Chapter 29 : What A Party

Vampire Series 3362

(Flashback Continue)

Sacha POV

Karena tahu bahwa hari ini Mark akan bertemu dengan dokter Kevin untuk pemeriksaan, maka aku juga memutuskan untuk mengikutinya. Aku memastikan bahwa aku akan mengintai tanpa sepengetahuannya. Oleh karena itu saat aku melihat dirinya sedang naik bus aku membuntuti bus tersebut dari atas perumahan dan gedung-gedung disepanjang jalan yang bus itu lewati. Aku gunakan kemampuan Vampir yang aku miliki dan segera melesat dengan cepat.

Setibanya di rumah sakit, aku melihat Mark segera masuk dan berbicara dengan salah seorang perawat disana kemudian ia duduk disalah satu kursi di ruang tunggu. Sementara aku masih bersembunyi di sudut-sudut ruangan agar supaya dia tidak melihat diriku. Karena sepertinya Mark sudah sedikit curiga, sepertinya ia merasa sedang diikuti tapi tak pernah menemukan siapa orang yang mengikuti dirinya tersebut. Oleh karena itu aku bersyukur karena aku masih aman.

Perlahan aku melihat salah seorang perawat kembali memanggil dirinya lalu ia mulai masuk ke salah satu ruangan yang tak jauh dari sini. Setelah dia berhasil masuk, aku kemudian mulai bergerak dan mengintai ruang yang baru saja ia masuk tersebut. Aku duduk di salah satu kursi kosong yang berada di depan ruangan itu. Ku gunakan kemampuan indra vampir milikku untuk mendengarkan hal yang mereka sedang diskusikan didalam sana. Namun sayangnya saja ruangan mereka itu lumayan kedap suara, dan ditambah bisingnya rumah sakit ini. Aku jadi kesulitan untuk mendengarkan percakapan mereka satu sama lain.

Well, oleh karena itu aku berinisiatif untuk mendekatkan diri kearah pintu tersebut dan perlahan bersandar disana sembari merapatkan telingaku dengan pintu tersebut. Awalnya berjalan lancar hingga salah satu perawat mulai curiga. Mereka mulai mengajukan beberapa pertanyaan padaku dan aku menjawab semuanya tanpa terkecuali. Namun sepertinya mereka tak merasa puas, sekitar 10 menit aku yang masih dengan posisi yang sama merasakan pergelangan tanganku ditarik oleh salah satu security. Dia menyuruh diriku untuk segera pergi dari sini. Tetapi ntah mengapa aku malah ngotot untuk tetap stay disini, sampai gak sengaja tanganku yang satunya membuka gagang pintu ruangan tersebut. Karena rasa sedikit kaget, aku terpental ke dalam ruangan tersebut. Tapi untunglah gak sampai jatuh ke lantai, karena aku masih bisa ngontrol tubuhku sendiri.

Mark dan dokter tersebut terkejut dan kini mereka sedang menatap kearah diriku. Ditambah pak security ini masih gencar pengen nangkap aku. Tapi setelah beberapa percakapan kecil dan juga bantuan dari dokter yang berada di samping mark yang ku tahu namanya Kevin itu menyuruh sang security keluar dan membiarkan aku tetap berada di ruangan ini.

Dapat aku lihat dengan jelas ekspresi geram dan kebingungan yang nampak di wajah Mark, tetapi aku berusaha stay strong dan tetap tegar. Dia akhirnya mulai berbicara dan mengajukan banyak sekali pertanyaan padaku tetapi tak ada yanh ku jawab sama sekali. Yang keluar dari mulutku ini hanyalah perkataan maaf.

Hal itu berlangsung selama beberapa menit hingga akhirnya dokter Kevin mulai kembali berbicara yang membuat diriku bingung. Dan sekarang semua perhatianku justru sedang tertuju kearah dokter tersebut.

“Tunggu, apa kau mengenal diriku Dokter?” (Kataku dengan ekspresi wajah yang bingung)

“Iya, tentu saja. Jangan bilang kau telah melupakan diriku nona Blowsé” (Ucap dokter kevin dengan sangat lembut)

“Tunggu dulu, apa yang terjadi disini? Apa kalian sudah saling kenal? Apa ada yang bisa jelaskan padaku?” (sahut Mark dengan ekspresi wajah yang penuh dengan banyak pertanyaan)

“Maaf Mark, tapi seperti aku mengenal dokter ini. Dia..” (Balasku untuk menjelaskan semuanya namun tiba-tiba diputus oleh dokter kevin)

“Begini tuan Mark, sebenarnya aku juga mengenal perempuan ini”

“Apa? Tidak, mustahil. Pasti dia, ia pasti dia orangnya. Dokter aku merasa dia adalah orang yang sedang memata-matai diriku belakangan ini. Dan begitulah bagaimana dia bisa tahu bahwa aku sedang berada disini. Padahal aku sendiri tak pernah menceritakan hal yang berhubungan dengan perawatanku pada teman-temanku” (Sahut Mark)

“Oh my gosh! Naratif yang sempurna mr. Mark, aku bahkan sama sekali tak tahu apa yang sedang kau bicarakan” (Ucapku dengan berusaha tetap tenang walau mark sudah mulai mencium jejak keberadaan ku)

“Sudahlah kau jangan berbohong. Lagi pula kau juga bukan temanku, dan buruknya aku sama sekali tak tahu apa motifmu. Seharusnya dok, kau membiarkan saja pak security mengusir dirinya dari sini” (Balas Mark dengan geram)

“Oh tunggu sebentar, jadi kaliam tidak berteman? Tapi kalian saling kenal bukan. Begini saja aku sarankan kita kembali duduk. Dan kau nona Blowsé bisa duduk disebelah Mark. Kita akan bicarakan masalah ini secara baik-baik” (Ucap dokter kevin yang di bantah oleh Mark)

“Tapi dokter tidak boleh seperti ini, walaupun kau mengenalnya namun kau tak boleh membawa sembarangan tamu untuk masuk ke area tempat kerjamu, bukankah itu adalah kode etik setiap dokter untuk memastikan pasiennya merasa nyaman.”

“Please deh Mark, tenang aja. Setahu aku nggak baik kalau kamu marah-marah dengan tempramen yang tak terkontrol seperti ini. Apalagi kamu sedang treatment untuk kesehatan mental bukan?” (Balasku)

“Dari mana bisa kau tahu? Dok apa kau sungguh menceritakan persoalan pasienmu pada orang lain. Ada apa ini? Kenapa...” (Sahut Mark yang disangga oleh dokter Kevin)

“Maaf kalau aku sudah membuat dirimu tak merasa nyaman tuan Mark. Yah aku masih tau dengan jelas, semua kode etik profesional sang dokter. Dan aku juga tidak pernah menjadikan permasalahan pasienku sebagai bahan gosip hiburan. Ditambah apa yang dibilang oleh nona Blowsé sangatlah benar. Dan kalau kau izinkan, aku akan mencoba menjernihkan permasalahan diantara kita bertiga ini, asalkan kau berjanji takkan lepas kendali dan akan menyikapi semua ini dengan pikiran yang lebih bersih.” (Tutur dokter Kevin)

“Baiklah, dok. Maafkan sikapku barusan. Yah aku juga ingin tahu dan menyelesaikan semua ini” (Respon Mark yang mulai sedikit tenang)

“Oke, baiklah kalau begitu. Pertanyaan pertama untuk dirimu nona Blowsé, apa yang sedang kau lakukan tadi? Dan bagaimana bisa kau mengetahui bahwa Mark sedang mengikuti suatu jenis perawatan? Serta apa benar semua pernyataan tuduhan yang diarahkan kepada dirimu?” (Ucap dokter Kevin dengan begitu tegas)

Karena merasa terpojok dan takut semuanya terbongkar malah membuatku sedikit gemetar. Namun aku berusaha rileks lalu menjawab pertanyaan dokter Kevin satu-persatu.

“Begini aku akui bahwa hubungan diantara kami tidak begitu dekat dan hangat. Tetapi walaupun begitu aku tetap saja berusaha bersikap baik pada Mark, meskipun perlakuan dia kepadaku tak selalu baik. Aku tak bohong bahwa aku bilang dirinya seorang teman. Karena aku menganggapnya seperti itu, dikarenakan kami bersekolah di satu sekolah yang sama. Dan kedua aku dan Mark juga tinggal di area apartemen yang sama. Bahkan kami adalah tetangga, karena apartemen kami yang memang tepat bersebelahan. Aku tak tau mengapa dirinya dari awal selalu bersikap dingin padaku, padahal aku sama sekali tak pernah berniat buruk padanya.” (Ucapku)

“Aku mengetahui dirinya sedang sakit saat aku tak sengaja bertabrakan dengan dirinya, dan hal itu membuat obat dan buku check up kesehatannya menjadi jatuh dan berserakan. Kau pasti masih ingat kejadian tempo hari itu kan Mark? Dari situ aku mulai bersimpati pada dirinya, dan mulai paham bahwa selama ini mungkin alasan dia bersikap dingin karena ia sedang sakit. Dan yah aku melihat keterangan yang tercantum di buku tersangka. Namun Mark tak pernah mau terbuka dan justru menyimpan semuanya sendirian. Padahal aku ingin membantu meringankan beban dirinya. Btw apa yang aku lakukan disini? Aku juga tak begitu tahu karena aku hanya mengikuti instingku. Tadinya aku sedang berada di rumah temanku yang berada tak jauh dari sini, dan saat aku hendak pulang aku melihat Mark masuk ke rumah sakit ini. Oleh karena itu aku mengikuti dirinya sampai kemari. Namun payahnya aku karena para perawat mencurigai diriku dan tak sengaja aku masuk kedalam ruangan ini. Kalian paati melihat aku tadi sempat teroental bukan akibat ulah sang security tersebut?” (Tambahku)

“Oh jadi semuanya berawal dari kejadian itu? Dan bukanya karena kau masuk ke apartemen milikku atau bahkan sampai mengambil laptopku?” (Sahutnya)

“Maaf aku tak tahu apa yang sedang kau bicarakan? Bagaimana bisa kau menuduhku masuk ke apartemen milikmu dan mengambil laptopmu? Bukankah setiap apartemen memiliki password masing-masing bukan? Jadi bagaimana bisa aku masuk? Apalagi jika kau sendiri tak menemukan bukti apapun seperti misalnya kalau aku benar masuk ke apartemen kamu, pasti aku membobolnya dengan paksa dan jika hal itu benar pastinya pintu apartemenmu sudah rusak dan akan otomatis terbaca di sistem digital yang ada di keamanan bukan?” (Balasku dengan berusaha untuk tetap tenang)

“Alright apa yang dikatakan oleh jona Blowsé benar tuan Mark?” (Sahut dokter Kevin)

“I-iya, yang dikatakan dirinya memang semuanya make sense.” (Balasnya dengan ekspresi wajah yang bingung)

“Oke tuan Mark, kalau iya begitu, berarti kau tak menerapkan semua hal yang telah kami ajarkan dari sesi treatment dirimu. Karena disini terlihat jelas kau mengindari nona Blowsé dan bahkan bersikap dingin dan kejam padanya. Oleh karena itu mohon maaf sekali, kami akan memperpanjang sesi treatment dirimu. Dan kami mohon kerjasamanya, untuk kali ini janganlah ada hal yang ditutup-tutupi. Kami akan jadwalkan kembali melalui email yang akan dikirimkan padamu.” (Ucap dokter Kevin dengan jelas)

“Tapi dok, gak bisa seperti itu. Bukankah kau mengatakan bahwa treatment ini sudah hampir selesai. Dan tinggal beberapa sesi lagi, maka aku akan sepenuhnya bebas.” (Balas Mark)

“Well maaf, karena sepertinya treatment kami gagal karena buktinya ada hal seperti ini yang masih terjadi. Jadi aku sebagai dokter dan mentormu meminta kau agar terus mengikuti treatment ini hingga kau benar-benar pulih. Dan sayangnya hal ini tak dapat dinegosiasikan. Jika kau menolak terpaksa kami akan memberitahukan kepada orang tuamu.” (Kata dokter Kevin)

“Sudahlah, ayo Sacha kita pergi saja dari sini” (Ungkap Mark)

“Ba-Baiklah jika itu keinginanmu.” (Balasku)

“Maaf tapi nona Blowsé boleh minta waktumu sebentar? Ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan padamu secara pribadi.” (Sahut dokter kevin)

“Kau tunggu aku diluar saja, aku takkan lama kok” (Tuturku pada Mark)

Setelah Mark keluar dari ruangan ini, akhirnya aku berbincang berdua dengan dokter kevin.

“Apa kau sudah mengingat siapa diriku nona Blowsé?” (Katanya)

“Tentu saja, dokter Kevin. Sepupu jauhku” (Jawabku dengan senyuman sinis)

“Wah-wah, aku pikir kau sudah lupa pada sepupu mu ini yang juga merupakan teman semasa kecilmu.” (Tuturnya)

“Mana mungkin aku lupa. Tentu saja aku masih ingat semuanya dengan jelas Kevin.” (Kataku)

“Oh Sacha, sudah lama yah sejak terakhir pertemuan kita. Kini kau benar-benar sudah tumbuh menjadi seorang gadis.” (Ucapnya)

“Sama aku juga, tak pernah terpikirkan bahwa anak yang selalu bertingkah konyol seperti kamu bisa jadi dokter kejiwaan seperti sekarang ini” (Tuturku)

“Well, takdir benar-benar unik bukan. Teman lama yang dulunya tinggal di New Orleans sekarang bertemu lagi di LA. Btw ini kartu namaku. Kau biss mengubungi diriku kapanpun” (Ucapnya)

“Baiklah, kita memang mungkin akan segera bertemu lagi Kevin. Don’t worry about it” (Kataku lalu mengambil kartu nama tersebut dari tangannya)

Setelah itu aku segera melangkah pergi untuk keluar dari ruangnya. Namun ucapan terakhirnya benar-benar mengejutkan diriku.

“Aku tau bahwa kalian tidaklah berteman dan hal yang terjadi diantara kalian pastilah cukup complicated. Tapi sekiranya aku berterima kasih padamu. Kau memberikan alasan bagiku untuk tetap merawat Mark. Well see you soon. Sis!”
.
.
.
.
.
(BERSAMBUNG)
Bagaimana episode kali ini? Semakin seru bukan?
Yuk Vote, komen, subscribe, dan share karyaku ini dengan teman-teman kalian. Bagikan keseruannya bersama!
Jangan lupa follow aku juga yah
________
Next Episode :
Apa benar seperti itu? Jadi kalian sempat berciuman? Coba jelaskan semuanya padaku. Oh ini bukanlah seperti yang kau bayangkan. Semua itu hanyalah insiden tak sengaja. Yang jelas aku tahu bahwa dirinya memiliki niat terselubung dan aku akan mencari tahu hal itu.
.
.
TBC
-Aku minta maaf jika ada kesalahan (typo) di tiap kata atau kalimat
-Terima kasih telah membaca “UNTOUCHABLE”
-I love all of you!
-See ya in the next episode!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience