Bab 30 Si Imin Ku Bangun

Others Series 29947

Bab 30 Si Imin Ku Bangun

Sebenarnya Cakra sangat tertarik kepada Raya yang montok dan semok, kadang Cakra berfantasi tentang Raya

Tetapi karena Raya selalu bersikap dingin kepada siapa saja dan galak kepada laki laki, sehingga Cakra enggan untuk merayunya karena sudah kena mental duluan.

Tetapi Cakra penasaran dengan Raya "Tidak biasanya Raya masuk ke restoran atas apa ada seseorang yang dia temui, biasanya dia tidak pernah beranjak dari Ruang resepsionis"

Cakra berpikir yang tidak tidak dia bergumam sendiri di dalam lift "Apa dia janjian dengan seseorang dan kencan di restoran ini"

Cakra berpikir yang tidak tidak dan membuat dia cemburu kepada Raya, ketika pintu lift berhenti karena ada pengunjung yang mau turun Cakra melangkah keluar dan menunggu lift lain untuk naik kembali ke lantai atas.

Di restoran Raya berjalan dan bertanya kepada penjaga kassa "mi, apa tadi tuan muda Arya datang kemari"

Penjaga kassa itu bernama Ami dia pun mengangguk "iya Bu, tadi tuan muda pesan anda langsung saja ke kamar hotel pribadi dan membawa makanan ini"

Ami sudah menyiapkan semua makanan enak dan minumannya "Kata tuan muda, anda sendiri yang harus membawa makanan ini ke kamar beliau"

Raya pun mengangguk " iya terima kasih ya Ami, eh kalau ada yang namanya apa aku kesini bilang aja, iya dan barusan dia langsung pergi lagi ke lantai bawah. Ucapin gitu aja.

Jangan bilang aku naik kelantai atas untuk mengantarkan makanan ini, karena itu rahasia, kalau kamu tidak bisa menjaga rahasia kamu pasti di pecat oleh tuan muda

Sebenarnya dia lagi menyamar, jadi orang biasa dan ingin menemukan orang yang sedang korupsi di hotel Arssad ini, kamu ngerti kan"

Ami pun mengangguk "iya Bu, saya mengerti"

"Kalau begitu Terima kasih ya, aku pergi dulu dan nanti akan aku sampaikan kepada tuan muda agar kamu di berikan bonus" ucap raya menyogok.

Raya dari tadi mencari alasan biar Ami percaya sehingga raya sedikit berbohong.

Ami merasa senang dengan ucapan Raya yang akan memberitahukan kepada pemilik hotel ini untuk diberikan bonus.

"Terima kasih Bu Raya" ucap Ami sambil membungkukkan badannya.

"Iya sama-sama" Raya berlalu pergi keluar dari restoran tersebut dan menuju kolam renang, dan menaiki tangga menuju lantai atas.

Raya pun tiba di depan kamar hotel pribadi dan dia pun langsung mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

"Mas ini Raya" ucap raya seraya mengetuk pintu.

Jagat pun berteriak dari dalam "masuk pintu tidak di kunci kok"

Raya pun tanpa ragu membuka pintu kamar hotel dan masuk kedalam kemudian dia tutup kembali dan tidak lupa di kunci dari dalam.

Jagat yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton film yang ada di televisi melirik kearah Raya sambil tersenyum "Letakan saja makanannya di atas meja"

Raya pun tersenyum dan mengangguk "baik mas"

Setelah meletakan makanan tersebut kemudian raya menghampiri jagat dan duduk di sofa.

Posisi jagat sedang tiduran di sofa panjang dan Raja duduk di dekat lutut jagat dia sengaja menghalangi televisi yang jagat tonton supaya hanya dia yang di lihat oleh jagat.

Jagat pun memposisikan dirinya menjadi miring karena boncengan Raya besar dan tempat duduk tidak bisa menampung semua.

Raya yang memakai pakaian kerja dengan baju putih berkerah dan berenda dengan rok hitam di atas lutut sehingga ketika dia duduk roknya terangkat keatas.

Dan jagat pun melihat paha putih yang mulus dan sedikit berbulu membuat jagat menelan ludah ketika melihatnya.

"Geleguk.... Hadeuh Raya.... Kamu membuat iman ku runtuh dan membuat si imin ku bangun" ucap jagat.

Mendengar perkataan itu wajah Raya menjadi merah, tetapi karena dia pernah melakukannya dengan jagat sehingga dia tidak malu lagi.

B#kongnya sengaja di gesek gesekan dan membuat celana jeans yang longgar menjadi ketat.

Raya malah tertawa cengegesan "hehehe...mas jagat bisa aja, ini kan rok yang bisa di pake kerja sama Raya"

"Beuh...bisa diam tidak celana ku jadi sesak tau" ucap jagat.

Raya mengelus bibirnya "OPS maaf"

Kemudian jagat merentangkan tangan kanannya kemudian tangan kiri merangkul pinggang Raya yang gemoy.

"Kamu juga menghalangi aku nonton film tau" jagat menarik Raya di pinggangnya dan raya pun ambruk di pelukan jagat yang berbaring di kursi"

"Mas Arya nakal" ucap Raya yang di dalam hatinya merasa senang.

Mereka pun tiduran di sofa panjang tersebut, jagat sambil memeluk Raya dari belakang.

"Mas aku merasa ada cacing yang bergerak gerak di bawah yang membuat aku geli" ucap Raya yang merasakan ada yang bergerak gerak di P@ntatnya.

"Biarin aja itu si imin yang bangun" ucap jagat santai.

"Oh si imin" balas Raya.

Kemudian Raya mendengar suara bunyi perut dan dia pun bertanya "mas makan dulu gih, itu cacing di dalam perutnya sudah demo, kalau sudah makan nanti cacing yang namanya di Imin tambah kuat"

Kemudian raya pun bangun dan menarik tangan jagat untuk duduk, jagat pun menuruti Raya dan duduk.

Padahal sebelum ke hotel ini jagat sudah makan mie telor plus sayur tetapi dia sudah merasa lapar lagi, karena mie telor hanya menunda lapar saja.

Jagat pun berdiri menuju ke meja untuk menyantap makanan yang tadi dibawa oleh Raya, jagat sedikit manja kepada Raya.

"Suapin dong..." pinta jagat.

Raya tersenyum dan tidak bisa menolak "iya ayo..."

Jagat pun makan dengan di suapin sama Raya dan sesekali dia pun mencicipi makanan yang di berikan kepada jagat.

Di restoran Cakra sudah kembali dan bergegas bertanya kepada ami yang menjaga kassa

"Heh, kamu tadi melihat Raya tidak ? " Tanya Cakra.

Ami mengangguk "iya Tadi lihat Bos"

Ami sudah diberi tahu tadi oleh Raya dan sekarang waktunya Ami berbicara seperti apa yang telah Raya bicarakan.

Cakra bertanya lagi "kemana dia sekarang"

"Tadi dia memang kesini bos tepi tidak lama, mungkin dia khawatir karena tadi banyak penjaga keamanan di sini dan dia lihat di sini kondusif sehingga dia segera turun kembali kelantai bawah" jawab Ami dengan mencari alasan karena tadi banyak satpam di restoran ini.

Tanpa berucap apa apa lagi Cakra langsung pergi meninggalkan restoran ini dan langsung menuju lift.

Ami yang melihat Cakra sudah tidak ada lagi dia menghela napas dan bergumam "Dasar Aneh..."

Cakra tidak tahu, pengaruh dia sebenarnya sudah hilang di hotel ini semenjak jagat menyerahkan bukti penggelapan uang Cakra kepada pak Bagas.

Namun keburu dia masuk ke rumah sakit sehingga pak Bagas belum menindak anaknya itu.

Dan setelah kembali dari rumah sakit Cakra langsung pergi ke hotel Arssad untuk bersenang senang dan mencari ob yang membuat kepalanya di perban.

***
*Bersambung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience