Chapter 44 : False

Vampire Series 3362

Mark POV
Tak ada yang Nampak seperti semestinya. Sesuatu terselip dan terjatuh. Terbang bebas, merasa lepas. Tanda yang tak pernah ku perhatikan sebelumnya. Membuatku bertanya-tanya apa yang terjadi? Rasanya kini berbeda. Dingin, panas, sesuatu yang tak tersentuh. Tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kesalahan, kebenaran hal yang manakah yang menjadi tempat diriku berdiri. Aku mungkin bisa berbohong tapi jauh di dalam lubuk hati ini aku tahu bahwa aku sendiri tak dapat terus lari, tak ada gunanya untuk terus menghindar, dan tak bisa juga terus ku sangkal. Hal ini selalu membuatku bertanya, apakah itu hanyalah sesuatu dalam satu momen? Perasaan sesat? Apakah ini adalah gejolak perubahan? Akankah bertahan selamanya?
Mungkin aku terkesan mengomel ataupun menggerutu kemana arah hidup menerbangkan diriku. Tapi mempertanyakan semuanya juga merupakan satu hal yang tak salah bukan. Kemana diriku belakangan ini? Rasanya pundak ini terasa mulai lelah tuk memikul semua beban ini. Seolah aku hanya berlari di tempat yang sama. Dan hal inilah yang membuat aku mempertanyakan kembali setiap langkah kakiku. Seorang mark terkenal selalu menjalani semuanya sesuai order, melakukan semua hal sesuai rencana. Terus mengapa ada hal yang berbeda untuk semua ini? Perasaan baru kah? One hit wonder or what? Rasanya sesak di dada, bak kapak yang menghujam batang pohon.
Aku harusnya tahu bahwa semua ini bukanlah urusanku. Yeah jika aku mengutarakannya hanya dengan mengandalkan logika pikiran saja, pastinya diriku pantas untuk di cemohi saat ini. Tapi rasanya aku tak bisa berpikir dengan begitu jernih, salah satu organ yang terletak di dalam dada ini mengelak dan seolah terus-terusan mengatakan satu hal yang berbeda.

“Iri, Cemburu” mustahilkah?
“Apa yang harus aku lakukan?”
“Hal apa yang aku cemburukan?”
Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar di dalam kepalaku tanpa henti. Khususnya setelah mata ini menyaksikan semuanya dengan jelas di malam itu.
Rasanya aku tengah menaiki kereta yang memasuki lorong dan tak menemui ujung. Terkebelakang, di tinggal segalanya. Kereta yang tak pernah mencapai tujuan. Guess that’s where I am, I’m frozen by the time.

Flashback ON :
“aku sangat merasa bosan, ntah mengapa. Aku juga tak merasa senang duduk terus di dalam apartemen ini. Sepertinya aku membutuhkan beberapa udara segar di luar sana” (Gerutuku)
“Tapi siapa yah yang bagus untuk di ajak jalan malam ini. Aku gak bisa kalau harus keluar sendiri” (Keluhku)
Ku raih ponsel milikku dan memeriksa status teman-temanku, aku ingin tahu siapa yang free tuk di ajak nongkrong bareng malam ini. Mata terus menyoroti profil mereka satu persatu, jari ini tak henti-hentinya men-scroll ke atas dan ke bawah menyelami dunia maya yang luas ini.
“Sial, semuanya lagi sibuk. Gak ada satupun yang free” (Gerutuku)
“Ada apa sih, kok mereka semua bisa kompak tuk memiliki kesibukan di saat yang bersamaan. What a silly coincident!” (Keluhku)
“Tapi masih ada satu lagi orang yang belum aku tanyakan, haruskah aku mencoba tuk mengajak dirinya?” (Bingungku)
Tak semudah itu bagiku untuk menghubungi dirinya, aku tak mau dia merasa bahwa aku bergantung padanya. Aku gak suka dia nanti akan mengolok-olok diriku. Lumayan butuh waktu bagi diriku untuk mengambil keputusan ini, setidaknya aku sudah mencoba.
Aku mengiriminya beberapa pesan yang tentunya dengan bahasa yang sedemikian rupa telah aku atur agar dirinya tak salah memaknai inti dari chat milikku tersebut. Aku menunggu cukup lama untuknya membalas setiap chat-ku. Dan ntah mengapa pesan tolokan dari dirinya membuatku sedikit terluka. Aku merasa kecewa.
“Sorry Mark aku lagi lelah banget hari ini dan pengen langsung tidur aja. So aku gak bisa nemenin kamu” (salah satu isi balasan dari sacha)
Aku sudah ngabisin waktu lama namun gak ada satupun orang yang sepertinya tersedia untukku. Sacha juga sama aja. Sepertinya aku gak usah harapin orang lain lagi, ini saatnya ‘ME time’. Oh iya liat di sosial media malam ini di happy land ada acara stand comedy di salah satu teater mereka. Dan denger-denger juga akan ada pelawak kelas atas juga yang mengisi acaranya malam ini.Tanpa tunggu apapun lagi aku segera bersiap-siap untuk datang ke sana. Tak lupa juga aku memesan taxi online yang akan menjemputku ke sana.

(Sesampainya disana)
Setelah menyelesaikan urusan tiket di awal tadi, aku pun segera masuk dan berjalan-jalan di sekitar wahana-wahana yang ada. Aku pun juga sudah memastikan bahwa aku telah mendapatkan kursi untuk acara stand up nanti. Tapi sekarang rasanya aku sungguh begitu lapar.
“Mari kita liat jajanan apa yang mereka tawarkan di sini” (Pikirku)
Aku pun melangkahkan kaki ini pergi kesana tuk mencari makanan sesuai seleraku. Setelah mendapatkan makanan yang cocok aku pun mencari sebuah tempat yang sempurna untuk memakannya. Tentunya aku tak mau makan di kerumunan, mereka pasti akan menyoroti diriku. Dan mungkin saja para pengunjung lain akan berpikir bahwa aku adalah seorang jomblo akut.
“Oh hell nah. Aku gak mau menciptakan asumsi di kepala orang-orang. Aku gak datang ke sini untuk sebuah drama” (Batinku)
Sepertinya taman ilusi terlihat cukup baik. Spot sempurna untuk mempertahankan image-ku dari orang-orang yang berada disini. Aku bisa makan dengan tenang disana.Maka aku pun berjalan menuju taman itu lalu mencari spot sempurna untuk menyantap makanan yang baru saja aku beli.

“No, aku juga salah. Aku yang kasih kamu waktu untuk memikirkan semuanya. Jadi aku memang sudah seharusnya memberimu ruang yang kau butuhkan” (Kata Seorang pria yang berada tak jauh dari posisi diriku)
“Sudah, berhenti untuk saling menyalahkan. Kedatanganku kesini mengajakmu yakni untuk memberitahukan keputusanku. Namun sebelumnya aku berterima kasih karena dirimu sudah bersedia meluangkan waktu untuk datang, dan juga sudah bersabar padaku” (Ucap Sang wanita secara samar namun terdengar jelas di telingaku)
“Aku ingin mengatakan bagaimana perasaanku, aku harap ini adalah keputusan yang terbaik” (Lanjutnya)

Aku tahu mungkin terasa tidak sopan untuk mendengarkan obrolan milik orang lain, namun apalah dayaku. Aku kan tak sengaja. Aku di untungkan karena posisi diriku dengan mereka tak terlalu jauh dan sepertinya mereka juga tak melihat diriku. So win-win!Lagi pula dari gelagatnya mereka terlihat begitu dramatisir banget, seolah mereka sedang berada di panggung teater or something. Dari dugaanku sepertinya mereka sedang brantem.

“Dan aku mau mencoba mendalami hal ini dengan lanjut. Jadi sekarang pertanyaanku adalah maukah dirimu menerima aku yang labil ini dengan semua aksi konyol dan mungkin terlihat bodoh yang pernah aku lakukan? Would you take me and teache me what love is?” (Ucap sang wanita yang dari tadi percakapannya terus saja aku dengarkan)
“Tentu saja aku bersedia. Aku akan menerima setiap kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirimu. Biarkan aku menggenggam tangan milikmu ini dan bersama kita jalani hari” (Ucapku lalu mencium dirinya tepat di bibir manis miliknya tersebut)

Lihatlah kini mereka sedang berciuman saat ini. Rasanya aku seperti sedang makan sambil menonton sandiwara secara langsung. Namun rasa-rasanya aku mengenal suara ini. Terasa familiar dan tak begitu asing.

“Berarti sekarang kita pacaran nih?” (Tanya Wanita itu)
“I guess we are. Tentu saja, kecuali jika kamu ingin memutuskan dan mematahkan hati aku sekarang” (Balas Sang Pria)

“Oh sial, gak mungkin. Semua ini gak mungkin terjadi” (Bisikku)
Saat cahaya di taman yang remang ini memantul ke arah mereka, aku bisa melihat sosok pasangan yang dari tadi aku nonton tersebut.
“No” (Teriak Batinku)
“Sacha? Benarkah itu dirinya.” (Ucapku ringan)
Sekarang ntah mengapa rasanya mata ini ingin meneteskan air sucinya. Rasanya dada ini baru saja bergetar hebat. Seolah ada yang baru saja pecah.
“Teganya dirimu” (Kataku secara spontan)
(BERSAMBUNG)
Bagaimana episode kali ini?
Beritahu aku opini kalian di kolom komentar yah!
Sorry kalau banyak kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat!
____
Next episode :
“Berikan apa yang di inginkan oleh mata dunia. Jangan bantah saat tak punya harta dan tahta, Janganlah sungkan tuk memuaskan mata”
.
.
TBC
Thanks yang udah support aku dan meluangkan waktu kalian untuk membaca karyaku ini
I love you all!
Please follow, subscribe, like, vote dan share yah
Setiap respon kalian benar-benar berarti bagi penulis.
See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience