Bab 25 Apel Jin
Setelah mereka selesai berganti pakaian jagat merogoh tasnya dan mengambil benda bulat dari dalam tasnya tersebut kemudian dia memberikannya kepada Ayu Dias.
"Ini buat mu ambillah" ucap jagat sambil menyodorkan benda bulat tersebut.
Melihat bendera bulat berwarna emas mata ayu Dias berbinar "Ini Apel jin"
Jagat mengangguk "ya benar itu apel jin, kamu tidak akan pernah merasa lapar kalau mencium aroma dari apel jin tersebut"
Ayu Dias pun melebarkan tangannya kemudian lompat di pelukan jagat "terima kasih"
Tanpa ragu Ayu Dias mencium pipinya jagat dan kemudian tanpa sadar jagat pun mencium bibirnya Ayu Dias dan adu jigong pun terjadi.
Setelah mereka puas saling menyulam lidah Ayu Dias melepaskan pelukannya kemudia membuka apel jin tersebut dan menghirup nya.
Makhluk Astral seperti hantu dan Jin tidak makan seperti manusia, mereka akan merasa kenyang ketika mereka menyerap sari makanan, atau aroma wewangian seperti dupa, gaharu dan kemenyan.
Apel jin sendiri ialah getah kemenyan unggulan yang di khususkan untuk dapat di serap aroma wewangiannya untuk membuat makhluk astral tersebut merasa kenyang dan berstamina.
Getah kemenyan unggulan tersebut di bungkus dengan bahan Kuningan berbentuk bulat yang sudah di mantrai, sehingga menjaga kualitasnya.
Getah kemenyan yang di pakai untuk apel jin ini sudah di dapat sehingga harganya sangat mahal dan pohon yang menghasilkan getah ini biasanya terletak di dalam hutan.
Bukan hanya itu, pohon dari getah kemenyan ini di jaga oleh makhluk Astral yang sangat kuat, sehingga siapapun yang bisa menguasai pohon tersebut mereka bisa kaya.
Setelah Ayu Dias merasa kenyang dia pun sendawa "eu...."
Jagat pun tertawa terbahak-bahak "Hahaha...."
Kemudian jagat mengeluarkan kartu arwah "Masuklah kedalam kartu ini biar kamu bisa ikut bersamaku selalu"
"Apa mungkin kartu itu bisa menampung diri ku, karena biasanya aku lihat makhluk seperti ku malah di masukan ke dalam botol " ucap Ayu Dias heran.
Jagat hanya tersenyum "Coba saja sentuh kartu ini maka kamu akan mengetahuinya"
Kemudian Ayu Dias pun menjulurkan tangannya dan menempelkan jari tangannya di kartu Arwah yang di pegang oleh jagat.
Wuss....
Ayu Dias berubah menjadi asap dan berlahan asap tersebut terserap kedalam kartu Arwah yang di pegang jagat.
Setelah selesai muncul keterangan identifikasi dari kartu tersebut, Nama Ayu Dias, Arwah Pocong Gentayangan, Level 6.
Meskipun Ayu Dias sudah tidak memakai bo'eh pocong tetap saja kartu Arwah mengindentifikasi dirinya sebagai arwah pocong penasaran.
Karena Ayu Dias terlahir dari Khodam seseorang yang meninggal tidak wajar karena di guna guna, sehingga menjelma menjadi sosok hantu pocong.
**
Di tempat lain tepatnya di rumah pak Bambang, di kamar ada wanita yang berteriak-teriak histeris.
"Ibu....Di mana aku ini...." Teriak Ajeng yang baru bangun menampakkan dirinya sedang tidur di kamar yang sangat asing.
Kemudian Ajeng turun dari tempat tidur kemudian menghampiri kaca di meja rias ibunda tersebut, ketika dia bercermin dia sangat kaget dan lompat kembali ke atas kasur.
"Tolong ibu ada orang Gila...." Teriak kembali Ajeng.
Pak Bambang dan istrinya bergegas menuju kamar dan mendapati Ajeng sedang memegang lutut kakinya di atas kasur.
Setelah melihat ibu dan ayahnya masuk, Ajeng berlari ke arah mereka kemudian memeluknya.
"Ibu ayah di mana ini" tanya Ajeng.
Pak Bambang dan istrinya langsung menangis bahagia "Syukurlah akhirnya kamu sembuh nak" ucap pak Bambang.
Ajeng merasa bingung dan ibunya berkata "Sekarang kamu ada di rumah kita nak, sudah hampir 1 tahun kamu sakit"
"Aku sakit apa Bu" Tanya Ajeng.
Istrinya pak Bambang menundukkan kepalanya kemudian dia melihat cermin dan Ajeng pun melihat dirinya yang acak acakan.
"Apa aku gila ?" Tanya Ajeng sedih.
Pak Bambang dan istrinya tidak menjawab mereka hanya menganggukkan kepalanya.
"Jadi benar aku Gila" Ajeng sedih.
Istrinya pak Bambang menghibur Ajeng "Sudahlah yang penting sekarang kamu sudah sembuh, ibu sangat bersyukur dengan kesembuhan mu karena sudah hampir 1 tahun dan ibu sudah sangat putus asa"
"Sekarang kamu sudah kembali normal dan besok kita akan adakan syukuran" ucap pak Bambang.
Ajeng yang biasanya angkuh dan sombong dia tidak berani lagi angkuh, karena orang lain pasti akan menggunjing mantan orang gila.
Pak Bambang pun menoleh ke arah istrinya "Bu panggil mang Maman terus lihat toples yang ada di karung beras"
Istrinya pak Bambang mengangguk "baik pak " istrinya pak Bambang pun pergi ke dapur untuk mengambil toples.
Pak Bambang dan Ajeng pindah keruangan tengah dan duduk di sofa kemudian dia pun berkata "Pak maaf Ajeng sudah merepotkan bapak dan ibu selama ini"
Ajeng melirik sekitar rumah dia tahu ini bukan di rumah yang dulu dia tempati, rumah besar di pinggiran kampung yang cukup megah.
Sekarang mereka tinggal di rumah yang tidak terlalu besar ada sekitar 20 tumbak yang menjadi bangunan rumah ini yang terletak di belakang kebun dan dekat sawah.
Meskipun Ajeng sudah lama tinggal di sini tetapi itu ketika dia sedang dalam pengaruh guna guna. Jadi dia tidak ingat sekarang dia tinggal di sini karena baru sembuh.
"Tidak apa-apa anak ku, ini sudah kewajiban kita sebagai orang tua mu, dan sekarang pergi mandi supaya kamu lebih seger lagi" ucap pak Bambang.
Ajeng pun patuh dan dia berdiri kemudian dia pergi untuk mandi karena melihat ibunya tadi pergi ke arah dapur Ajeng pun pergi ke dapur.
Karena biasanya kamar mandi berada di dapur, dan ketika dia berpapasan dengan ibunya. ibunya pun bertanya "mau kemana jeng"
"Aku mau mandi Bu" ucap Ajeng.
"Oh handuk dan semuanya sudah ada di kamar mandi dan air pun sudah penuh kamu tinggal pake saja" ucap ibunya Ajeng.
Kemudian ibunya Ajeng pergi keruang tengah dan memperlihatkan apa yang dia bawa.
"Ini pak toples yang suruh di benam di dalam karung beras kemarin" ucap istrinya pak Bambang. Sambil meletakkan toples itu di atas meja.
Pak Bambang pun melihat dengan seksama, ada perubahan signifikan yang terjadi di dalam toples tersebut.
"Astaga Bu, apa ibu tahu apa yang di masukan nak jagat kemarin kedalam toples ini" tanya pak Bambang.
"Kemarin nak jagat meminta ibu membawa garam cabai dan bawang putih terus memasukanya kedalam toples ini bersama gelang yang di pake Ajeng kemarin" jelas istrinya pak Bambang.
"Apa ibu tidak melihat isi toples ini setelah ibu ambil dan lihatlah " ucap pak Bambang.
"Ibu tidak fokus melihat isi toples ini pak" ucap istrinya pak Bambang
Mereka pun melihat dengan terkejut isi dari toples tersebut yang berubah yaitu gelang yang di pake oleh Ajeng kemarin berubah menjadi ular dengan tubuh manusia kecil dan berambut panjang.
"Astaga ini jenglot pak" ucap istrinya pak Bambang.
"Iya gelang Ajeng berubah menjadi jenglot ular Bu" ucap pak Bambang.
"Pantes selama ini banyak orang pintar yang tidak bisa menyembuhkan Ajeng karena ada gelang jenglot yang di pake Ajeng, dan gelang jenglot ini sudah lepas maka Ajeng pun sembuh" ucap istrinya pak Bambang.
"Iya selama ini kita bahkan orang pintar tidak menyadari bahwa guna guna yang mempengaruhi Ajeng selama ini adalah karena gelang ini " ucap pak Bambang.
***
*Bersambung
Share this novel