Chapter 4 : Go Away

Vampire Series 3362

*Mark POV

Matahari menyambut ku dengan gembira. 
“Wah ternyata matahari terbit di LA sangatlah indah, dari apartemen ku saja dapat terlihat jelas sinarnya. Benar-benar beda dengan di Texas dimana kita sulit untuk melihat matahari itu terbit” (Ucapku)

Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, aku memutuskan untuk berolahraga saja. Tetapi aku tak pergi ke gym yang ada di apartemen ini, melainkan aku memutuskan untuk cardio saja. Cukup lari disekitar komplek apartemen ini sambil melihat dan mempelajari kehidupan sekitar. Aku segera mengambil baju olahraga ku yakni atasan tank top dan bawahan cukup celana pendek lalu menggunakan sepatu. Tak lupa aku mengambil earphone ku untuk mendengarkan musik. Kali aja boring nggak ada orang yang bisa diajak ngobrol.

Saat keluar apartemen ku, sepertinya cewek gila yang tinggal disebelah masih tidur.

“Kenapa aku bilang gitu? Yah cuman tebakan aku aja. Kan dia pemalas, dan biasanya orang yang malas itu nggak suka bangun pagi. Mereka kerjanya pasti hanya mager aja tuh.” (Dugaan ku)

(45 Menit kemudian)

Cukup bagiku untuk mengitari kompleks, aku juga lari tanpa henti selama 45 menit. Lumayan lah cukup membuatku tau apa aja aktivitas pagi hari di sekitar apartemen ini. Ternyata tak sedikit orang yang berolahraga, mereka juga kelihatan nya cukup ramah. Soalnya tadi banyak banget orang yang menyapaku, aku juga membalas sapaan mereka. Yah seenggaknya penduduk di apartemen ini tak seperti cewek gila itu. Aku padahal sempat berpikir bahwa mungkin aja aku salah pilih apartment loh. Tapi aku lumayan lega dah. Wait a minute kok aku terus kepikiran yah sama cewek aneh itu. 
“Ah Mark singkirkan dirinya dari pikiran mu” (Gumamku)

Well, Di sekitaran kompleks ini juga lumayan cukup ramai. Ada taman yang indah, lapangan yang cukup besar juga lengkap dengan beberapa café. Tak lupa juga ada mini van dari jenis fast food seperti Starbucks, Mc D, Mexican food dll. Tak jauh dari sini juga ada halte bus maupun stasiun kereta. Pokoknya letak apartemen ku benar-benar sangat strategis dan masih dalam area pusat kota. Btw di US itu umumnya setiap state ada yang namanya Down Town atau yang biasa kita kenal dengan sebutan pinggiran kota. Disini Down Town terletak lumayan jauh dari pusat kota, di sana biasanya ditempati oleh masyarakat kelas bawah. Namun rumor yang beredar mengatakan bahwa terkadang disana sering menjadi tempat para aksi kriminal terjadi. Tempat tinggal disana juga terbilang biasa-biasa aja “Nothing’s Special”

Anyway, setelah berolahraga aku segera kembali ke apartemen ku. Lagipula aku juga lupa tuk membawa sebotol air, dan sekarang aku cukup haus. Karena apartemen ku tak jauh plus aku tak ingin membuang uang untuk membeli minuman yang diperjualbelikan di sekitar sini. Toh tempat tinggal ku juga masih di area yang sama, mending kita menghemat. Bukannya pelit yah tetapi haruslah pandai kalian mengatur keuangan sendiri sebab jika tidak kalian akan mudah bersikap boros. Apalagi tinggal di LA, jika tak mengontrol diri kalian akan terlena dengan gemerlap magic kota ini.

Waktu kini menunjukkan pukul 7, aku memutuskan untuk segera mandi dan membersihkan diriku. Namun sepertinya tadi aku masih tak melihat adanya tanda-tanda kehidupan dari tetangga yang tinggal disebelah ku.

“Apa dia sudah pergi kerja? Atau dia mungkin keluar? Tapi masa sih aku tak melihatnya, jelas-jelas aku ada di sekitar kompleks ini. Pasti aku dengan sangat mudah melihat nya jika ia emang keluar. Dan juga dilihat dari fisiknya, sepertinya dia masih anak High school (SMA). Sepertinya dugaan ku benar, dia masih mager. Dasar anak remaja yang tak tau memanfaatkan waktu” (pikirku)

Kok lagi-lagi aku terpikir yah olehnya. Sepertinya dia benar-benar sudah meracuni kapalaku, sampai waktu madi seperti ini saja aku masih terus memikirkannya.

“Ah segarnya setelah mandi, kini aku tinggal langsung bersiap diri” (ucapku)

Aku yang masih mengenakan handuk lewat di kaca besar yang ada di kamarku. Langkah ku tiba-tiba terhenti dan ku pandangi diriku sendiri di cermin itu.

“Wah wah, lihatlah dirimu Mark! Kau sudah banyak berubah. Sepertinya masa-masa pubertas telah banyak mempengaruhi perkembangan ku. Tak heran jika banyak wanita diluar sana yang mengejar mu. Kau ingatkan sewaktu di play group aja banyak ibu-ibu yang mengatakan diriku imut. Di Elementary School (SD) saja banyak cewek maupun orang tuanya yang senang melihat ku. Apalagi masa Mid School dan High School aku menjadi sangat populer karena para cewek sering mengejar dan tergila-gila padaku. Dan mungkin sebab itulah aku menjadi mudah diterima di mana pun. Namun hal ini justru membuat diriku kesal, karena mereka hanya memandang ku dari luarnya saja dan sangat mudah menganggap remeh kepribadian seseorang. Makanya tak pernah aku menerima satupun ajakan para cewek untuk menjadikan mereka sebagai pacarku maupun ajakan untuk have fun dari mereka” (Pikirku)

Tak butuh waktu lama kini aku telah bersiap untuk segera pergi ke sekolah. Aku harus cepat datang apalagi ini hari pertama ku disana. Ditambah aku kan juga siswa pindahan, dan sepertinya cuman diriku yang dari sekolahku dulu pindah ke sekolah yang aku masuki sekarang. 
Tanpa berlama-lama lagi aku segera keluar dari apartemen ku dan langsung menuju halte bus. Yup aku ngga punya mobil seperti anak High School lainnya disini, aku juga tak memiliki sepeda disini. Emang sih dulu sewaktu di Texas papa telah memberi aku hadiah mobil sewaktu ultah lalu. Namun aku jarang memakainya, sekolah ku juga tak jauh dari rumahku disana. Jadi aku lebih senang memakai sepeda daripada mobil sekalian hitung-hitung olahraga tambahan gitu. Aneh ga aku?

Busnya kini telah datang, aku segera masuk dan duduk dibelakang. Dapat ku lihat penumpang lainnya saling tersenyum satu sama lain, aku pun membalasnya.

“Duh sepertinya bus ini kejebak macet dah. Walau macetnya ngga parah amet” (Gumamku)

Aku menoleh ke kiri dan tak sengaja aku melihat seperti ada seseorang yang barusan melompati gedung-gedung dengan sangat cepat. Wait, apa aku ngga salah liat? “Iya mungkin saja” (jawabku)

Soalnya aku hanya melihat orang itu secara sekilas, mungkin saja aku hanya terlalu lelah dan banyak pikiran karena cewek aneh itu yang terus mengusik ku. Tunggu, barusan aku memikirkan dirinya lagi. Apa yang terjadi padaku? Aku sungguh tak mengerti. Sudah lupakan aja Mark, kau pasti salah lihat!

Sesampainya di sekolah, aku masih memiliki waktu sekitar 10 menit sebelum kelas dimulai. Dan sepertinya sesuai dugaanku, baru saja sampai di sekolah ini aku langsung dikerumuni oleh banyak orang khususnya para cewek.

“cih aku sangat tidak suka dengan hal ini, apalagi ada dari mereka yang tak tahu malu langsung menyentuh ku tanpa izin. Oh aku sangat membenci hal ini” (Geramku dalam hati)

(Ting Ting, Bel masuk telah berbunyi)

Kerumunan yang tadi sempat heboh langsung bergegas kembali ke kelas mereka masing-masing. Dan aku segera melangkah menuju kelasku. 
“Syukurlah, akhirnya mereka semua sekarang sudah pergi” (Ucapku dengan lega)

Kelas pertama ku telah berakhir, tak ada yang begitu istimewa. Aku hanya diminta untuk memperkenalkan diriku yah karena hal ini wajar, toh aku adalah siswa pindahan baru disini. Aku sangat di sambut di kelas ini, apalagi para siswinya mereka senang banget bisa sekelas dengan ku. Temen-temen cowok di kelas ini juga sepertinya asik, aku mendengar mereka rata-rata memiliki jabatan disekolah ini. Ada yang ketua serikat siswa (OASIS), ketua-ketua club seperti olahraga, seni & sastra dan lain-lainnya. Guru yang mengajar juga lumayan baik, beliau cuman memperkenalkan dirinya dan langsung mulai membahas konsep pembelajaran kami di semester ini tanpa berbasa-basi lagi. Yah ini hal wajar apalagi kami kan disini udah tingkat 4/Grade 12 (Senior years) dan tak lama lagi juga harus bersiap untuk ujian akhir dan persiapan masuk kuliah (bagi yang mau).

Sekarang udah jam istirahat, dan para Boys di kelasku mengajak ku keluar, sekalian memperkenalkan sekolah ini padaku. Mereka memberitahukan aku banyak hal, namun aku hanya menjawab mereka dengan senyuman dan ucapan “Iya, Oh begitu”

Namun perhatianku terfokuskan pada seseorang yang berada di kejauhan sana yang sepertinya tak asing bagiku. Aku terus memandangi nya dan bingung siapakah dirinya

“Siapa cewek di arah sana yang sedang makan dengan sangat barbar? Sepertinya aku mengenalnya. Masa sih dia tetangga ku yang liar itu. Tapi tingkahnya mirip, dia sama sekali tak kelihatan seperti cewek pada umumnya. Bisanya dia makan dengan kelakuan seperti orang kelaparan berbulan-bulan yang baru saja mendapatkan makanan. Dasar cewek aneh!” (Pikirku)

Namun entah kenapa firasatku mengatakan bahwa dia cewek yang sama. Padahal mungkin aja toh dia orang lain. Oh Tuhan Apa yang terjadi padaku?

Bel masuk terdengar berbunyi dari kejauhan, lalu kami semua melangkah kembali ke kelas. Karena masih ada kelas kedua yang harus aku ikuti. Btw karena kami hanya di haruskan mengikuti 8 kelas maka aku hanya akan bersama mereka ini dalam mengikuti 5 kelas wajib. Karena dari cerita-cerita mereka tadi sepertinya mereka banyak ambil kelas lain yang berbeda dariku untuk 3 kelas peminatan lainnya.

Akhirnya semua kelasku hari ini telah berakhir, aku harus bersiap pulang. Namun sebelum itu mungkin aku akan singgah ke Target (jenis Alfamart yang ada di US) karena disana sering diskon plus harganya hemat di kantong daripada belanja di mall. Akan tetapi, teman-teman Boys ku malah mengajakku untuk ke STAN-STAN yang berada di luar sekolah. Kata mereka disana banyak dari kampus-kampus yang sedang melakukan promosi, which is aku malas banget.

“Buang-buang waktu! Toh ada internet yang menyediakan informasi tentang kampus secara mendetail” (pikirku)

Namun ditengah jalan, alangkah buruknya hal yang menimpaku. Cewek itu! Iya! Tetangga yang ku ceritakan ini justru menabrak diriku lalu membuat ku jatuh terduduk di tanah. Ntah tenaga apa yang dia gunakan sehingga mampu membuat ku jatuh, padahal ia hanyalah seorang cewek remaja. 
“Ah sial kotor bajuku” (Geramku)

Dan sepertinya dia terlihat sangat syok bertemu dengan ku disini. Lalu kemudian ku berkata 
Kamu! Ternyata benar itu dirimu! Aku yakin bahwa aku tak salah. 
Aku sudah mulai muak, aku hendak mengoceh lebih panjang lagi. Namun tiba-tiba dia merespon dengan menutup mulutku dengan tangan kotornya yang sontak membuatku terkejut.

Ah sial perasaan apa ini! Kemudian atmosfer disekitar ku terasa berubah 180 derajat. Kini semua mata memandangi kami.

“Apa yang cewek bodoh ini lakukan?” (Ucapku dalam hati)

Dapat ku dengar juga para kerumunan berbisik-bisik

“Apa yang terjadi? Ada apa dengan mereka? setiap orang yang ada disini kini sedang memandangi mereka, wah apa mereka sepasang kekasih? Tapi mengapa  Tak ada yang terucap, dia membisu 1000 kata.”

Aku mencoba mengatasi situasi aneh ini dengan melepas tangannya yang berada di bibirku dan ku katakan 
“Hentikan, Cukup sudah semua ini! Kau lagi, kau lagi. Aku tak ingin melihat mu, berhenti mengganggu ku. Please just go away from my life” (Bentakku)

Lalu aku langsung segera beranjak pergi meninggalkan dia dan kerumunan gila ini. Tetapi saat aku berbalik tadi aku melihat air matanya jatuh. Apa dia menangis? Apa aku terlalu keras membentaknya? Apa aku membuat dia malu? Ah sial biarin saja! Toh dia yang mulai duluan.

*Sacha POV

Kata-katanya masih tergambar jelas dipikirkan ku, tak pernah ada yang menghina ataupun membentakku sebelumnya. Dan tanpa sadar air mataku pun jatuh perlahan, bukan karena sedih atas dirinya tapi aku jadi teringat bahwa ayahku selalu ada padaku dalam hal sepele seperti ini.

Aku selalu akan lari ke pelukannya tuk memberitahu segala keluh kesahku. Ayahku selalu melindungi ku, dia selalu berkata

“Aku takkan membiarkan anak-anak ku mendapat perlakuan yang tak baik dari orang lain. Putriku adalah mutiaraku”

Tak berkata apapun aku segera lari dari sini, namun dapat kudengar bisik-bisik mereka yang mengatakan

“Oh ternyata dia salah satu penggemar Cowok itu juga yah, kalau tidak salah dia masih anak baru kan. Sayang yah padahal dia cantik pasti banyak laki-laki yang diluar sana mau dengannya”

Namun aku juga mendengar ada yang berkata 
“Dasar cewek so kecantikan, padahal masih anak baru tapi gayanya belagu banget. Iya yah pake sok-sokan menggoda para senior. dasar jalang! Wanita murahan!”

Hal ini bahkan jauh lebih parah dari yang aku bayangkan. Aku pikir aku sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan semua permasalahan ku sendiri dan maju melangkah di dunia ini. Tapi sepertinya aku salah lagi dan lagi, dunia ini begitu besar dan kejam. Jika kau tak menjalankan peran mu sebagai makhluk yang baik kau pasti akan mendapatkan hukumanya.

Aku berhenti di suatu taman dan duduk menangis disana. Namun sepertinya ada yang sedang memanggil namaku. 
“Sacha, sacha sacha”

Aku menoleh, namun tak ada yang ku kenal. Dan tiba-tiba aku kaget ada seorang cewek yang duduk disebelah ku 
“Ini tisunya di lap aja dulu Sacha” (Ucapnya)

Tak berpikir panjang aku langsung mengambil nya. Kemudian aku bertanya 
“Kamu siapa? Kamu kenal aku dari mana?”

“Sacha, ini aku Règina! Règina Welsh. Temen kecilmu, kita dulu sekolah di Elementary (SD) bersama. Apa kau masih ingat?” (jawabanya) 

Kemudian aku ingat dan langsung memeluk dirinya. Air mataku jatuh kembali, bahkan kali ini mengalir dengan lebih derasnya

“Ngga papa, keluarin aja Sacha. Jangan di tahan” (Ungkapnya sambil ikut memeluk diriku)

Setelah aku akhirnya merasa lebih tenang, aku mulai menceritakan segalanya pada Règina. Dimulai dari awal aku bertemu dengan cowok itu sampai kejadian siang ini. Aku memutuskan tuk terbuka lagi padanya, dia pun juga tahu aku seorang Vampir sejak kecil. Namun dia tetap mau berteman denganku, aku bahagia bisa menemui dirinya lagi setelah kurang lebih 6 tahun kami berpisah.

“Astaga ternyata begitu! Kejam loh! Ya udah kamu yang sabar aja harus kuat. Padahal kalian belum berkenalan dan saling tak tahu nama masing-masing tetapi sudah bertengkar hebat” (Ucapnya)

“Btw Sacha aku juga sebenernya masuk disekolah yang sama denganmu. Hanya saja sepertinya kita beda kelas, plus sekolah itu adalah sekolah besar jadi wajarlah jika kita tak saling tahu” (Tambah nya)

Aku langsung tersenyum dan memeluk nya lagi sambil berkata

“Règina kamu jangan pergi lagi yah, jangan tinggalin aku lagi. Kamu kan teman baikku. Kau tak tau seberapa rindunya diriku ini padamu, dam karena kita sudah satu sekolah lagi walau tak sekelas kamu tetap mau kan jadi temanku”

“Of course Sacha, we’re together nothing is better!” (jawabnya) 
Aku segera meminta nomer nya, agar dapat langsung ku save di kontakku. Makasih yah Règina, kamu udah negur aku tadi dan mau meluangkan waktu mu denganku hari ini.

“Tak perku sungkan, apa gunanya kawan kalau tak bisa saling membantu satu sama lain. Btw aku harus pergi yah, soalnya kaka aku udah jemput nih sepertinya. Maaf yah aku ngga bisa lebih lama lagi nemenin kamu” (jawabnya)

Gapapa kok, kehadiran mu walau cuman beberapa jam ini sudah membuatku kembali tenang, ia pergi sana. Aku akan menghubungi mu nanti.

Kami pun saling berpamitan, dan aku beranjak dari taman ini untuk segera pulang. Aku memesan taxi online untuk mengantarku pulang kembali ke apartemen.

Rasanya aku sungguh lelah, namun memikirkan tentang pulang rasanya hal itu mengingatkan ku lagi pada cowok itu. Yah mau bagaimana pun aku harus lewat di depan pintunya sebelum aku masuk kedalam apartemen ku. Ini semua karena, apartemen kami benar-benar dibangun bersampingan. Tak ada jarak atau area kosong yang memisahkan apartemen ku dengannya. Hanya ada dinding ini yang memisahkan kehidupan ku dengannya.

Sesampainya di apartemen ku, aku segera membantingkan diriku kekasur untuk beristirahat sejenak. Namun tak terasa semuanya makin kabur dan terus gelap. Tanpa sadar akupun akhirnya ketiduran. Yang kurasakan saat ini hanyalah kedamaian yang yang sangat tenang. Ntah diriku bahagia ataupun tidak 



Bagaimana episode kali ini? Apa kalian suka? Make sure kalian Like, Vote, dan komen yah supaya aku tau tanggapan dan respon dari kalian 
________ 
Next episode : 
“Ini menarik, hubungan yang ada diantara mereka cukup unik dan aneh. Mereka seolah memikiki chemistry tersendiri. Dan kalau dipikir-pikir lagi mereka juga lumayan terkihat cocok” 


TBC 
Terima kasih sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca karya aku. Kalau ada kesalahan atau ada kekeliruan mohon dimaafkan. 
Enjoy yah! 
See ya in the next episode 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience