Chapter 36 : Wrong Thing

Vampire Series 3362

Author POV

Tak lama terasa malam menjadi sirna tergantikan oleh hari, dan yang demikian ini terjadi berulang-ulang. Dahulu para pepatah sering mengatakan hal-hal bijak mengenai waktu. Bagaimana kau harus memanfaatkan semuanya dengan sangat baik. Bagaimana kau bisa menghabiskan setiap momen dengan orang-orang yang kau sayangi. Maka saat hal itu terjadi berusahalah untuk terus hidup di dalam momen tanpa perlu khawatir apa yang terjadi di hari esok dan membiarkan hari kemarin menjadi pelajaran dan kilasan sejarah sesaat.

(4 Hari kemudian)

“Ya Tuhan, aku gak percaya akan hal ini. Tak lama lagi pengumuman untuk hasil kompetisi milikku akan segera keluar” (Ucap Sacha dalam hati saat tengah menerima pemberitahuan email dari company dimana ia bekerja)

“Aku harus share berita bahagia ini dengan règina dan juga David. Semoga saja hasilnya nanti akan sesuai dengan segala hal yang ku harapkan” (Ungkap Sacha)

Dengan rasa penuh semangat kini Sacha segera mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Règina. Ia ingin mengajak Règina hangout bareng kalau dia lagi gak punya kesibukan sama sekali. Dan sekarang betapa bahagianya Sacha mengetahui bahwa ternyata règina juga menyetujui ide ajakan dirinya tersebut dan kini mereka sepakat untuk ketemunya langsung di tempat David bekerja. Karena sebelumnya Sacha sudah mengechat David untuk menanyakan perihal ini dan dirinya pun mengatakan bahwa ia tak keberatan sama sekali bahkan ia juga senang dengan hal tersebut.

Maka pastinya tanpa menunggu lama lagi, Sacha segera berganti dan berias diri lalu bersiap untuk segera pergi ke tempat David bekerja.

----

Sacha POV

Aku harus mengirim pesan pada Règina bahwa sekarang aku sudah berada dalam taxi online yang sebelumnya telah aku pesan. Dan kini aku sedang dalam perjalanan menuju ke sana.

Tak lama berselang aku sampai di rumah produksi tempat David bekerja, ternyata Règina juga telah sampai. Aku dapat melihatnya dari jarak yang dekat. Hanya sekitar beberapa langkah dari posisi aku berdiri saat ini. Tanpa aba-aba Règina pun kini berjalan ke arah diriku dan kami masuk ke dalam studio ini dengan saling menggenggam tangan.

Setibanya kami di dalam sana ternyata David baru saja menyelesaikan sesi pemotretan salah satu klien miliknya dan kini dia memutuskan untuk menemani kami berdua.

“Wah sudah lumayan lama yah sejak kalian terkahir main-main kemari” (Sahut David)

“Iya bener banget. Ini nih karena Sacha udah sibuk sekarang” (Balas Règina)

“Guys jangan kayak gitu lah. Kan aku jadi ngerasa gak enak. Lagi pula kan kali berdua tau bahwa aku hampir gak punya waktu karena jadwalku padat, sepulang sekolah harus bersiap-siap untuk ikut latihan trainee dan pas balik gitu biasanya udah malam. Jadi sisa waktu yang tinggal buat tepar doang sama aku harus ngerjain tugas atau belajar jika besok atau lusa aku ada tugas atau ada ujian. (Ucapku pada mereka dengan jelas)

“Iya deh. Segitunya yah. Baru jadi calon Artist kamu udah sibuk banget gimana nanti kalau ntar kamu udah jadi Artist beneran” (Balas règina sambil meledek ke arah diriku)

“Nggak mungkin gitu. Aku percaya sama Sacha dia bukan tipe orang yang seperti itu” (Tutur David dengan lembut padaku)

Begitulah awalnya lalu percakapan ini melebar ke berbagai arah. Kami benar-benar menikmati momen-momen seperti ini. Rasanya serasa gak mau lakuin hal yang lain lagi. Di tambah David juga mengeluarkan beberapa snack dan soda miliknya dan hal itu berhasil membuat perbincangan diantara kami terus menyala.

Namun ditengah momen-momen yang bahagia seperti ini, tiba-tiba datang seseorang yang sama sekali tak ku harapkan untuk datang namun ia langsung join dan duduk tanpa bertanya sama sekali. Tak tau mengapa tapi aku tak pernah menyukai gadis tersebut. Tingkah dan kelakuan dirinya benar-benar tak cocok dengan paras muka lugu miliknya. Padahal aku hendak ingin mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan awal aku kemari. Tetapi yah sayangnya gitu...

“Wah lagi pada ngumpul yah, kelihatannya seru. Memangnya lagi bahas apa” (Tanya Carmine yang tanpa basa-basi langsung duduk disebelah kiri David)

“Nggak kok cuman ngobrol-ngobrol santai biasa aja” (Sahut règina)

“Sorry yah car tapi snack dan sodanya udah keburu habis. Soalnya kamu datangnya terlambat sih” (Balas David)

“Nggak papa kok” (Ucap Carmine)

“Eh Cha, apa kamu sudah beri tahu mereka mengenai kabar baik tersebut?” (Lanjutnya, dengan bersikap sok akrab dengan diriku)

“Ini baru hendak ingin aku beritahukan. Soalnya tadi saat aku ingin menceritakan, dirimu mulai keburu datang” (Balasku dengan sedikit sindiran halus pada dirinya)

“Emangnya ada apa?” (Tanya Règina dengan ekspresi wajah yang penasaran)

“Sebenarnya gini ina, vid..” (Ucapan ku mendadak di potong oleh Carmine)

“Sudah biar aku aja Cha. Supaya lebih detail kamu cukup tetap tenang aja”

Akhirnya Carmine pun mulai membuka mulutnya tersebut dan mulai menceritakan kronologis hal tersebut pada Règina dan David. Namun sayangnya versi Carmine tidaklah sepenuhnya benar. Sepertinya dia sengaja memalsukan beberapa detail sedangkan ia tetap saja bercerita dengan begitu khusunya. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa ia melakukan semua ini. Dengan bangga bia menceritakan bahwa ia membantuku dalam melalui semua ujian kompetisi tersebut padahal nyatanya ia sendirilah adalah seseorang yang menjadi Pengalang diriku dan berusaha keras agar aku gagal.

“Wah jadi semuanya seperti itu yah Cha. Kelihatanya kalian cukup akur” (Sahut David)

“Nggak David, sayangnya kenyataan tak seperti hal tersebut. Justru ia adalah alasan utama yang membuat diriku hampir di hukum untuk sesuatu yang sama sekali tak ku perbuat” (Ucapku dalam hati)

“Begitulah Vid, aku senang kau mengenalkan diriku pada salah satu orang bertalenta seperti dirinya” (Balas Carmine dengan lembut)

“Dasar munafik” (Teriakku dalam hati)

“Kalau seperti itu yah kita harus merayakan hal tersebut” (respon David)

“Wah ide yang bagus” (Sahut règina)

“Well kalau kalian mau, kita bisa pergi untuk dinner bareng di salah satu restoran milik spupuku. Apa kau tak keberatan Sacha?” (Tanya Carmine dengan senyuman palsu miliknya)

“Tentu saja, mengapa tidak” (Balasku)

Aku benar-benar tak suka melihat side chicks seperti dirinya itu. Rasanya aku pengen dari tadi untuk menampar langsung dirinya. Aku tak sanggup melihat sikap kehaluannya. Tetapi apalah dayaku sepertinya David terlihat sangat senang ditambah règina juga demikian. Jadi agak aneh rasanya ketika aku malah menolak ide baiknya tersebut. Sekarang walaupun suka ataupun tidak aku tetap harus mengikuti mereka dan tetap berpura-pura tersenyum.

Karena mereka semua telah setuju maka akhirnya kami pun segera beranjak dan pergi ke tempat yang sudah di usulkan oleh Carmine tersebut. Kebetulan ia sedang membawa mobil dan dia mengajak kami semua untuk naik di dalamnya. Tetapi ia justru meminta agar David sendiri yang menyetir mobil miliknya. Dia memberikan alasan-alasan yang sebenarnya tak begitu masuk akal tetapi yah karena pengaruh Carmine, David mengatakan bahwa dirinya bersedia.

-----

Setelah selesai dinner aku beranjak pergi ke toilet. Dan tak lama kemudian ternyata Carmine malah menyusul diriku. Ntah mengapa aku merasa gerah setelah selesai makan. Rasanya pendingin udara yang ada di restoran ini seperti tak bekerja. Aku mencoba menenangkan diri di toilet tetapi disitulah Carmine malah menyapa diriku.

“Kamu kenapa? Kepanasan?” (Tanya Carmine yang kali ini menampilkan senyum kicik miliknya)

“Nggak,, aku nggak papa” (Jawabku padanya lalu segera bergegas keluar dari sini)

Namun sayangnya saat aku beranjak keluar Carmine menahan tanganku. Lalu ia membuka mulutnya dan mengatakan
“Gak semudah itu. Kau pikir aku tak tahu”

Kali ini dia sedikit tertawa, lalu kembali melanjutkan kalimatnya
“Sudahlah tak perlu ada yang ditutup-tutupin lagi. Karena aku sudah tahu semuanya. Ia jangan heran aku telah tau kebenarannya”

“Ap-apa yang sedang kau bicarakan?” (Tanyaku balik padanya)

“Ooh Sacha yang bego. Hentikan saja akting murahan milikmu. Hanya kita berdua yang berada disini. Aku pun tahu dengan pasti bahwa indramu dapat merasakan semuanya dengan jelas bukan” (Jawabnya)

“Sudahlah aku sedang tak berniat memainkan permainan apapun dengan dirimu lagi” (Ucapku yang kini melepaskan tangannya dariku lalu aku segera menuju pintu untuk langsung keluar)

Tetapi sayangnya ucapan yang keluar dari bibir Carmine sekali lagi berhasil menghentikan langkahku
“Ternyata dirimu adalah seorang Vampir juga”

Dengan tarikan nafas, aku berbalik perlahan. Lalu aku membalas perkataannya
“Apa maksud dari ucapan mu? Hal konyol apa yang barusan kau ucapkan?

“Sudahlah nona Blowsé tak ada gunanya kau mencoba berbohong dari diriku ini. Tapi harus aku akui, Wow aku tak habis pikir, ternyata kau sangat hebat dalam menyembunyikan jejakmu. Kau mungkin pernah membodohi diriku sekali, tetapi sayangnya tidak untuk yang kedua kali.” (Ucapnya dengan intonasi nada yang bangga)

“Aku tak begitu tahu hal bodoh apa yang coba kau mainkan tapi i'm done with you” (Responku)

“Kau pikir aku tak tahu, kau sekarang sedang kepanasan dan gerah. Karena itu semua adalah ulahku. Aku telah mencampurkan sesuatu pada makananmu, dan jika kau adalah manusia biasa harusnya kau takkan terpengaruh sama sekali dari reaksi obat tersebut. Tapi karena kau adalah mahluk supernatural maka tanpa sadar tubuhmu bereaksi terhadap obat tersebut” (Ucapnya sambil tertawa)

“Sialan dirimu, aku bersumpah aku akan membunuhmu” (Ucapku dengan geram)

“Bagus, keluarkan lagi. Ini yang ingin aku lihat. Pantasan saja saat mengetahui bahwa aku seorang Vampir kau tak begitu terkejut. Karena ternyata kau juga adalah seorang Vampir. Tapi yah kau berhasil membodohi diriku saat itu. Tapi tidak lagi. Aku telah memperhatikan garak gerik dirimu saat di kompetisi kemarin. Kau tak bertindak seperti manusia normal pada umumnya, dan saat itu aku mencurigai bahwa mungkin saja memang kau bukanlah seorang manusia. Disaat itu, pas makan malam aku telah mencampurkan sesuatu ke dalam minumanmu tetapi aku justru tak melihat reaksinya sama sekali” (Ungkapnya dengan jelas)

“Jadi kau juga telah mencampurkan sesuatu dengan minumanku. Pantasan saja saat aku pulang aku benar-benar merasa kehabisan tenaga dan rasanya aku seperti mati untuk sesaat. Kau benar-benar wanita biadab” (Ucapku dengan penuh emosi)

“Oh jadi ternyata obat itu bereaksi. Maaf itu memang obat yang kuat dan aku memberikan dosis sedikit berlebihan. Tetapi seharusnya obat itu akan bereaksi dengan hebat sekitar 6 jam setelah kau meminumnya. Namun aku tak melihat sama sekali ada sesuatu yang terjadi dengan dirimu di pagi hari. Maka itu pertanda tubuhmu lumayan kuat dan mampu menahannya. Sekarang aku jadi yakin bahwa kau bukan vampir lemah biasa. Sepertinya kau memiliki keturunan yang kuat” (Jelasnya)

“Terus mengapa? Dirimu impresif.” (Ucapku sembari tertawa)

“Yah lumayan Tapi bagaimana kalau mereka semua tahu yang sebenarnya? Bagaimana jika dunia tahu akan kenyataan tentang dirimu?” (Respon Carmine)
.
.
.
.
[BERSAMBUNG]
Bagaimana episode kali ini?
Sorry kalau ada kesalahan kata maupun kalimat
Jangan lupa terus dukung karya aku ini yah!
________
Next episode :
Kau akan membayar untuk semuanya. Aku tak bisa menahan ini lagi, aku akan katakan yang sebenarnya
.
.
TBC
See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience