Bab 33 Jadi Dia Dukun Dong
Ya Jagat selalu berpegang kepada prinsipnya yaitu selama dia ada rasa saling membutuhkan kenapa tidak toh itu tidak di paksakan.
Dan prinsip lainnya ialah nikmatilah hidup sebebas dan senyaman mungkin tetapi jangan melewati batas hukum yang berlaku di negara ini.
Raya tersenyum "Terserah kamu lah mas yang pastinya aku juga menyukai mu dan aku tidak akan mengekang mu"
Jagat mengecup lagi kening Raya "Terima kasih kamu sudah pengertian"
Raya melepaskan pelukan dari jagat dan bergegas merapikan pakaiannya "Aku akan kembali bekerja dan membawa piring bekas makanan ini, kalau kamu mau keluar cobalah lewat lift khusus itu"
Raya menunjuk Lift khusus yang ada di pojok ruangan dan terhubung langsung ke lantai bawah tepatnya samping lobi resepsionis.
"Baiklah akan aku coba" jawab jagat.
"Tapi ingat lift itu hanya bisa di akses dengan kartu black gold milik mu, dan orang lain tidak akan bisa" Raya mengingatkan.
Kemudian dia pun pergi dengan membawa piring dan gelas bekas mereka makan dan raya membuka pintu tetapi sebelum keluar jagat berbicara "Aku akan istirahat sebentar di sini dan menjelang sore akan pergi lagi"
Raya mengangguk dan melambaikan tangannya "Baiklah sampai ketemu lagi"
Setelah raya keluar jagat kembali rebahan di kasur empuk yang sangat nyaman dan tidak lama kemudian jagat pun tertidur karena sudah melakukan bercocok tanam 2 kali sehingga dia merasa lelah.
Sora sekitar jam 3 an alarm Handphone berbunyi, jagat sengaja memasang alarm tersebut supaya dia tidak kebablasan, dan dia juga punya janji.
Yaitu pak Bambang sedang mengadakan syukuran untuk kesembuhan Ajeng yang baru sembuh dari gangguan jiwa akibat di guna guna.
Jagat turun dari kamar pribadinya dengan menggunakan lift khusus dan keluar dari samping lobi resepsionis.
"Mira kalau ada anak anak yang mengajukan PKL di sini dan mengaku namanya Asri, tempatkan dia di tempat yang strategis, dia adalah sepupu ku" pesan jagat.
Mira yang sedang duduk melamun langsung bangkit dikala mendengar pesan dari jagat dan dia pun menjawab "siap tuan muda"
Jagat berlalu pergi meninggalkan hotel dan mengambil motor di tempat parkiran.
Seperti biasa satpam yang menjaga pintu masuk lobi di jaga oleh pak Opan dan penjaga di gerbang masuk pak Sopian.
Mereka sudah tahu kalau jagat pemilik hotel Arssad ini dan kalau ketemu mereka dengan sopan selalu menyapa.
Dan karena kesopanan mereka berdua, jagat menaikan gajinya yang awalnya hanya 2,5 juta rupiah menjadi UMR kabupaten Kota B yaitu 3,2 juta rupiah.
Jagat keluar dari hotel Arssad ini dan berpapasan dengan Cakra yang sedang naik Mobil.
Cakra yang dari pagi mencari jagat sangat kesal karena tidak ketemu sehingga dia pulang terlebih dahulu dan karena dia sangat penasaran dia pun kembali pada sore harinya.
Dan ternyata benar si OB yang membuat dia malu dan sampai masuk rumah sakit baru pulang dari hotel Arssad ini.
"Itu dia si OB sialan itu, tadi pagi tidak ketemu dan sekarang dia baru pulang, sembunyi di mana dia tadi" gumam Cakra.
Cakra melajukan mobilnya sedikit kencang masuk kedalam hotel dan berniat untuk memutar balik mobilnya.
Ada niatan jahat di benak Cakra, dia berencana menyalip motor jagat sehingga dia jatuh dan masuk ke rumah sakit.
Tetapi ketika dia sudah kembali ke jalan raya, motor jagat sudah tidak ada lagi, Cakra pun berputar putar mencari keberadaan jagat yang memakai motor tetapi betapa pun dia berusaha jagat tidak ketemu.
"Sialan hilang kemana si OB itu, padahal setiap jalan sudah kuselusuri tetapi dia tidak ketemu, apa dia masuk ke dalam gang dan rumahnya dekat sini" gumam Cakra.
Dengan rasa kesal dia pun kembali pulang dan di perjalanan dia mengirimkan Poto kepada anak buahnya melalui aplikasi WhatsApp
[Cari orang ini, aku ingin dia babak belur, aku kasih waktu satu Minggu] perintah Cakra di WhatsApp.
Poto jagat, Cakra dapatkan dari postingan di Instagram salah satu pengunjung club malam yang sengaja merekam kejadian tersebut.
Dan orang yang memposting dirinya di akun Instagram itu juga tidak luput dari ancaman dan setelah beberapa hari postingan itu menghilang.
Beberapa menit kemudian ada balasan messenger WhatsApp ke handphone nya Cakra [Siap Bos laksanakan, tetapi jangan lupa uang mukanya].
Sambil menyetir Cakra melihat isi messenger WhatsApp dan membacanya.
"Sialan belum kerja sudah minta duit, dasar pereman kampung yang tidak profesional" gumam Cakra.
Dia pun kembali mengetik di handphonenya dengan tangan kiri [aku lagi di jalan, kalau sudah sampai tar aku transfer]
Di dalam hatinya dia sangat kesal karena tidak bertemu dengan jagat di sisi lain dia kesal sama orang suruhannya karena minta uang muka.
Tetapi demi tercapainya tujuan dia pun bersedia untuk mentransfer uang muka supaya jagat bisa babak belur.
Di tempat lain, jagat pun sudah sampai di rumah kontrakannya, dia langsung memarkirkan motornya di teras rumah.
Terlihat banyak warga yang baru pulang dari rumahnya pak Bambang dengan membawa berkat, dan diantara mereka ada mang Maman.
Jagat menyapa para warga "Selamat sore bapak bapak dan ibu ibu"
Bapak bapak dan ibu ibu itu pun mengangguk dan berkata secara bersamaan "Selamat sore"
Kemudian mang Maman yang muncul dari kerumunan warga langsung berbicara "eh bapak bapak, ibu ibu, perkenalkan ini warga baru kampung kita namanya jagat.
Asal kalian tahu bahwa nak jagat ini yang telah menolong si cahaya yang kepatuk ular dan dia juga yang menyembuhkan non Ajeng"
Salah satu ibu langsung berkata ketus "Jadi dia Dukun Dong"
Jagat hanya tersenyum menanggapi salah seorang ibu ibu itu, dan ibu lainnya menyaut "Kalau begitu Nak jagat ini Dukun yang hebat ya"
Semua orang menganguk setuju, ibu ibu muda dan dia seorang janda berbicara lantang tanpa malu "Kapan kapan aku boleh berkonsultasi dong dengan mas ganteng ini, aku mau konsultasi tentang jodoh karena aku sudah lama menjanda"
Semua orang melirik ke ibu muda itu dan berseru "Huh...."
Ibu muda itu berbicara lagi "ya gak apa apa kan, toh aku masih mudan dan masih butuh pendamping hidup"
Jagat kembali tersenyum "Soal Cahya yang di patuk ular itu karena aku dulu pernah masuk komunitas pecinta reptil dan tahu penanganan pengobatan alternatif mencegah bisa ular, dan untuk Ajeng yang sembuh itu hanya kuasa Tuhan.
Saya hanya manusia biasa dan saya hanya mahasiswa kedokteran yang baru mendaftar di universitas Wijaya tahun ini untuk mendapatkan sertifikat dan ijin praktek" jagat merendah.
Semua ibu ibu memonyongkan mulutnya dengan mengangkat bibir nya bulat dan berkata "O.....oh"
***
*Bersambung
Share this novel