Chapter 19 : Location

Vampire Series 3362

David POV

Alarm yang berbunyi benar-benar membangunkan diriku pagi ini, sepertinya aku menyetelnya sedikit lebih awal dari biasanya padahal ini adalah weekend. Yah aku tau sih aku punya job hari ini walau itu cuman setengah hari sih. Setelah mempersiapkan semua peralatan yang aku butuhkan untuk sesi pemotretan sebentar, kini aku beranjak untuk segera bersiap menuju ke gym untuk berolahraga. Ini weekend dan pastinya aku bisa ketemu Sacha disana.

Oh iya berhubung soal Sacha, aku juga belum tau apa balesan dia soal tawaran aku kemarin. Semoga aja dia mau jalan bareng aku, hitung-hitung semakin memperkuat kedekatan kami.

Setelah merasa siap aku berjalan lalu menggunakan lift hingga sampai ke ruang kesehatan bugar milik apartemen ini. Tapi sejauh aku memandang, aku masih belum nemuin Sacha, dan juga ga ada tanda-tanda ada si sahabatnya juga disini.

“Apa mereka ga olahraga hari ini? Apa karena weekend? Atau mereka mungkin ambil waktu off buat healing di weekend?” (Pertanyaan-pertanyaan ini mulai menganggu pikiranku dan sedikit mengacaukan latihanku)

“Soalnya mustahil Sacha ataupun Règina gak ikutan workout secara tubuh mereka body goals banget kan, dan definitely mereka latihan intens untuk nge-dapetin itu semua” (Pikirku)

Tak terasa setelah 35 Menit aku berlatih di gym ini, aku duduk dan segera mengambil air minum milikku karena kebetulan aku cukup haus akibat latihan intensif ini. Mataku tertuju pada arah pintu masuk dan begitu bahagianya diriku saat mata ini menatap sosok pujaan hati yang kini perlahan berjalan masuk. Seketika mood aku jadi terboost banget dah pokoknya.

Inisiatif aku langsung menyamperi mereka, setelah berbasa-basi sedikit aku jadi tau bahwa mereka ternyata sedikit ketiduran karena menonton hingga larut malam. Setelah itu aku mengajak mereka berdua untuk workout bareng. And yup aku rela nambah 30 menit lagi just for my princess. Asik dah!

Karena mereka latihannya juga lumayan intens, akhirnya mereka juga merasa haus dan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan latihannya lagi. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya pada mereka terkait persoalan kemarin.

“Jadi gimana, apa kalian telah merencanakan sesuatu hari ini?”
“Sebenarnya kami terpikir beberapa hal, which is itu juga ide dari ina” (Ucap sacha)

“Oh memangnya apa ide regina?” (Tanyaku)

“Yah kurang lebih mirip dengan yang kamu saranin kemarin ke aku” (Ucap sacha)

“Oh jadi kalian mau ambil yang mana dari ide-ide ini?” (Tanyaku balik)

“Eh.. sebenarnya kami berpikir untuk mengambil semua aja, selagi waktunya cukup yah kenapa nggak?. Kan ada 2 hari juga libur mingguan kami” (Sahut règina)

“Oh gitu, pasti asik yah. Apalagi kalau ramai-ramai dijamin makin seru” (Kataku sambil memberikan kode halus)

“Tenang, kamu boleh ikut gabung bareng kami kok vid, iya sekalian have fun bareng” (Balas Sacha)

“Memang my future baby girl ini peka dan pengertian, kan gini aku jadi makin excited” (Kataku dalam hati)

“Wah boleh tuh, sekalian jadi tour guide tambahan” (Ucapku)

“Bener tuh kata David, secara dia tinggal disini juga udah cukup lama sehingga kami bisa sama-sama saling sharing pengalaman” (Sahut règina)

“Haha iya sih” (Ucap sacha sambil sedikit tertawa)

“Well, oke tapi aku ada sesi sampai siang nanti. Kalian kalau ada rencana mau jalan, mulai aja duluan ga usah nungguin aku. Ntar aku susul aja kalau kerjaan aku udah selesai” (Balasku)

“Oke sip, nanti kasih kabar aja sama kami kalau sesi kamu udah selesai” (Ucap mereka berdua)

“Sip, btw aku udah ga bisa lanjut latihan bareng kalian lagi karena aku harus siap-siap untuk sisi hari ini. See ya Soon!” (Kataku)

*****
Sacha POV

“Wah harum, kamu masak apa nih ina?” (Tanyaku)

“Ini aku buat omelette buat sarapan pagi kita yang super bernutrisi dan pastinya healthy” (Balanya)

“Iya deh, mendadak kamu bisa jadi chef juga yah. Benar-benar multi fungsi hehe” (Ucapku)

“Tentu saja kalau kerjamu gak hanya nge bucin saja mungkin sudah banyak kehalian yang bisa kamu kembangkan” (Balasnya)

“Iih, kamu kok ledekin aku. Dasar yah ntar ku sumpahin loh!” (Ucapku dengan kesal)

“Udah-udah no drama. Mending deh kamu buat aja tuh susu workout kita” (Balasnya dengan datar)

Aku pun menuruti ucapan darinya walau aku sedikit ngambek. Tapi perlahan senyuman milikku kembali terlihat saat Règina mulai menghidangkan makanan itu diatas piring putih yang indah.

“Ini Omelette karya chef Règina lengkap dengan avocado tumis yang pastinya healthy dah buat kita” (Ucapnya dengan nada yang lantang)

“Wah, wah. Kelihatannya lezat sekali, jadi ga sabar deh buat disantap.” (Kataku)

Setelah merasa cukup kenyang, kami memutuskan untuk segera mandi karena rasanya pasti ga enak, habis workout tapi langsung beraktivitas dan ngga mandi. So aku biarin ina mandi duluan dan aku mulai nyiapin pakaian apa yang akan ku gunakan hari ini. Selepas ina selesai aku segera masuk kedalam kamar mandi lalu segera mulai menyalakan shower dan lanjut membasuh tubuhku.

Sebenarnya di apartemen ku ini punya 2 kamar dan juga 2 kamar mandi. Cuman bedanya satu kamar utama yang pastinya ukurannya lebih luas, begitupun dengan toiletnya. Sedangkan yang satunya lagi kamar biasa yang ukuran kamar ataupun toiletnya lebih kecil dari kamar utama. Mungkin ini semacam kamar tamu gitu kalau dirumah-rumah. Well karena aku tinggal sendiri disini, aku otomatis milih kamar utama jadi kamar tidur aku Sedangkan aku jadiin kamar tamu itu sebagai ruang kerja gitulah buat belajar dan ngerjain projek-projek sekolah. Yup karena sekarang Règina nginap disini seharusnya ia tinggal di kamar tamu itu bukan. Aku sih udah nawarin ke dia namun dia nya aja yang kekeh dan keras kepala. Ia ngotot untuk tidur sekamar dengan ku. Ya udah aku pasrah saja, toh ina juga bukanlah orang baru lagi buatku.

----

Aku melangkah keluar dari kamar mandi. Rasanya legah dan terasa sangat segar. Tapi aku dikejutkan oleh suara sindiran ina yang mulutnya kadang julid padaku.

“Kok kamu lama banget sih, padahal cuman mandi doang. Jangan bilang kamu pakai acara berendam bagai permaisuri didalam sana. Kok tau aku bukan pelayan yang akan datang dan menawari semua yang kau butuhkan”

“Geez, santai aja. Kamu ngata-ngatain orang tapi ga sadar ama diri sendiri. Lagipula aku cuman sekitar 20 menitan didalam sana” (Balasku menghentikan ucapannya)

“Serah dah.. lagipula aku udah hampir siap. Kamu cepetan dih, buruan bersiap. Ntar taxinya keburu datang duluan” (Sahut règina)

“Apa?? Kamu udah mesan taxi. Gila yah, kamu nyuruh aku bersiap tapi gak kasih waktu dan kesempatan untuk melakukannya” (Kataku dengan nada tinggi)

“Tik tok, mending kamu buruan dah dan hentikan ocehan milikmu. Waktu terus berjalan loh” (Ungkapnya dengan gaya meledek)

“Sial, awas yah kamu! Bakal ku balas nanti” (Kecamku)

Setelah siap, kami berdua segera turun ke bawah dikarenakan juga sudah adanya notice dari drivernya bahwa ia udah sampai dan sedang nungguin kami di bawah.

Perlahan kami melangkah menuju lift, tapi mataku tertuju pada apartemen milik Mark dan seketika kejadian kemarin terputar kembali didalam pikiranku.

“Woy tuan putri, jangan banyak ngayal dah. Milih satu yan pangeran yang ada disamping kamu atau pangeran yang akan kita temui nanti” (Ucap règina dengan lirikan matanya)

“Apaan sih kamu. Gaje deh!” (Kataku sambil berusaha menutupi fakta yang tak bisa ku sembunyikan ini)

“Jangan bohong kalau sama aku. Kentara kok” (Balasnya)

“Udah ah, kamu buat kita makin lama ntar drivernya jadi kesal nungguin nya.” (Ucapku)

“Biarin aja, toh pelanggan adalah raja. Kalau dia nolak dan main cabut aja ntar bisa ku laporin dia via aplikasi” (Balasnya dengan sifat sok cool)

“Dasar yah kamu benar-benar nyusahin orang. Tadi kamu desak aku buat cepet-cepet sekarang kamu malah bertingkah kayak gini” (Ucapku sembari memanyunkan bibir cantik ini)

***

Wah rasanya luar biasa, akhirnya aku bisa sampai disini. Dulunya aku cuman bisa ngayal di TV, ternyata tempatnya keren dan ramai banget.

“Wellcome to hall of fame kawan” (Sahut règina yany memudarkan lamunanku)

“Denger, kamu jangan bersikap kampungan yah. Tahan diri dan jaga sikap, supaya kita bisa terlihat cool dan elegan.” (Tambahnya)

“Ba-baiklah” (Kataku)

“Apa yang barusan ku bilang kontrol dirimu, jangan terbata-bata kayak gitu.” (Ucap règina)

Aku benar-benar sangat senang bisa datang kesini. Ini tempat-tempat dimana para rekor-rekor artist disemayamkan. I mean, mereka pasti di undang ke sini dan rekor atau pencapaian mereka di museum kan.
“Yuk masuk kedalam, aku udah beli karcisnya. (Ucap règina)

“What? Kamu dari tadi ninggalin kaku” (Balasku)

“Iya” (Ucapnya sambil menganggukkan kepala)

“Tadi aku kan juga udah bisikin kamu bahwa aku ingin ke sebelah sana untuk purchase karcisnya yang aku ambil lewat online. Kamu pasti terlalu excited sampai ga nyadar gini” (Tambahnya sambil menepuk lenganku)

“Iya deh, sorry. Aku mungkin terlalu excited, you know lah. Apalagi aku juga baru pertama datang kesini.”

----

Aku benar-benar terpukau, tak bisa digambarkan menggunakan kata-kata. Pokoknya amazing dah rasanya. Aku melihat banyak hal yang sungguh membuatku takjub. Andai aku juga bisa jadi salah satu artist besar yang sukses pasti nama dan rekorku juga akan tergabung dalam museum ini. Tak sadar aku dan Règina menghabiskan sekitar 50 menitan di dalam sana. Tak sedikit foto-foto yang kami abadikan, pokoknya lumayanlah untuk kesan pertama kali aku datang kesini.
“Cha, kamu mau nggak next kita ke universal studios?” (Ucapnya)

“Wait, aku ga salah dengar kan. ‘UNIVERSAL STUDIOS’ Tentu saja aku mau banget” (Kataku)

“Oke maka pemberhentian next kita adalah universal studios. Tapi sebelumnya kita pesan minum di Starbucks yang ada di seberang jalan sana yah. Soalnya aku udah cukup haus nih” (Ucapnya dengan menampilkan mata puppy nya)

“Baiklah, aku juga demikian. Yuk kita kesana” (Balasku)

----

Setelah mendapatkan pesanan kami, règina segera mengorder taxi online untuk pergi kesana. Dan yup tanpa menunggu lama, sekitar 5 menitan taxi tersebut sudah sampai didepan Starbucks ini. Kami pun segera menaikinya, dan saking senangnya aku malah naik di kursi depan meninggalkan règina yang duduk si kursi belakang.

Selepas sampai kami segera masuk, dan yup seperti biasa Règina telah mempersiapkan karcis untuk kami yang dipesannya secara online.
Bahkan tak tanggung-tanggung dia memesan tiket yang premium. Katanya agar supaya kita tak terlalu lama menunggu antrian. Yup kalian mungkin tak percaya tapi antriannya disini benar-benar sangat gila. Super duper ramai dah, aku tak habis pikir berapa banyak jumlah manusia yang datang kemari.

Setelah prosesnya selesai kami dipersilahkan masuk. Karena kami menggunakan tiket tipe premium antrian kami tak begitu panjang meskipun tetap ramai yah. Aku menerima notif chat dari David yang mengatakan bahwa pekerjaannya sudah selesai dan ia sekarang sedang berberes-beres. Ia juga menanyakan lokasi kami saat ini. Tanpa tunggu lama aku langsung mengirimkan lokasi posisi kami saat ini.

“Kenapa cha, kok kamu liatin ponsel terus sih?” (Ungkap Règina)

“Nggak kok ina, aku cuman bales chat dari David. Kata dia pekerjaan miliknya sudah selesai dan ia segera bersiap untuk kemari” (Balasku)

“Oh begitu, bilang aja kita tunggu dia disini” (Katanya)

“Btw kalau udah kita coba wahana ini yuk” (Tambahnya sembari jarinya menunjuk ke arah sesuatu yanga ada di belakang ku)

“Oke” (Balasku singkat dan padat)
.
.
.
.
.
Next Episode :
Siapa sih perempuan ganjen yang sedang megang-megang tangan David. Kok bikin iri yah ngeliatinnya. Apa kau mengenalnya? Sepertinya tidak, dia nampak cukup asing bagiku. Siapa yah dirinya. Stay tune di Untouchable (Tak Dapat Disentuh)
.
.
Hey guys, I'm back!
Finally aku udah selesaikan final dan semua tugas-tugas aku. Semoga aja nilai yang keluar memuaskan.

First, I'm so so sorry kalau aku harus ambil pilihan untuk Hiatus. Karena aku pen fokus pada semua ujian ku. Yang mungkin pilihan ini membuat kalian agak kecewa.

Second, mungkin aku akan sedikit memerlukan waktu lebih dikarenakan aku lagi mencoba mencari ide untuk menyambung cerita ini. Karena somehow aku kayak lost gitu. So aku butuh waktu lebih untuk dive in lagi cerita ini. Sebelum aku finally publikasikan.

And the last, aku juga harus open ke kalian bahwa akhir-akhir ini kondisi aku juga kurang fit. So, aku mohon maaf jika nantinya aku bakal take more time than i should.

I LOVE YOU
SEE YA IN THE NEXT EPISODE

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience