Bab 34 Uluran Tangan Jagat Tidak Di Sambut

Others Series 29947

Bab 34 Uluran Tangan Jagat Tidak di Sambut

Ibu muda itu berkata dengan nada yang genit "Oh mas jagat ini mahasiswa kedokteran, kalau begitu bisa dong nyuntik saya di sini ni"

Ibu muda itu sambil menunjukkan pant@tnya tanpa adanya rasa malu sedikit pun di depan para warga, seseorang dari mereka pun ada yang berkomentar.

"Huh.... dasar Jendes, sudah lama tidak di belay jadi pingin di suntik" ucap salah seorang dari mereka.

Mereka pun seketika tertawa, ibu muda itu pun tidak mau kalah "Ih biarin Jendes juga, kan pribahasa bilang. Jendes semakin di depan, emang sih jarang di belay tapi...."

Ibu muda itu tidak tidak melanjutkan bicaranya dan kemudian di tanya oleh ibu ibu lainnya "Tapi apa....?"

Ibu muda itu menggelengkan kepalanya "enggak...gak jadi"

Ibu muda itu mengalihkan bicaranya "Ayo ibu ibu bapak bapak, ini sudah sore loh... bentar lagi menjelang malam, kan ibu ibu juga tahu Kalau malam di daerah sini Bagai mana"

Semua orang menganguk dan kemudian mereka berpamitan kepada jagat setelah itu mereka pun pergi dan tinggal jagat dan mang Maman yang masih berdiri di sana.

Mang Maman berbicara kepada jagat karena ada amanat dari pak Bambang "Nak Jagat, kata pak Bambang di suruh ke rumahnya, dari tadi mamang bolak balik kesini tetapi nak jagat tidak ada"

"Aku sibuk mang, kan besok menjelang kuliah dan juga aku sembari kerja juga, lumayan buat tambahan" jawab jagat.

"Kalau begitu ayo kita kerumahnya pak Bambang" ajak mang Maman.

Jagat tidak menolaknya dia pun pergi dengan berjalan kaki setelah meletakan semua barang bawaannya di rumah, jaraknya dekat dengan berjalan kaki karena hanya terhalang kebun bambu.

Setelah jagat sampai dia pun di sambut oleh pak Bambang dan istrinya "nak jagat ayo masuk"

Jagat tersenyum dan kemudian masuk kedalam rumah dan duduk di sofa, istrinya pak Bambang pun berteriak kepada anaknya yang ada di dapur, "jeng...Ajeng buatin kopi untuk nak jagat"

Ajeng yang ada di dalam dapur pun menyaut "iya Bu sebentar"

Ajeng yang baru sembuh kemarin sudah bisa beraktivitas seperti biasa, dan pengaruh sihir pelet dari gelang yang berubah menjadi setelah ular yang di masukan kedalam toples.

Pengaruh sihirnya sudah Hilang total, sehingga sifat aslinya sudah kembali dan meskipun pernah hilang ingatan sifat sombongnya masih ada.

Ajeng keluar dari dapur dengan membawa 3 gelas kopi, karena sebelumnya dia melihat siapa saja yang ada di ruang utama dan di lihat ada bapaknya, jagat dan mang Maman. Sedangkan ibunya sibuk membereskan rumah yang berserakan bekas syukuran tadi.

Ajeng menyuguhkan kopi itu di atas meja sambil sesekali melihat jagat yang duduk di samping pak Bambang.

Pak Bambang pun memperkenalkan jagat kepada Ajeng "Ajeng perkenalkan ini namanya Jagat, dia orang yang telah menyembuhkan mu"

Jagat pun menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan sambil tersenyum manis "saya Jagat..."

Tetapi uluran tangan jagat tidak disambut, Ajeng hanya mengangguk "ya tadi bapak sudah memberi tahu nama mu jagat, aku Ajeng"

Ajeng sambil melangkah pergi ke dapur kembali dia menatap jagat dengan wajah yang jijik karena melihat penampilannya seperti orang miskin.

"Maafkan Ajeng ya nak jagat, sifat sombongnya masih melekat meskipun sudah lama hilang ingatan" ucap pak Bambang

Jagat Hanya tersenyum "Tidak apa apa pak, itu udah biasa bagi saya bahkan banyak orang yang sering meremehkan dan merendahkan saya"

"Oh silahkan di minum kopinya" tawar pak Bambang.

"Terima kasih pak" jawab jagat

Dan dia pun tidak ragu untuk meminum kopi yang di buatkan oleh Ajeng. Pak Bambang menawarkan lagi jagat.

"Nak jagat apa mau makan dulu, kami sudah menyediakan makanan untuk mu" tawar pak Bambang

"Gak usah pak tadi sebelum pulang saya sudah makan terlebih dahulu" jawab jagat.

"Kalau begitu di bungkus aja ya, biar nanti malam nak jagat bisa makan" ucap pak Bambang.

Kemudian dia berbicara kepada istrinya "Bu bungkusin nasi dan lauk pauk buat nak jagat bawa pulang "

Istrinya pak Bambang pun mengangguk kemudian dia pergi ke dapur, tidak lama kemudian dia kembali dengan 2 kotak nasi yang terbuat dari bahan plastik, yang tersusun rapi.

Jagat tidak lama hanya berbasa-basi saja, tetapi di dalam hati pak Bambang ada niatan menjodohkan jagat dengan anaknya Ajeng.

Jagat pun undur diri karena hari sudah mau masuk menjelang malam dan mang Maman pun ikut pamit karena takut kalau kemalaman di sini bisa bahaya.

Setelah sampai di rumah dengan bisa jagat mengeluarkan kartu arwah dan mengeluarkan ayu Dias untuk menemaninya malam ini.

Sebelum jagat pulang dia sudah membeli beberapa botol air mineral kemasan 1,5 ltr karena pengalaman kemarin yang dikirim makanan tetapi tidak ada air minum yang terpaksa dia harus meminum minuman beralkohol sehingga dia menjadi mabok.

Dari tadi jagat hanya basa basi bilang sudah makan kenyataannya dia lagi lapar sehingga nasi serta lauk pauk langsung dia sikat habis.
* Ke esokan paginya jagat sudah mandi dan mencuci bekas makan kemarin dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu

Tok ... tok...tok...

Jagat yang sudah berpenampilan rapih karena hari ini hari pertama dia ke kampus untuk mendaftar ulang karena sebelumnya dia sudah mendaftar secara online.

Jagat pun membuka pintu dan terlihat ada wanita cantik yang berdiri di depan pintu rumah. Dia adalah Ajeng.

Jagat tersenyum dan bertanya "ada apa ya dek Ajeng datang kesini"

Dengan raut muka yang masam dia pun menjawab ketus "aku di suruh bapak untuk mengantarkan makanan dan mengambil wadah bekas kemarin"

"Sebentar ya aku ambil dulu" ucap jagat kemudian dia masuk kedalam rumah dan mengambil wadah nasi yang sudah dia cuci.

"Ini yang kemarin, bilangin terima kasih kepada pak Bambang, dan jangan repot repot membawakan sarapan pagi untuk ku" ucap jagat sambil menyerahkan wadah nasi.

Ajeng pun mengambil wadah nasi yang kosong dan menyerahkan wadah nasi yang isi "Sebenarnya memang repot, aku hanya di suruh bapak saja"

Jagat pun tersenyum kecut mendengar perkataan dari Ajeng, kemudian Ajeng berkata lagi "Aku sarankan, jauhi aku dan keluargaku, dan aku sangat berterima kasih karena kamu sudah menyembuhkan ku, tapi maaf aku tidak tertarik kepada mu, jangan coba-coba mendekati aku"

Jagat menjadi bingung karena Ajeng berucap begitu percaya diri menebak bahwa jagat menyukai Ajeng.

"Siapa juga yang mendekati mu, aku orang baru di kampung ini dan baru beberapa hari tinggal di kontrakan ini, justru bapak mu lah yang selalu menyuruh mang Maman untuk mencari ku, untuk besok dan lusa gak usah bawa makanan karena aku juga mampu untuk membelinya" ucap jagat.

Dari tadi Ajeng menatap jagat dengan tatapan yang jijik, meskipun jagat sudah mandi dan rapih, tetapi pakaian yang di pakai jagat, pakaian yang murah seharga Ajeng sudah menebak bahwa jagat anak orang Miskin yang ngontrak di rumah ini karena harga kontrakan di sini sangat murah.

"Jangan sok bisa mampu beli makanan sendiri, paling juga dalam satu hari kamu hanya mampu beli makanan satu bungkus dan makan satu kali sehari, sudah untuk bapak memperhatikan mu karena telah menolong ku" ketus Ajeng.

Jagat hanya tersenyum menanggapi hinaan dari Ajeng tetapi dia tidak marah karena dia sudah terbiasa. "Aku memang miskin tetapi aku bukan orang yang meminta minta, jadi mulai besok aku tidak akan menerima makanan dari pak Bambang dan sekalian bawa kembali nasi ini dan bilang sama bapak mu aku sudah sarapan dan bilang terima kasih"

Jagat mengembalikan nasi dalam kotak nasi itu ke Ajeng dan kembali masuk ke dalam rumah dengan menutup pintu.

Ajeng yang masih berdiri di depan pintu terkejut karena jagat tiba-tiba pergi dari hadapannya dan menutup pintu seolah jagat mengusir dia secara tidak hormat.

"Dasar lelaki miskin yang sok, lihat saja nanti dia pasti kelaparan karena tidak menerima nasi yang aku bawa ini" gumam Ajeng sambil melangkah pergi.

***
*Bersambung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience