Chapter 35 : Tattoo On Me

Vampire Series 3362

Sacha POV

Kepalaku terasa sangat sakit namun akhirnya perlahan mataku dapat terbuka lebar. Tetapi Pikiranku masih mencoba memperoses semua yang telah terjadi. Aku sangat terkejut melihat Mark sedang terbaring tepat di sebelah diriku. Tubuh kami saling bersentuhan satu sama lain. Aku bahkan tak tau kapan semua ini terjadi. Terus aku menggali ke dalam ingatan pikiranku namun masih saja tak ku temukan jawabannya. Soalnya seingat diriku terakhir kali saat aku tersadar memang aku sedang berbicara dengan Mark. Tetapi itupun di luar apartemenku.

Saat kondisi tubuhku perlahan terasa pilih, aku pun tersadarkan bahwa aku sedang berada di dalam apartemen Mark. Yah aku tahu betul karena ini bukanlah apartemen milikku. Ditambah aku juga pernah berada disini beberapa kali. Ketika merasa lebih enakkan, kini aku perlahan segera bangkit dari sofa Mark dan tetap membiarkan dirinya terbaring disebelah sana.

Rasanya ada yang tak beres, aku tak pernah merasakan hal aneh seperti ini sebelumnya. Yang aku tahu saat ini adalah bahwa hal yang terjadi pada diriku sangatlah tidak natural. Aku merasakan rasa sakit yang luar biasa dan energi milikku serasa habis terkuras. Tapi kenapa aku bisa berakhir di dalam apartemen Mark yah?

Mungkinkah dirinya menolongku? Soalnya semakin aku menggali ke dalam kilasan memoriku, perlahan aku ingat kembali bahwa kami sedang ngobrol dan saat itu aku sedang tak merasa enak. Lalu perlahan aku kehilangan keseimbangan dan juga kesadaran. Dan jika tak salah Mark menangkap diriku saat aku hendak tergeletak di lantai. Yah pasti begitulah kejadiannya. Soalnya hal itu yang terakhir aku ingat sebelum akhirnya aku pingsan.

“Oh my, jangan-jangan?” (Gumamku)

Dengan sigap aku kembali mendekati Mark yang masih sedang terbaring. Dan aku mencoba membangunkan dirinya namun semua usahaku nihil. Kayaknya beneran telah terjadi sesuatu padanya.

“Please, jangan bilang aku yang menyebabkan Mark seperti ini” (Ucapku dalam hati)

Tapi walaupun aku sangka, hal itu tak dapat menutupi bukti-bukti yang dapat terlihat oleh indera milikku ini. Sepertinya suka tak suka aku harus mengakuinya. Aku benar-benar tak tahu perasaan gugup apa yang kurasakan ini. Tapi yang jelas aku tahu bahwa sepertinya aku tadi tak dapat mengontrol diriku dengan baik dan kalau itu benar maka sebenarnya aku baru saja menghisap energi Mark.

Pasti karena kami terlalu dekat. Mungkin dia banyak bersentuhan langsung denganku, sementara aku sendiri sedang hilang kendali. Oh lihatlah ini bahkan ada sup diatas meja. Apa ini buatan mark? Dia baik sekali mau membuatkan hal seperti ini padaku. Sedangkan apa yang tengah ku perbuat pada dirinya, aku malah mengambil energinya, yah walaupun sedang tak dalam kondisi sadarkan diri. Tapi tetap saja aku yang menyebabkan kondisi dirinya seperti ini.

Aku pun mengambil mangkuk sup diatas meja tersebut lalu mencobanya.
“Wow rasanya lumayan. Sepertinya Mark pandai dalam memasak. Namun sayangnya ini sudah cukup dingin” (Bisiku dalam hati)

Tanpa tunggu lama lagi, perlahan ada ide yang muncul di dalam kepalaku. Aku akan melakukan hal yang sama padanya. Aku juga akan membuatkan dirinya sup dan ramuan resep keluargaku. Hal itu pasti akan mengembalikan energinya dengan lebih cepat.

Aku berjalan ke arah dapur Mark, dan satu hal yang membuatku ingin mengatakan kata “Wow”. Mengapa demikian? Karena aku takjub bahwa dia memiliki banyak stok makanan hingga bahan-bahan herbal alam. Dan pastinya hal ini akan lebih memudahkan diriku dalam mengolahnya. Semoga saja semuanya sesuai dengan yang ku harapkan.

Setelah selesai aku segera menyajikannya di atas meja. Aku pun membenarkan posisi Mark dan perlahan aku mengambil ramuan tadi dan meneteskannya secara perlahan di dalam mulut Mark yang ku paksa buka. Yah lumayan membutuhkan effort lebih sih but turns out it’s work (Hal itu bekerja). Mark perlahan mulai membuka matanya dan aku benar-benar merasa sangatlah lega.

Ia mencoba bangun dari posisi berbaring nya. Dengan inisiatif aku langsung membantu dirinya tersebut.
“Sacha, kamu sudah sadar?” (Ucap Mark pertama kali saat ia sendiri baru saja terbangun)

“Aww, kepalaku terasa lumayan sakit. Seluruh tulang-tulang ku juga merasakan hal yang sama. Tapi apa yang baru saja kau masukkan ke dalam mulutku? Kenapa hal itu rasanya tajam dan membara? Seolah-olah ada seseorang yang sedang mentato hatiku dari dalam. (Tambahnya)

“Mark, kau baru saja sadar dan kini kau sudah langsung mengomel dan mengajukan banyak pertanyaan seperti biasa.” (Responku dengan sedikit tertawa)

“Baiklah biar aku jawab pertanyaan darimu satu-persatu. Iya aku sudah sadar dari beberapa jam yang lalu. Kau mungkin merasakan sakit karena posisi tidur atau pingsanmu benar-benar sangatlah buruk. Dan yang ku masukkan kedalam dirimu adalah sebuah ramuan rahasia milik keluargaku. Dan hal itu sangat ampuh menyadarkan orang yang sedang pingsan dengan baik. Hal jtu bahkan memberikan respon positif pada tubuhmu dari dalam” (Jawabku secara jelas)

“Tapi..” (Kata Mark)

“Stop Mark, jangan terlalu banyak bicara. Apalagi kau sedang tengah berada di masa Ling-lung. Alangkah baiknya jika mau mengkonsumsi sup buatan ku. Dan yah makasih untuk sup buatan mu untukku. Rasanya lezat cuman sayang sepertinya agak terbuka jadinya terasa dingin. Tapi sebaiknya kau segera konsumsi ini karena sepertinya kau belum makan apapun bukan. Dan waktu menunjukkan jam yang hampir tengah malam.” (Balasku dengan menyangga kata yang keluar dari bibir mark)

Namun untunglah Mark tak banyak membantah dan hal ini benar-benar memudahkan urusanku. Dia lebih menurut terhadap semua ucapan perkataan dariku.
“Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa aku bisa pingsan juga ?” (Tanyanya padaku)

“Sebanarnya aku sendiri tak tahu apa alasannya karena pada saat itu aku pun juga sedang pingsan dan terima kasih kau telah merawat diriku” (Jawabku dengan sedikit berbohong)

“Aku tak begitu tahu. Yang aku ingat saat itu aku berusaha menghangatkan dirimu. Karena kau sungguh terasa dingin. Seolah-olah kau adalah seseorang yang baru saja di keluarkan dari kulkas box atau semacamnya. Dan ntah mengapa hal itu membuat diriku sedikit takut. Dan rasanya perlahan-lahan aku mulai kehilangan kesadaran diriku sendiri” (Ucapnya)

“Baiklah, mungkin kau sedang bereaksi berlebihan dan kau mungkin kena serangan panik” (Responku padanya untuk mencoba membuat dirinya tenang)

“Mungkin yang kau bilang ada benarnya juga” (Ucapnya)

“Tetapi selain itu aku juga merasa sedikit lemah. Aku tak bisa menggambarkan nya namun aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang sedang mengambil hal dari dalam diriku. Aku bahkan tak tahu hal tersebut nyata atau tidak namun aku sungguh merasakannya” (Tambahnya)

“Aku juga tak tau akan hal itu. Tapi kau harus tenang, bisa saja semua itu hanyalah halusinasi dari dirimu semata. Kau harus mencoba tuk tetap stay positif” (Balasku padanya)

“Iya kau mungkin benar. Tapi yang aku tahu bahwa aku sedang tak sakit atau apapun. Percayalah” (Tutur Mark)

“Tentu saja aku percaya padamu. Tenang saja kau tak perlu cemaskan hal itu. Lagi pula ini sudah cukup larut malam. Aku harap kau segeralah beristirahat di kasurmu. Dan mungkin aku akan segera pulang” (Ucapku)

“Apa, kau akan segera pulang? Tak inginkan kau berada disini?” (Pertanyaan yang keluar dari mulut Mark yang ntah mengapa rasanya ia seperti sedang memelas)

“Begini kau tak perlu harus khawatir akan hal apapun. Dan jika kau butuh sesuatu kau bisa menghubungi diriku. Aku tak berada jauh, hanya tepat di sebelah tembok ini. Aku akan segera datang kapanpun kau membutuhkan aku.” (Jawabku)

“Tapi, aku sedang membutuhkan dirimu saat ini. Aku butuh kau sekarang. So jangan pergi” (Ucapnya dengan memohon)

Jujur aku tak pernah melihat sisi yang satu ini dari diri Mark tetapi rasanya dia sungguh cute. Apalagi seperti sekarang saat ia bertingkah seperti seorang bocah. Ntah mengapa justru membuat diriku senyum-senyum sendiri.

“Jangan seperti itu Mark. Aku kan juga butuh istirahat, lebih baik kau juga begitu” (Kataku)

“Baiklah aku segera pergi yah” (Tambahku)

“Pergilah sana. Enyah dari hadapanku” (Balasnya dengan sedikit ngambek)

“Kenapa kau malah semakin dekat padaku?” (Jerit Mark)

Tapi aku tak memperdulikan kata apapun yang keluar dari bibirnya. Aku malah langsung mengecup pipinya tersebut. Tak tahu apa yang membuat diriku bertindak seberani ini tapi rasanya ini adalah hal yang benar dan harus aku lakukan.

“Untuk apa hal ini? Apa maksud ciuman ini?” (Tanya Mark sembari pipinya perlahan memerah)

“Anggap saja sebagai ucapan semangat dan terima kasih dariku. Dan ku harap semoga kau segera sembuh” (Tuturku)

Mark benar-benar terlihat merasa malu, kini dia memalingkan wajahnya dari hadapanku. Tapi masih dapat ku lihat ekspresi wajahnya dengan jelas. Dan hal itu secara tak langsung mencetak sebuah senyuman manis di wajahku.
.
.
.
.
.
[Bersambung]
________
Next episode :
“Ternyata dirimu adalah seorang Vampir juga. Apa maksud dari ucapan mu? Wow aku tak habis pikir, ternyata kau sangat hebat dalam menyembunyikan jejakmu. Tapi bagaimana kalau mereka semua tahu yang sebenarnya?”
.
.
TBC
Terima kasih sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca karya aku.
Enjoy yah!
See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience