Bab 11 Melarikan Diri
Meskipun dalam keadaan marah Cakra tetap menunjukkan kewibawaan nya "wah hanya sedikit orang yang berani memprovokasi ku sampai saat ini, kamu orang pertama yang membuat aku marah seperti ini.
Dan ingat aku tidak akan berbelas kasih kepadamu setidaknya kamu pulang dari sini dengan patah di kaki atau tangan"
Cakra memberikan ancaman kepada jagat dan menunjuk kembali sambil mengeratkan gigi karena amarah "karena aku orang yang berbelas kasih dan hanya akan melumpuhkan mu dan membuat mu berbaring di sisa hidup mu"
Cakra memiliki kepercayaan diri yang tinggi baginya akan begitu mudah menghabisi lelaki miskin yang memakai baju murah yang tidak memiliki uang atau pun kekuasaan.
Cakra yakin bahwa lelaki ini disewa oleh Eriska untuk memanas manasinya, tetapi sayangnya naas karena tidak sebanding dengan apa yang akan terjadi.
Lelaki ini akan di pukuli sampai cacat dan pastinya tidak akan ada orang yang memisahkan mereka karena ini daerah kekuasaan Cakra.
Jagat menyeringai dan tanpa rasa takut dia berkata ringan "Benarkah? Apa kamu memiliki kemampuan untuk membuat tangan dan kaki ku patah dan membuat ku berbaring di sisa hidup ku"
Mendengar perkataan itu Cakra mengangkat meja dan membalikkan nya "berani kamu membual di hadapan ku dan merayu kematian"
Eriska pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan bersembunyi di balik punggung jagat, pengunjung club malam pun sontak berhenti dan menonton adegan tersebut.
Setelah membalikan meja dan berkata seperti itu Cakra mengangkat tangannya dan melayangkan tinju ke depan muka jagat dengan sangat cepat.
Penonton yang melihat kejadian tersebut mereka menahan napas dan melotot tanpa berkedip. Di sana Eriska dan Lina merasa ketakutan.
Eriska berjalan mundur beberapa langkah dari punggung jagat, suara tinju Cakra seperti membelah angin.
Dia berbadan proporsional, otot di tangannya lumayan besar dan kepalan tangannya bisa membuat pingsan orang biasa kalau terkena pukulannya.
Dia tidak belajar beladiri tetapi dia suka berolahraga dan fitness jadi keberaniannya hanya mengandalkan otot yang besar.
"Hanya begini saja kekuatan tinju yang kamu miliki" ucap jagat sambil menahan tinjuanya dengan telapak tangannya.
Cakra terkejut karena jagat bisa menahan tinjuanya, tetapi tatapan jagat penuh dengan provokasi, Cakra berpikir bahwa lawannya memiliki tubuh yang kurus dan tidak kekar seperti dirinya.
Cakra yakin bahwa lelaki itu bukan tandingannya karena dia hanya memakai setengah dari kekuatan tinjunya dan lelaki itu mengerahkan seluruh tenaga untuk menahan tinju Cakra.
Cakra pun menyeringai "aku hanya menggunakan setengah dari kekuatan ku, karena aku takut membunuh orang malang seperti mu"
Cakra pun menarik kembali tangannya dan meninju dengan tangan satunya lagi dengan kekuatan penuh.
Penonton yang tadi menahan napas tercengang dan sekarang mereka sudah kehabisan nafas dan kembali menarik napas.
Tetapi ketika tinju di layangkan kembali penonton pun menahan napas kembali seolah mereka lah yang akan di pukuli dan menahan napas untuk mengurangi rasa sakit.
Tinju yang dilayangkan Cakra seperti torpedo yang akan membombardir pertahanan lawan dan tinju itu lebih ganas dari sebelumnya.
Namun dengan mudah jagat menangkis kembali tinju yang di layangkan oleh Cakra, dan kemudian pergelangan Cakra di pegang oleh jagat kemudian ditarik dengan kuat sambil mencondongkan tubuhnya.
Alhasil Cakra terbawa dan tersungkur ke meja lainnya, karena tarikan jagat yang kuat sehingga Cakra seperti ada yang menarik dan menjatuhkannya.
Brak....
Crang....
Meja terjungki sehingga gelas dan botol minuman jatuh menimpa kepalanya.
Padahal jagat menarik pergelangan tangan Cakra dengan satu tangan karena satunya lagi memegang botol yang tadi belum di buka, dan botol satunya lagi sudah habis di minum oleh Eriska dan Lina.
Penonton pun saling berdiskusi dengan suara berbisik "lelaki ini seperti tahu tentang bela diri, tidak heran dia berani menyinggung Cakra"
"Benar juga, dia tadi dengan mudah menahan tinju Cakra dan sekarang dia bisa menjatuhkan Cakra dengan mudah " ucap penonton lain.
Melihat Cakra tersungkur dan tidak langsung bangun karena tubuhnya membanting meja dan kepalanya terkena botol yang melayang dan jatuh tepat di kepalanya sampai botol itu pecah.
Eriska pun berinisiatif menarik tangan jagat untuk melarikan diri "ayo jagat kita kabur dari sini, kalau kita tetap di sini kita akan banyak terkena masalah"
Jagat dan Eriska pun bergegas menginggalkan tempat itu dan di ikuti Lina dari belakang, di pintu keluar para penjaga pun tersenyum dan mengangguk.
Jagat pun berhenti melangkah kemudian berbalik ke arah penjaga itu "pak tolong urusan orang itu, dia mabuk berat sehingga oleng dan jatuh kelantai dengan menggulingkan meja"
Kemudian jagat pun berjalan lagi dengan cepat, setelah keluar dari club malam mereka pun naik lift ke bawah.
Para penjaga pun segera datang menghampiri Cakra yang tersungkur dan terkapar lemah, kepalanya mengeluarkan darah karena benturan dari botol yang menimpa kepalanya.
Di dalam lift, Eriska Tertawa "Hahaha....Otot aja yang di gedein tapi otak tidak ada, masa baru di tarik sedikit aja sudah roboh"
Eriska tertawa tetapi Lina sangat khawatir karena dia tahu siapa Cakra, Cakra anak pak Bagas direktur umum Hotel ini orang yang tidak bisa di singgung.
Tetapi Eriska dan jagat telah menyinggung Cakra dan membuat dia nampak bodoh di depan orang banyak di Club malam tadi.
"Ih kok malah ketawa sih, ingat loh siapa si Cakra itu, kita malah menyinggungnya, apa kamu gak takut kalau dia balas dendam" ucap Lina.
Mendengar perkataan dari Lina Eriska sedikit khawatir "kalau aku sih gak apa-apa, tapi aku khawatir kepada mu jagat, soalnya si Cakra itu anak buahnya banyak.
Takutnya dia balas dendam dengan menghubungi anak buahnya dan kamu nanti di pukuli oleh anak buah si Cakra"
Eriska pun merapatkan kedua tangannya "maaf ya jagat aku sudah membawa mu kedalam masalah ku.
Jujur aku tidak suka dia, karena sifat sombongnya dan suka gunta ganti wanita dengan memanfaatkan pasilitas hotel dan kekuasaan anaknya "
Jagat tersenyum dan mengangguk "tidak apa-apa kok, malahan aku senang membantu mu, tenang saja aku tidak akan terkena masalah dan bahkan kamu juga lihat, kalau dia berkuasa satpam pasti datang membantunya.
Tetapi ini tidak, satpam tadi hanya ikut menonton dan pura pura tidak melihat kejadian itu, dan berarti mereka juga tidak suka dengan si Cakra"
Eriska pun mengangguk dan mengelus ngelus dagunya "benar juga yah, satpam malah tersenyum melihat kita pergi, tapi aku sangat berterima kasih kepada ku, karena hari ini kamu telah menolong ku "
"Tidak usah di pikirkan" ucap jagat sambil menekan tombol di lift tersebut.
Dan pintu lift pun terbuka "aku keluar di sini ya, soalnya aku menginap di hotel ini, sampai jumpa lain waktu"
Jagat melangkahkan kakinya tetapi tangannya ditarik oleh Eriska kemudian jagat mundur kembali satu langkah.
"Ini untuk ucapan terima kasih ku," Eriska mencium pipi jagat dan wajah Eriska menjadi merah merona.
***
Bersambung
Share this novel