong Lisa yang hina ni. Padahal dia tak kenal pun siapa Lisa ni " .
Mak Munah tersenyum kelat.
" Lisa, jangan cakap macam tu. Setiap manusia pernah buat silap. Rif tu memang baik. Dia memang suka tolong orang. Sebab tu Mak Munah bangga ada majikan macam dia " .
" Rif dah ada teman wanita? " soal Khalisa tiba-tiba.
Entah kenapa soalan itu yang bermain di mindanya sejak daripada tadi.
" Rif tu sibuk dengan kerja Lisa. Hidup dia hanya ada keluarga dan kerja. Dia tak pernah fikir pun soal kahwin ni. Sebab tu Datin Hayati selalu bising. Rif tu kadang-kadang makan pun boleh lupa sebab kerja punya pasal " .
Khalisa mengangguk faham.
" Oh kiranya Rif memang tak ada teman wanita lah kan? " soalnya meminta kepastian.
" Tak ada. Kenapa Lisa tanya? " .
" Saja jer Lisa tanya. Mana lah tahu kalau-kalau Rif tu dah ada teman wanita kan. Mesti teman wanita dia tak selesa bila Lisa tinggal sekali kat sini " .
" Oh. Lisa tak payah lah risau ea. Tapi nanti bila Datin Hayati datang, Lisa kena sembunyi ya. Datin Hayati tu lain sikit. Rif takut dia salah faham nanti " .
" Takpa Mak Munah. Lisa faham. Rif dah izinkan Lisa tumpang kat sini sampai Lisa bersalin pun, Lisa dah cukup bersyukur " jawabnya tenang.
" Lisa jangan lah ambil hati pula ya. Datin Hayati tu tak sama macam Rif sebab tu Rif tak nak Datin Hayati tahu kehadiran Lisa dalam rumah ni " .
Khalisa mengangguk.
" Mak Munah jangan risau, Lisa okay jer. Untung bakal isteri Rif tu nanti kan Mak Munah " .
" Untung? " .
" Iyalah Rif dah lah baik. Rajin bekerja. Muka pun hensem, segak bergaya lagi " puji Khalisa.
Mak Munah tersenyum.
" Itulah. Memang beruntung perempuan tu. Tapi Rif tu entah bila nak berkahwin agaknya. Asyik sibuk dengan kerja jer " .
" Nanti adalah tu Mak Munah. Rif tu kan cukup package, mestilah ramai yang nak " .
" Kalau dengan Lisa pun sesuai kan. Apa salahnya kalau dah jodoh kan " Mak Munah mengusap perlahan bahu Khalisa.
" Mak Munah, Lisa ni bukannya perempuan baik. Tak sesuai langsung dengan Lisa. Lelaki yang baik kan untuk perempuan yang baik. Manalah layak untuk Lisa " kata Khalisa merendah diri.
" Siapalah kita untuk menidakkan takdir Allah Lisa. Allah tu maha pengampun, semua orang layak diberi peluang untuk berubah " .
Share this novel