Chapter 2 : DILEMMA

Vampire Series 3362

*Mark POV

Hai, perkenalkan namaku Mark Steward. Aku adalah seorang Cowok, postur tubuh ku terbilang lumayan idealis. Aku orangnya tinggi dan berpenampilan menarik, aku suka berolahraga namun bukan untuk mengincar Body yang bagus melainkan karena alasan kesehatan. Aku berpikir kita itu harus sehat, sebab jika kita sakit maka akan banyak tugas/pekerjaan kita yang akan terbengkalai.

Menurut ku Body yang bagus itu hanyalah bonus dari upaya kita yang rajin berolahraga. Aku juga memiliki rambut yang berwarna Blonde, dan mata yang berwarna biru. Ini semua berasal dari orang tuaku, mereka berasal 100% dari UK (Inggris). Namun karena masalah ekonomi kami jadi terpaksa harus pindah ke US (Amerika), dan saat itu akan masih bayi. Aku ngga tau apapun tapi ibuku lah yang menceritakan semua ini padaku. Dan aku sangat bersyukur di US kehidupan kami berhasil makmur dan sejahtera kembali, walau sampai saat ini kami tidak pernah kembali lagi ke UK.

Anyway, aku masih berusia 19 tahun. Dulunya aku tinggal di Texas, namun karena ada masalah dengan sekolahku yang ada disana maka seluruh siswa di pindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah. Ada sekitar 30-50 sekolah yang bersedia menampung kami dan para siswa harus mengikuti setiap persyaratan agar bisa ikut pindah, dan asiknya lagi kami bisa memilih sekolah yang kami ingin tuju sendiri. Namun dengan persyaratan tertentu (biasanya ada sekolah tertentu yang mau menerima siswa pindahan akan tetapi syaratnya harus memiliki nilai yang cukup tinggi dan sikap perilaku yang baik).

Dan setelah berdiskusi dengan orang tua ku, aku sepakat untuk pindah ke salah satu sekolah yang ada di Los Angeles. Kenapa aku memilih LA? Yah karena aku dengar banyak hal ajaib yang bisa terjadi disana, baik itu kisah percintaan maupun karir yang luar biasa. Hal itulah yang menguatkan tekadku untuk pindah kesana. Aku dengar sekolah yang aku tuju memiliki Dorm (Asrama) yang disediakan bagi para pelajar yang datang dari luar. Namun aku sama sekali ngga berminat untuk masuk kesana, kenapa? Yah karena aku ngga suka aja share semua hal privasi aku ke publik. Menurut ku hal privasi haruslah tetap menjadi privasi, sedangkan di Dorm tersebut per-kamar terdapat 5-7 siswa yang biasa menempatinya. Kalau hal tersebut bisa diketahui oleh 5-7 orang maka percaya saja berita tersebut akan semakin cepat menyebar dari mulut ke mulut dan akhirnya satu sekolah bakal jadi tahu semuanya, itulah yang paling aku ngga suka dari tinggal di Dorm.

Alasan lain aku ngga terlalu suka untuk berbagi Space (jarak) aku dengan orang lain, terutama bagi Stranger (Orang asing) maupun orang yang baru ku kenal. Soalnya aku ngga mudah tuk percaya pada sembarangan orang. Well, singkat nya aku memutuskan tuk tinggal di sebuah apartemen di LA yang jaraknya cukup dekat dengan sekolah tempat aku pindah. Dan hari ini aku baru saja tiba disini, dari bandara aku segera ke stasiun bus lalu langsung menuju ke tempat apartemen ku.

Setelah tiba di apartemen, aku segera masuk sambil membawa barang-barang ku ke dalam kamarku. Namun saat aku hendak masuk kulihat ada seorang kurir yang sedang mengantarkan pesanan makanan di apartemen sebelah ku.

"Cih, malas banget sih orang yang tinggal disebelah. Maunya serba instan aja, ngga mau keluar tenaga untuk nyari makanan sendiri. Kalau dia orang yang udah lansia masih dapat aku tolerir, namun jika dia orang yang masih muda maka ngga ada namanya kompensasi" Ucapku dalam hati

Sorry aja yah aku mungkin masih berpikiran jadul, namun inilah diriku. Aku ngga suka melihat orang yang malas, yang menginginkan segalanya dengan cara yang instan. Dunia modern saat ini membuat manusia menjadi sangat terlena sehingga mereka jadi tidak lagi mau berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu.

Dan benar saja yang menerima paket tersebut adalah seorang cewek remaja seusiaku dari apartemen sebelah. Lalu lihatlah dia sekarang mencoba menyapaku dengan sikap sok baiknya. Aku sama sekali tak menggubrisnya dan segera masuk kedalam apartemen ku dan langsung menutup pintu. Aku cuman melihat bahwa dia sempat melangkah mendekat ke arah pintu ku tadi sebelum ku tutup.

"Apa sih maunya, ngapain dia mencoba tuk mendekat ke kamar ku. Apa dia tipe cewek yang (Maaf) ga jelas, yang suka mendekati sembarang pria" Pikir ku

Memikirkan nya saja sudah membuatku menjadi muak, dari pada membuat kepalaku pusing mending aku segera membersihkan dan merapikan semua barang-barang ku. Walau apartemen ini udah terlihat bersih, pasti masih banyak kuman-kuman yang bersembunyi yang tak nampak oleh mata. Ayolah Mark, semangat untuk membersihkannya!

Aku segera mencari segala peralatan kebersihan di apartemen ini dan langsung mulai membersihkannya, setelah itu aku akan merapikan barang-barang ku.

*Sacha POV

... Akhirnya aku udah selesai dandan buat keluar tuk jalan-jalan sebentar. Bener yah kata orang make up adalah cara yang ampuh meluluhkan hati yang sedang panas. Saking asiknya aku sampai lupa bahwa aku sedang lapar dan lagi bad mood karena tetangga sebelah. Udah cantik kayak gini, aku udah siap tuk keluar.

Namun suara bising apa yah ini, sepertinya ini berasal dari tetangga sebelah. Kedengarannya seperti suara vakum cleaner dan alat bersih-bersih lainnya. Wow dia cukup rajin yah untuk membersihkannya, padahal ia seorang cowok loh. Jarang banget ada cowok yang suka kebersihan bahkan cowok itu umumnya suka hal-hal yang jorok. Wait, jangan-jangan apartemen dia kali yang mungkin memang sedang kotor.

"Tapi kok rasanya aneh yah kalau gitu apa pengurus apartemen disini ngga ngecek gitu? Setahu aku, justru ini salah satu apartemen dengan ulasan bintang 5 loh di internet. Tapi kok bisa yah, apa jangan-jangan memang kelupaan tuk dibersihin, namun apartemen ku yang jelas-jelas notabenenya satu area dengan apartemen nya aja udah bersih banget" Pikir ku

Ya udahlah aku ngga mau jadiin ini beban, toh aku mau keluar tuk refreshing sambil nyari udara segar. Aku segera ambil ponsel dan segera keluar dari apartemen ku, yang pasti tak lupa mengunci nya.

*Beberapa jam kemudian

Wah ternyata di LA itu asik banget, pemandangan nya keren loh padahal ini cuman area deket apartemen aku aja. Dan puas rasanya diriku jalan-jalan disekitar sini, aku juga bertemu beberapa penghuni apartemen yang sama denganku dan ternyata mereka kocak dah. Mereka juga ngebantu aku tadi nyari tempat makanan yang paling enak dekat sini. Pokoknya aku senang banget dah, tak lupa aku juga bertukar kontak dengan mereka. Yah kali aja ada apa-apa aku bisa ngehubungin mereka. Sekarang aku jadi banyak tahu area sekitar sini berkat mereka. Padahal aku baru sekitar 5 jam-an ada di luar rumah, aku udah mulai terbiasa dengan kota ini. Benar-benar magic kan? Itulah yang namanya LA.

Matahari nampaknya sudah mulai terbenam, aku juga udah mulai lelah. Aku memutuskan tuk balik ke apartemen ku, Aku jadi pengen istirahat.

Sesampainya di apartemen,
"Duh, (teriak ku) maaf-maaf aku ngga sengaja, aku ngga perhatikan kalau ada orang yang sedang lewat. Soalnya aku juga lagi nyari ponsel aku di tas, ku pikir tadi ketinggalan" Ucap ku

Dia sama sekali tidak merespon perkataan aku, dan kembali mengambil kantungan nya yang seperti nya itu adalah pelastik sampah. Aku refleks juga jadi langsung membantu dirinya, toh ini juga kesalahan ku yang membuat plastik sampah nya ini jadi berserakan.

Saat aku hendak mengambil pelastik terakhir aku ngga sengaja bersentuhan dengan nya. Dan perasaan apa ini aku tiba-tiba merasakan sesuatu, dan saat ku perhatikan ternyata bau cowok ini juga lumayan tajam dan mulai mengusik ku. Baunya sangatlah nikmat (jangan pikir yang macam-macam duku yah).

Namun dia merespon dengan sangat dingin dan segera mencoba menjauh dariku, aku yang bodohnya malah mengikuti bau tersebut dan malah semakin berusaha menempelkan diriku ke arahnya. Namun betapa terkejutnya diriku Saat dia mengangkat kepalanya dan berkata

"pergi sana, ngapain kau mencoba mendekati ku"

Sontak aku terkejut dan tersadar dari lamunanku, betapa malunya diriku ternyata dia adalah tetangga ku yang tadi aku ceritain yang pindah di sebelah apartemen ku.

"Sacha kamu bego banget" ucapku dalam hati.

Ternyata dia adalah pria yang sama, namun disini dia terlihat sangat tampan dengan earphone di telinganya dan kaos tank top yang dikenakannya serta celana pendeknya. Wow aku terkejut melihat pahatan otot dilengangnya.

"Dia Ternyata cukup seksi untuk cowok seusianya" Pikir ku

Tanpa berkata apapun lagi, dia langsung mengambil kantung plastik yang ada di tangan ku, dan segera berjalan menyusuri koridor ini. Sepertinya dia menuju ke ruang tempat pembuangan sampah. Tapi apalah dayaku, aku masih berdiri membeku disini yang masih terpesona akan dirinya. Seketika aku tersadar akan lamunanku,

"Sacha kok kamu jadi kayak orang tolol, ngapain kamu kayak orang tolol disini Malu-maluin aja" Pinta ku

Aku langsung berlari mencari lift untuk segera naik ke apartemen ku. Setibanya di Apartemen aku langsung segera masuk, dan merenungi semua perbuatan konyol ku barusan.

"DASAR BEGO, SACHA TOLOL, IDIOT Banget" Teriak ku (Habis aku memarahi diriku sendiri)

Aku harus minta maaf, aku ngga boleh memberi dia kesan buruk tentang diriku. Yah aku harus lakukan itu, aku lamgsung manaruh tas dan ponselku lalu segera keluar untuk menemui nya. Namun sepertinya dia masih belum kembali dari ruang pembuangan sampah.

"Tenang Sacha, kamu harus tenang. Aku akan menunggu nya dan akan menjernihkan permasalahan ini dengan baik-baik" Pikir ku

Aku mendengar suara langkah kaki dan aku segera menoleh kebelakang, dan aku benar itu dia. Aku segera melangkah mendekati nya, namun sepertinya dia ngga peduli dan bergegas segera masuk ke apartemennya. Aku dengan cekatan langsung menahannya, dan tanpa sadar aku malah menggenggam tangannya. Lalu dia malah menatapku dengan tatapan yang sangat dingin, namun bukannya malah takut aku justru makin terpesona akan dirinya, terutama baunya yang sangat nikmat. Seketika aku terlupakan bahwa aku ingin minta maaf padanya. Aku malah membeku seolah aku lumpuh oleh waktu. Aku mendengar dia mulai mengoceh walau samar-samar tak jelas.

"Perasaan apa yang aku rasakan ini? Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku merasa nyaman menggenggam lengannya? Bagaimana bisa aku terpesona oleh baunya?"

Pertanyaan-pertanyaan ini terlintas di kepalaku, aku mencoba mencari jawabannya dalam diriku namun sepertinya aku tak mendapatkan nya.

.

.

.

.

.

Bagaimana menurut kalian??

Kisahnya mulai memanas nih sepertinya.

Next chapter :

Apa yang dilakukan cewek ini? Kok dia seenaknya sih memegang tangan orang? Mengapa dia ngga membalas semua perkataan ku? Apa jangan-jangan dia ngga waras yah seperti cewek gila di film-film?

Saksikan kelanjutan nya di Untouchable (Tak Dapat Disentuh) update setiap minggunya (namun aku target untuk update setiap hari :) )

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience