Bab 21 Candra Wijaya

Others Series 29947

Bab 21 Candra Wijaya

Setelah jagat dan mang Maman meninggalkan rumah pak Bambang, istrinya pak Bambang menghampiri "Pak, Ajeng sudah tertidur pulas, apa nak jagat sudah pamit pergi"

Pak Bambang mengangguk "iya Bu, mereka barusan pamit pulang, dan toples tadi bapak benam di dalam karung beras dan besok siang ibu lihat apa yang terjadi atau berubah "

"Iya pak" balas istrinya.

Kemudian pak Bambang melihat Poto copy KTP milik jagat dan membacanya "Arya Sandi Sandjaya,
Kampung Moeza, Pekerjaan Paranormal"

"Siapa Arya dan pekerjaannya paranormal itu pak" tanya istrinya pak Bambang.

"Itu nama aslinya nak jagat" jawab pak Bambang.

Istrinya pun tidak sabar ingin melihat dan memastikannya karena sedikit kepo "Mana pak biar ibu lihat "

Pak Bambang pun memberikan Poto copy KTP milik jagat kepada istrinya tersebut, dan dia pun membacanya secara teliti sambil menggosok matanya karena sedikit aneh.

"Pak Poto copy KTP ini asli apa palsu sih kok pekerjaan dia Paranormal bukannya dia itu seorang dokter" Tanya Istrinya

"Ini asli Bu, tapi soal pekerjaan, ini adalah tugasnya aparat desa setempat yang mendafatkan ke kecamatan" ucap pak Bambang.

Memang mereka heran karena jagat di KTP tertera paranormal, itu sudah jagat jelaskan sebelumnya.

Itu karena temanya yang bekerja menjadi aparat desa iseng sehingga pekerja jagat yang seharusnya mahasiswa atau setidaknya wirasuasta menjadi paranormal.

Di rumah kontrakan mang Maman memberikan kunci rumah tersebut "ini nak jagat kunci rumahnya disalahkan nak jagat untuk masuk dan lihat "

Kemudian jagat membuka kunci pintu dan masuk, mang Maman membantu membawakan Kasur karpet yang di beli jagat dan membawa beberapa barang yang menempel di atas motor.

"Terima kasih mamang telah membantu saya mencarikan kontrakan, ini bagus, luas dan nyaman untuk di huni" ucap jagat.

Kemudian dia menoleh ke lemari pakaian yang usang, terbuat dari kayu jati tetapi banyak keropos karena sudah lama.

Jagat pun menghampiri lemari pakaian tersebut dan membukanya, ternyata di sana ada isinya, berupa daster dan kemeja putih dan beberapa pakaian lainnya.

"Duh maaf nak jagat, itu milik penghuni sebelumnya, dan tidak mamang pindahkan, kalau nak jagat merasa terganggu biar mamang pindahkan sekarang juga" ucap mang Maman.

Jagat menggoyangkan tangannya kearah mang Maman "Tidak perlu kok mang, ini tidak menggangu, kebetulan barang milik saya sedikit jadi tidak apa-apa"

Jagat pun merogoh saku celananya dan mengambil selembar uang berwarna merah dari dalam saku celana, setelah itu jagat menyalami mang Maman.

"Mang ini tips dari saya, karena telah membantu mengangkut barang dan membersihkan tempat ini" ucap jagat.

Mang Maman menolak "Jangan nak, mamang sudah di kasih kok sama pak Bambang"

"Ambil saja ini rejeki buat mamang, rejeki itu tidak boleh di tolak Loch" ucap jagat memaksa.

Mang Maman pun menerimanya dengan senang hati "terima kasih ya nak jagat, kalau butuh sesuatu hubungi saja mamang atau bilang sama si ceuceu"

Jagat menganguk "Asiap..." Dengan jari jempol di acungkan.

Melihat ekspresi jagat mang Maman pun tertawa "hahaha....nak jagat ini bisa aja, kalau begitu mamang permisi dulu "

"Iya hati hati di jalan mang" ucap jagat.

Mang Maman pun pergi dari rumah kontrakan tersebut, sedangkan jagat menutup pintu setelah itu menghamparkan kasur karpet di tengah rumah kontrakan dan merebahkan tubuhnya.

Sambil rebahan dia pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone nya kemudian di letakan di samping badannya. Tidak kerasa jagat pun ketiduran.
**
Di Tempat Lain Di rumah besar ada seorang lelaki yang sedang duduk di ruangan kantor yang ada di dalam rumahnya yang sedang memegang handphone dan di tempelkan di daun telinga nya

"Oy Sandi kapan kamu Berkunjung ke Tempat ku" ucap lelaki tersebut memanggil nama sandi orang yang ada di balik telpon.

"Aku masih sangat sibuk sampai 6 bulan kedepan, eh ngomong ngomong bagai mana rencana perjodohan dan pertunangan anak anak kita" ucap sandi.

"Aku masih bingung, Putri ku sangat urakan dan tidak bisa di disiplinkan, padahal hanya dia satu satunya yang menjadi kunci mendiang ayah ku" ucap lelaki itu.

"Iya aku tahu, orang tua kita sudah berjanji untuk menjodohkan anak mereka, tetapi sayangnya anak mereka semua laki laki, dan janji itu berlanjut ke cucu mereka yaitu anak anak kita.

Tetapi sayangnya anak ku juga tidak bisa di atur dan dia semaunya sendiri aku juga bingung, masa kita harus membatalkannya, kamu bisa bujuk anak mu dan aku akan membujuk anak ku.

Oh iya Candra, Sebenarnya dari kemarin anak ku sudah berada di kota B, itu juga informasi dari ayah ku, dia di suruh mengambil alih perusahaan kakeknya dan melanjutkan kuliah S2 dan jurusan di universitas milik mu" ucap sandi

Orang satunya bernama Candra Wijaya dia adalah orang terkaya di kota B pemilik universitas Wijaya dan Rumah sakit Wijaya. Dan yang bernama Sandi itu adalah ayah dari Jagat, dia bernama lengkap Sandi Sandjaya.

"Baiklah kalau begitu, dulu aku memiliki kontak dia dan kita pernah bertemu sebelumnya, nanti aku hubungi saja anak mu, karena aku dengar dia dokter yang hebat" ucap Candra.

"Hebat apanya, pekerjaannya hanya main dan keluyuran sesuka jidatnya" sandi berucap kesal

Candra pun menertawainya "Hahaha....itu mirip seperti mu waktu masih muda"

"Beuh...sialan kamu malah mengolok olok aku" ucap sandi

"Wow...Buah tidak jauh jatuh dari pohonnya" ucap Candra

"Kalau di pikir pikir benar juga ya. Hahaha...." Ucap sandi tertawa

Dan mereka pun tertawa terbahak-bahak sampai akhirnya mereka sudah selesai membahas perjodohan dan pertunangan, komunikasi mereka pun di putuskan.

Setelah memutuskan telpon Candra kemudian mencari no handphone jagat dan kemudian menghubungi nya.

Kring.... Kring.... Kring....

Jagat yang sedang tidur bangun karena bunyi dari handphone yang dia letakan di samping badannya.

Kemudian dia meraba dan mengambil handphone tersebut kemudian dia lihat siapa yang memanggil dan disana tertera nama Candra Wijaya.

Jagat pun mengusap handphone nya keatas dan terlihat panggilan pun diterima kemudian dia menempelkannya di daun telinga.

"Halo Om, ada apa ya, kok tumben telpon" ucap jagat

"Gak. Tadi ayah mu telpon katanya kamu ada di kota B dan berniat untuk lanjut kuliah" ucap Candra

"Iya ni Om, aku mau lanjut S2 sama pengen memiliki surat izin praktek" ucap jagat.

"Kalau begitu om tunggu di kantor kampus besok Senin" ucap Candra

"Siap om" ucap jagat

Kemudian candra pun memutuskan komunikasi, dan jagat pun meregangkan otot-otot nya "eagh..."

Jagat melihat jam yang ada di handphone nya tersebut dan dilihat sudah jam 5 sore.

***
*Bersambung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience