Chapter 8 : Tuesday Night

Vampire Series 3362

*David POV

Hai perkenalkan namaku David Martinez, Aku berusia 21 tahun. Aku adalah salah seorang fotografer di industri Hollywood ini. Aku terhubung dalam beberapa media rumah produksi. Namun sebenarnya aku masih kuliah, aku adalah seorang mahasiswa jurusan Seni. Hidup di LA sangatlah berat apalagi jika kau tak memiliki pekerjaan. Oleh karena itu sejak usia 16 tahun aku sudah mulai mencari pekerjaan hitung-hitung untuk menambah keuangan bulanan ku.

Aku telah memulai karir ku dari seorang kasir di sebuah restoran, barista di beberapa cafe, hingga menjadi talent model di suatu agensi. Namun aku menyadari semua itu tidaklah cukup, karena semakin hari kebutuhan ku semakin bertambah besar dan aku juga harus membayar banyak tagihan termasuk ongkos kuliah ku sendiri. Tak jarang aku juga mengambil cuti semester di kampus karena tak mampu untuk membayar biayanya yang terlampau tinggi. Yup benar kalian pasti berpikir bahwa menjadi talent model itu akan membuatmu kaya, namun tahan dulu pemikiran kalian. Biar ku bantu jawab, menjadi talent model itu tidaklah seberapa gaji yang akan kalian terima, bukannya aku tak bersyukur yah tapi begitulah kenyataannya. Saat kau sukses dipasarkan para agensi akan mulai menuntut mu dengan banyak, entah itu mulai dari alasan pembayaran pelatihanmu, pembayaran gym kamu, ongkos kesana kemari, biaya make up, dan biaya over making lainnya. Dan sadisnya mereka akan langsung memotong semua itu dari gajimu, tak peduli kau talent baru ataupun yang sudah lama running di industri. Terlebih lagi disini kenyataannya model wanita itu lebih laris dan lebih banyak di kontrak ketimbang model pria. Upah pembayaran mereka juga selalu berbeda, para model wanita akan di gaji lebih dari para model pria. Liat aja itu Victoria secret yang isinya Runner-up model wanita, coba sebutkan padaku satu acara sebesar Victoria Secret yang hanya isinya model pria? Nggak ada bukan.

Kalian sebaiknya jangan bertanya tentang keluargaku ataupun kedua orang tuaku, karena aku sudah sangat lama ditinggal oleh mereka. Aku bahkan tak ingat rupanya lagi. Yang ku ketahui aku ini adalah seorang anak yang dibuang ke panti asuhan oleh orang tua kandungku. Parahnya mereka bahkan tak membayar ataupun mendaftarkan ku secara formal, mereka hanya meninggalkan ku di dalam tas bayi didepan pintu gerbang pantu asuhan yang ada di California. Hanya ada pakaian hangat yang melindungi ku dari dinginnya cuaca pada saat itu. Tak ada apapun yang mereka tinggalkan lagi selain tas bayi ini beserta notes yang berisi tentang informasi dasar seperti nama dan tempat tinggal lahirku. Sadisnya bahkan mereka tak mencantumkan nama mereka sebagai orang tua di notes tersebut.

Dan sejak itu aku selalu berpindah tangan dari orang tua yang satu ke orang tua yang lain. Maksudku banyak yang mengadopsi ku dari panti asuhan namun tak ada yang bertahan selamanya, kenapa? Aku juga tak tahu jawabannya namun yang aku ingat setiap orang tersebut pasti akan datang hari dimana mereka bercerai, ataupun masalah keluarga lainnya dan ujung-ujungnya aku akan selalu dikembalikan di panti asuhan yang sama. Kalau di hitung-hitung aku sudah sempat diadopsi sebanyak 12 kali. Gila bukan dan akhirnya aku selalu akan tetap kembali pada panti asuhan yang sama.

Namun akhirnya aku mengetahui sesuatu yang panti asuhan ini rahasiakan selama bertahun-tahun, bahwa setiap anak yang akan di adopsi oleh para keluarga yang akan mengasuh harus menyetor uang jaminan kompensasi sebesar 10rb $ (Dollar) dalam kontraknya. Hal ini agar supaya jika ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi, maka para anak asuh itu sudah memiliki bekal yang bisa menjamin masa depan mereka. Hal ini memang legal loh karena disini setiap orang tidak sembarang bisa langsung mengadopsi anak dengan mudah, akan tetapi ada banyak prosedur dan persyaratan yang harus mereka ikuti step by step.

Jadi kalian bayangkan aja aku udah sempet diadopsi sebanyak 12 kali maka kalau dihitung-hitung kekayaan bekal ku yang seharusnya aku miliki berdasarkan kontrak adalah 120rb $. Namun kenyataannya panti asuhan ini bermain curang, kami para anak yang pernah diadopsi tak pernah diberi tahu soal hal ini. Mereka hanya memperkaya diri mereka sendiri. Makanya aku yang masih berusia 12 tahun melaporkan hal ini pada polisi dan lembaga perlindungan anak. Yup sejak kecil insting ku lebih tajam dari para anak sebayaku, aku pun juga belajar jauh lebih cepat dibandingkan mereka. Singkat cerita, akhirnya polisi melakukan penyelidikan walau awalnya mereka sempat tak percaya karena panti asuhan ini punya reputasi yang sangat baik namun karena kesaksian ku yang begitu detail akhirnya mereka setuju untuk melakukan penyelidikan. Dan benar saja kedok panti asuhan itu benar-benar terbongkar, lalu mereka sekarang dituntut ke pengadilan oleh lembaga perlindungan anak. Akhirnya semua hak kami dikembalikan walau sudah tidak utuh 100% lagi. Aku hanya menerima 75 ribu dari 120 ribu $ yang menjadi hakku. Lalu kami juga di pindahkan oleh lembaga perlindungan anak ke sebuah tempat jaminan sosial. Tetapi tak bertahan lama aku memutuskan untuk kabur di usiaku yang baru menginjak 13 tahun. Tak lupa aku juga membawa semua barangku beserta uang tabungan ku tersebut dan pindah keluar kota. Disinilah aku memulai kehidupan ku, LA. Aku tinggal di Downtown (perkampungan kota) selama beberapa tahun sampai akhirnya aku memiliki uang yang cukup lalu aku pindah ke bagian pusat kotanya.

Hidup sangatlah keras bagiku, aku yang masih berusia 13 tahun harus menjalani kehidupan ku sendirian di sebuah perkampungan namun aku sangat bersyukur disana para masyarakat nya sangat baik padaku dan mereka juga mengajarkan banyak pengajaran yang aku tak tau sekarang itu sungguh berguna. Aku juga masuk di sekolah MID School karena hal tersebut gratis disini. Sekolah publik (negeri) itu di tanggung oleh pemerintah. Aku berusaha sekeras mungkin untuk menjadi siswa yang berprestasi dan mengikuti setiap ajang perlombaan hanya untuk mendapatkan uang. Semua itu dikarenakan peraturan pemerintah yang belum membolehkan seorang anak bekerja dibawah usia 15 tahun. Namun berkat itu juga aku memiliki prestasi yang bagus semasa sekolah dan hak tersebut mengantarkan ku menuju dunia perkuliahan. Yup aku masuk kuliah secara gratis dan aku mendapat beasiswa penuh. Namun tuntutan hidup sangatlah berat yang dimana aku harus membayar banyak tagihan lainnya. Oleh karena itu aku mulai bekerja saat usaiaku 16 tahun, Namun seiring waktu hal tersebut mulai menganggu waktu perkuliahan ku sehingga beasiswa ku ditarik dan dan diubah menjadi 50%. Aku sangat sedih terkait hal ini tetapi yang namanya hidup kita harus berjuang bukan.

Bagaimana awalnya aku jadi fotografer? Aku takkan menjelaskan secara detail namun intinya aku sempat mengikuti pelatihan street fotografi, dan juga organisasi visual dan desain grafis dikampus. Tak lupa juga aku sering masuk ke galeri kampus guna memanfaatkan kartu memberku beserta asal jurusan ku demi bisa meminjam kamera secara gratis. Lalu akhirnya hari demi hari kemampuan ku semakin baik, tak sedikit juga banyak mereka yang memuji hasil jepretan ku. Sehingga aku memutuskan untuk membeli kameraku sendiri dan memulai karirku secara digital dan hal ini benar-benar sangat membantu diriku. Karena hal tersebut banyak rumah produksi yang mulai mengontak ku untuk kontrak kerja sebagai kameramen dan fotografer mereka. Tak berhenti sampai disana aku terus berpindah-pindah rumah produksi sampai akhirnya aku jadi banyak mengenal tentang dunia industri ini beserta cara kerjanya.
Syukurlah kehidupan ku perlahan-lahan mulai berubah, aku mulai tak kesulitan uang lagi. Karir ku sebagai fotografer juga semakin terbuka dengan lebar ditambah sekarang aku jadi banyak mengenal model-model kelas atas. Aku memang telah terikat kontrak sebagai fotografer tetap di suatu rumah produksi yang namanya cukup besar, namun aku juga tetap menerima sesi pemotretan panggilan atau sesi privasi (personal/pribadi).

Singkat cerita aku bertemu dengan seorang cewek yang bukan hanya memikat mataku namun juga hatiku. Apa ini yang namanya cinta pandangan pertama?

Padahal aku tak pernah percaya pada hal konyol seperti ini sebelumnya. Yup aku sudah cukup berpengalaman dalam persoalan ini. Aku sudah beberapa kali terlibat dalam hubungan asmara baik itu dengan orang lain ataupun klien modelku sendiri. Tetapi aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, seolah ada sesuatu hal dalam diri cewek itu.

Tak tau mengapa aku malah menuruti insting ku untuk dekat padanya. Yup aku bertemu dengannya di sebuah gym yang ada di apartemen ku. Aku membantunya work out dan dari sana kami mulai berbincang-bincang. Aku pun jadi tau bahwa namanya adalah Sacha Blowsé dan ia adalah seorang siswi yang masih berada di High School. Tak lupa kami juga sempat bertukaran kontak sebelum kami berpisah.
Aku ngga tau kenapa tapi ada hal yang sangat interesting padanya. Aku bahkan bertanya-tanya didalam hatiku “Apa aku punya perasaan cinta padanya? Atau ini hanya sekedar rasa kagum sesaja?”

Jujur walau dunia ini sudah berkembang sangat laju namun sepertinya pikiranku soal hubungan masib terbilang cukup klasik. Aku tak bisa bersifat seperti seseorang yang hanya mendekati orang lain demi one night stand (Cinta satu malam), melakukan hook up, atau hal semacamnya. Menurutku hal tersebut adalah hal yang sakral, dimana ku tak ingin memenanginya dengan sembarangan orang. Melakukannya akan jauh lebih intim jika dengan orang yang sungguh kau cintai. Karena memang begitulah adanya. Aku tau itu memang adalah dasar hasrat umum setiap manusia namun kalau kau bisa mengontrolnya mengapa tidak?. Namun aku ngga pernah menjudge orang yang punya pandangan yang berbeda dariku, aku terbuka dan respek dengan semua pandangan ataupun prinsip hidup mereka.

Anyway, Hari ini aku tak memiliki jadwal yang padat, kerjaan ku juga tergolong ringan, ditambah tak ada beban kuliah. Jadwalku cukup longgar. Oleh karena itu aku kepikiran untuk ngajak jalan cewek itu yang dari tadi bayangan dirinya tak lepas dari pikiranku. Mungkin istilah familiar nya adalah nge-date. Aku berpikir tuk mengajak nya makan sambil menikmati malam ini berdua. (Eitss bukan yang itu loh, jauhkan pikiran kalian)
Well, sekarang aku sudah chat dirinya, Dan kelihatannya ia pun juga tertarik.

“Wah ini kesempatan bagus” (Gumamku)

Kami akhirnya sepakat untuk bertemu jam 9 nanti malam, dia berhasil membujuk ku untuk mentraktir dirinya. Anything for the queen lah sekarang prinsip yang coba ku gunakan. Aku juga tak ingin membebani diriku dengan banyak hal sehingga aku akan gugup seperti orang-orang yang memulai first date (kencan pertama) mereka. Bagiku nikmati saja apa yang ada dan serahkan pada takdir saja akhirnya kemana kisah ini berlajut, ntah akan berakhir dengan perasaan nikmatnya surga atau akan terasa terbakar seperti di neraka.

“Lihatlah dia sekarang berjalan kearah ku dengan begitu cantik” (senyumku)

Setelah dia sampai, kami saling memuji terus kami putuskan untuk langsung jalan. Dia dari tadi banyak diam sepertinya ia ingin memberikan impresi pertama good girl yang sempurna. Maka karena itu aku putuskan untuk berusaha mendominasi percakapan ini

“Oh iya bagaimana hari kamu? Di sekolah gimana?” (Tanyaku)

“Nggak biasa aja nothing special” (Balasnya)

“Kok kamu mau sih cepat dekat dengan orang dan main iya aja diajak jalan. Gimana coba kalau aku itu salah seorang Bad Guy? (Tanyaku)

“Nggak juga sih, aku orangnya cukup milih-milih loh. Cuman kebetulan aja ketemu kamu di gym dan sepertinya kamu pria sopan nan baik” (ucapnya)

“Lagi pula kalaupun toh terjadi hal yang tak diinginkan, aku akan langsung keluarkan ilmu beladiri ku” (Tambahnya sambil tersenyum)

“Buset gitu yah, pantas banget kamu berani” (Kataku)

Pembicaraan kami awalnya ini cukup tentang saling mengenal satu sama lain aja. Aku juga jadi banyak tau tentang dirinya. Tak lama setelah itu kami putuskan untuk makan lalu kami akan berjalan sebentar disekitar sini terus aku akan mengantarnya pulang.

“Jadi kamu disini tinggal sendirian yah, emangnya kenapa kamu pengen banget tinggal disini” (Tanyaku)

“Yah iya emang aku tinggal sendiri dan seperti kataku aku ingin mengejar mimpiku di industri ini” (Balasnya)

“Oh gitu, kalau besok-besok mau nggak aku ajak jalan lagi?” (Tanyaku dengan senyuman manis)

“Tentu saja selagi aku tak memiliki kesibukan lain aku pasti akan berusaha kok. Kamu juga orangnya ternyata asik” (Balasnya balik)

“Haha kamu bisa aja deh! Kapan-kapan mau nggak aku ajakin ke studo sekalian kamu bisa lihat industri dari dalam? (Ungkapku)

“Wah beneran? Tentu saja aku pasti mau” (Ucapnya)

“Aku juga penasaran bagaimana industri ini bisa berkembang sepesat ini? Bagaimana kerja mereka dibelakang layar?” (Tambahnya)

“Baiklah kalau begitu, nanti aku kabari saja. Pastikan ponselmu selalu aktif” (Kataku)

“Sebenarnya kerja di industri tak terlalu beda loh dengan kerja di pekerjaan lain. Semua ada susah dan mudahnya” (Tambahku)

Akhirnya pembicaraan ini cukup sampai disini. Sebenarnya kalau bisa aku masih pengen ngobrol dengannya namun apalah dayaku?. Waktu juga telah menunjukkan tengah malam dan ia juga masih anak sekolah. Aku tak mau jadi alasan gangguan sekolahnya, Seperti mereka yang putus demi alasan fokus belajar.

Well, aku beneran mengantarnya sampai di depan pintu apartemennya. Sebelum berpisah kami sempat berpelukan sembari berpamitan dengan baik.

“Rasanya malan yang dingin ini benar-benar terasa hangat” (pikirku).

---------
*Mark POV

Setelah menyelesaikan semua tugas sekolah, aku memutuskan untuk makan namun tak sengaja aku melihat cewek itu. Siapa lagi kalau bukan tetangga hama tersebut yang selalu menyusahkanku. Namun ntah apa yang membuatku malah sekarang diam-diam mengintipnya dari jendela.

“Damn pakaian apa yang dia kenakan itu? Kelihatannya dia berpenampilan lumayan sexy? Apa dia ingin ikut acara pesta dibawah? Tapi nggak mungkin itukan acaranya 2 hari lagi. Apa dia punya acara semdiri? Atau jangan-jangan dia beneran cewek nakal seperti di film-film yang kerjanya keluar tiap malam” (Pikirku)

Ah sial aku benar-benar memikirkan hal yang tidak-tidak, seharusnya terserah dia sih ntah dia mau kemana. Ini juga baru jam 9, kok aku sudah mirip kayak pacar yang sok bersikap ngatur sih.

“Arghhhhh! Apa yang terjadi padaku?” (Umpatku)

Sudah-sudah aku harus membersihkan pikiran suciku dari dirinya. Paling sejam atau dua jam-an dia bakal balik kok.

Namun waktu telah menunjukkan tengah malam dan dirinya masih belum pulang juga. Yah aku pasti tau kalau dia sudah pulang, karena akulah satu-satunya tetangga terdekat dirinya, Ditambah dari tadi ntah mengapa diriku sulit tertidur.

Karena lelah aku mencoba keluar ke balkon dan betapa terkejutnya apa yang dilihat oleh mataku sekarang.

“Itu, itukan seorang pria!” (Gumamku)

Apa dia benar-benar cewek tak bermoral jaman sekarang?” (Pintaku)

“Apa dia akan membawanya masuk dan mereka akan melakukan hal tersebut?” (Pikirku)

Ntah amarah dari mana sedang berhasil menguasai diriku, aku benar-benar tak suka melihat pemandangan ini.

Namun untung saja pria itu tak ikut masuk kedalam apartmentnya, tetapi tadi mereka berpelukan dengan sangat mesra
“Sial,sial, sial! (Makiku)

Ntah perasaan apa yang merasuki diriku ini. Aku merasa sakit melihat semuanya, pengen aku keluar dan segera menghajar pria itu.
Jengkel dengan apa yang baru saja kulihat aku segera masuk kedalam setelah benar-benar memastikan pria itu pergi.

“Damn, siapa Pria itu? Kenapa dia bersamanya? Apa yang dilakukan cewek gila itu? Apa itu pacarnya? Tapi kayaknya nggak mungkin deh. Sial hal ini benar-benar sangat menggangguku, aku tak tau lagi apa yang sedang terjadi dengan perasaan ku sendiri” (pertanyaan-pertanyaan ini terlintas di kepalaku tanpa henti)

Aku yang tadinya hendak tidur benar-benar tak bisa tertidur sama sekali lagi. Aku sungguh merasa geram, seolah ad seseorang yang menuangkan bensin lalu menyalakan api pada diirku. Itulah situasi yang bisa aku jelaskan tentang diriku saat ini

Namun setelah meminum segelas air aku tersadarkan atas tingkahku barusan. Apa yang terjadi pada diriku? Kenapa aku marah-marah tak jelas? Siapa dia bagiku?

Aku sekarang benar-benar merasa malu memikirkan aksiku sebelumnya. Rasanya aku tak seperti diriku yang biasanya. Perasaan apa sebenarnya ini?

“Apa mungkin..., Apa jangan-jangan..., Nggak masa sih, tidak mungkin ini terjadi pada ku” (tuturku)

Aku benar-benar harus pergi ke dokter tidak ke ahli psikologi, masalah ini mungkin saja serius. Aku tidak boleh memandang remeh gejala-gejala tak normal yang ada padaku. Toh kalau itu benar aku mungkin bisa segera mendapat pertolongan sebelum terlambat.
Soalnya mungkin-mungkin saja kalau perasaan ini adalah kepribadian ganda yang terjadi pada diriku. Ini beneran gawat kalau ini sungguh terjadi padaku.

Sekarang aku telah kembali berada di kasurku dan benar-benar memaksakan mataku untuk tertutup, mencoba menjauhkan diriku dari semua pikiran-pikiran buruk ini. Semuanya perlahan terasa gelap hingga akhirnya aku terlelap.
. .
. .
. Bagaimana episode kali ini Menurut kalian?
Aku minta maaf jika ada kesalahan kata Ataupun kalimat.
_________
Next episode :
Aku yakin dengan perasaan ku ini. Bagaimana menurut mu?, Aku dapat merasakannya, ada seseorang yang sungguh mengintipku dan dari energinya itu pasti adalah Mark, tetanggaku. Walau aku tak merasa sedang fit tapi tidak mungkin kemampuan Vampir ku bisa diragukan.
. .
TBC
Jangan lupa Vote, Komen Follow/Subscribe aku juga yah jika kalian pengen aku tetap terus bisa update cerita ini.
Terima kasih untuk kalian yang telah meluangkan waktunya untuk membaca karyaku ini.
See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience