Chapter 45 : The Path

Vampire Series 3362

Sacha POV
Cahaya melintas dengan cepat, sorotan lensa membuat diriku bergerak aktif seolah ada irama yang menyentuh setiap titik kulit tubuhku. Menghadap ke atas, berpaling ke kiri, tunduk ke bawah, balik kanan. Diriku bergerak patuh menuruti arahan dari secercah kertas yang sebelumnya aku baca terlebuh dahulu. Screen yang berganti, hembusan kipas angina menambah silhuet tipis yang memperkaya atmosfer suhu ruangan saat ini. Senyum jaim, palingkan wajah, lengkukan kaki, mainkan tangan. Tafsir potret wanita metropolitan yang elit dengan gelora hebatnya.
“Bergayalah di saat kau berada, bersembunyi di saat kau susah”
“Tunjukkan kehidupan glamor, gambar kesempurnaan akan memberimu gelar mi amor” Ungkapan kata sayang dalam bahasa latin
“Berikan apa yang di inginkan oleh mata dunia. Jangan bantah saat tak punya harta dan tahta, Janganlah sungkan tuk memuaskan mata”
Itu kalimat yang terus di bisikan setiap mulut, kata-kata yang turun temurun bak badai yang terus bersorak menahun. Jadilah dominan, tunjukan sikap lugu, berputar bagaikan dadu. Savage, power, cuteey, arogan, sentuh mereka dengan rasa candu, batasi dengan hal yang tabu.

“In three, two, one, out” (Teriak dirinya)
“Cut, cut cut..” (Sahut dari pak produser)
“Okay cukup semuanya untuk hari ini, silahkan beristirahat dan pulihkan energy kalian” (Tambahnya)
“Sempurna sekali, luar biasa. fenomenal”
Pujian beruntun yang terus saja aku terima dari semua pekerja disini. Baik itu dari pak direktur, pak produser maupun staf biasa lainnya.

“Wow nona Blowse, kau benar-benar mengejutkan kami malam ini. Tak pernah terpikirkan oleh kami bahwa model baru seperti dirimu mampu mengerjakan semuanya dengan handal dan sangat professional” (Ungkap salah satu perwakilan dari tim brand ‘H’ itu)
“Bapak bisa aja, aku cuman mengikuti setiap arahan dan script yang ada” (Ucapku singkat)
“Aku tahu, tahu sekali. Tapi bagaimanapun kami sendiri tak bisa memunafikan performa dirimu malam ini. Literally like a diamond from the sea. Anggun, elok, sempurna” (Katanya dengan bangga)
“Terima kasih pak, aku juga turut ikut senang mendengarnya. Apalagi saat jasa milikku bisa memuaskan klien-klien yang bekerja sama denganku, dengan rumah produksi kami” (Balasku Santun dan lemah lembut)
“Iya, iya tentu saja. Oleh karena itu aku yakin betul dengan usulanku. Kau tahu aku tak pernah salah dalam memilih mutiara di tumpukkan batu. Mungkin saja wujud atau nampaknya sama tapi tentu saja performanya akan berbeda” (Pujinya sekali lagi dengan nada yang bangga)
“Ah thanks, bapak bisa saja. Aku hanya berusaha semaksimal mungkin yang aku bisa” (Balasku lugu)
“Jangan begitu, nona blowse. Terima saja, kapan kau mendapati sorotan pujian dari seorang produser seternama dirinya” (Sahut salah satu wanita yang menghampiri kamu dengan gaun biru gelap pendek yang dikenakannya)
“Ah iya, sekali lagi terima kasih.” (Balasku menundukkan diri)
“Yang dibilang beliau mungkin sedikit berlebihan, tapi aku tahu pasti yang di katakan olehnya tidaklah juga salah. Semuanya memang adalah kebenaran. Kami menyaksikan performa dirimu. Dan yah untuk model baru awalnya memang kelihatan tidak meyakinkan, tapi company kami selalu memberikan kesempatan pada talenta-talenta baru tuk unjuk gigi” (Jelas wanita itu)
“Dan sejauh ini, kami suka apa yang kami lihat. Pertahankan penampilan dirimu, karena kau mungkin saja akan berkesempatan terbang yang lebih tinggi nantinya. Kau pastinya butuh istirahat untuk menjaga energy dirimu. Baiklah kami takkan menganggumu lagi, sampai jumpa besok. Ketahuilah kami akan terus mengawasi perkembangan dirimu. Selamat malam nona Blowse” (Tambah dirinya)
“Baiklah terima kasih untuk masukan dan sarannya. Aku akan berusaha sebaik mungkin” (Ungkapku)
“Okay, kalau begitu kami permisi dulu. Kami harap performa milikmu akan terjaga di hari esok” (Kata sang bapak tersebut)
“Iya, selamat malam untuk tuan dan nyonya juga” (Kataku)

Setelah mereka berdua pergi menjauh dari diriku, akupun juga segera pergi dari lokasi pemotretan. Aku bersegera kembali ke backstage untuk bersiap-siap pulang. Namun satu yang membuat pandanganku mengabur. Satu hal yang mengalihkan perhatian diriku. Yakni ucapan wanita tersebut, dia berkata agar aku beristirahat yang cukup demi menjaga energy diriku. Perkataan seperti itu benar-benar sangat klisye, memiliki banyak makna. Namun ntah mengapa insting diriku mengatakan bahwa hal yang dia maksud adalah energy Vampire yang aku punya. Yup kalian sudah tahu bukan bahwa vampire zaman sekarang membutuhkan energy. Aku merasa ada sesuatu yang tidak klik dengan dirinya. Gaya tubuh dan cara berbicaranya juga membuatku merasakan ada hal yang seperti dimainkan oleh dirinya. Namun semoga saja ini cuman firasaatku biasa aja yang nggak berarti apapun.

Setelah merasa siap akupun segera menghubungi taxi online, yah soalnya malam ini david tak menjemput diriku. Dan as much as I want, aku juga gak mau maksa dan nyuruh-nyuruh dirinya. Itu terserah padanya, jika memang dia menjemput atau mengantar tentu saja takkan ku tolak, tapi jika harus memohon dan meminta. Hal itu takkan pernah terjadi, aku bukan seorang wanita manja yang bergantung pada pria. The only person that I can count is just me and myself. Tapi aku juga menerima notif chat dari dirinya bahwa katanya dia memiliki kejutan dan dirinya juga bilang untuk menghubunginya saat aku sampai di apart.

Sesampainya di apartemen, setelah membersihkan diri dan merasa sedikit refresh. Akupun mengubungi dirinya, David menyuruhku untuk datang ke area rooftop sebelah barat. Katanya dia menunggu diriku disana.
“Kalau gak salah rooftop sebelah barat itu adalah area kolam berenang deh” (Renungku)
“Lantas ngapain David meminta aku untuk datang kesana. Ya udah aku gak perlu menanyakan segalanya. Toh aku cukup naik lift untuk sampai disana” (Ucapku dalam hati)

(Ting ting)
Bunyi lift yang diiringi dengan pintunya yang membuka dengan sendirinya. Lalu ku langkahkan kakiku menuju rooftop yang sama sekali tak pernah ku injaki ini. Aku melihat seorang pria disana yang sedang duduk di meja-meja yang tersedia disana. Dari perawakannya aku mengenal sosoknya tersebut, siapa lagi kalau bukan my man David.
“Babe, emangnya ada apa kau mengajak diriku untuk bertemu di-“ (Kataku yang terpotong karena terkejut melihat dirinya yang shirtless dan hanya mengenakan bokser renang)
“Surprise” (Sahutnya)
“Wait jadi ini kejutannya babe?” (Tanyaku padanya)
“Iya ini kejutannya” (Balasnya yang membuatku bingung)
“kejutannya kamu” (Tanyaku keheranan)
“Maksud kamu? Ini dus cake diatas meja, kamu ngga liatkah babe?” (Tanyanya balik)
“Oh kejutannya cake aku pikir- ya udahlah ngga penting juga” (Balasku sembari tersipu malu)
“Wait jangan bilang maksud kamu itu..” (Ucap David)
.
.
(BERSAMBUNG)
Bagaimana episode kali ini?
Beritahu aku opini kalian di kolom komentar yah!
Sorry kalau banyak kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat!
____
Next episode :
“Sesuatu yang tak pernah ku pikirkan akan terjadi kini menjadi nyata. Takdir memanglah sangat berani, setiap yang menantang biasanya berakhir dengan berlari. Permainan aturan kehidupan sangat menakjubkan namun itu juga bisa berubah menjadi hal yang menakutkan.”
.
.
TBC
Thanks yang udah support aku dan meluangkan waktu kalian untuk membaca karyaku ini
I love you all!
Please follow, subscribe, like, vote dan share yah
Setiap respon kalian benar-benar berarti bagi penulis.
See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience