Bab 37 Jangan Mimpi Di Siang Bolong

Others Series 29947

Bab 37 Jangan Mimpi Di Siang Bolong

Kuliah jam pertama sudah selesai semua mahasiswa keluar dari ruangan dan Cakra pun bergegas menuju ke depan.

"Hey Boy kita ketemu lagi" sapa Cakra sambil mencegat jagat di pintu keluar.

"Siapa ya....apa kita pernah bertemu" jagat pura pura tidak kenal.

Cakra pun menjadi geram karena dia melupakan kejadian waktu di Club Malam yang membuat dia masuk ke dalam rumah sakit.

"Jangan pura pura bego, kamu Yang membuat kepala ku bocor dan masuk ke dalam rumah sakit waktu di Club Malam" Cakra meningkatkan.

Eriska hanya berdiri di belakang jagat dan menyimak pembicaraan mereka.

Jagat kemudian melirik ke arah Eriska, kemudian Eriska pun angkat bicara "Dia yang menggangu ku, waktu di Club Malam, dan ingin menghajar mu karena aku menjadi pacar mu"

"Oh....jadi kamu orang yang tidak tahu malu, yang di tolak oleh pacar ku beberapa kali dan marah karena aku dan Eriska pacaran, maaf aku tidak tahu bahwa itu kamu, soalnya di Club Malam waktu itu gelap jadi aku tidak memperhatikan wajah mu" jagat berkata dengan nada yang lumayan keras sehingga teman mahasiswa yang lain melirik ke arah mereka.

Suara keras jagat membuat Cakra menjadi malu karena dia menjadi pusat perhatian, orang lain yang melihatnya pun jadi saling berbisik.

"Tidak tahu malu, sudah di tolak masih saja ngejar dasar tidak tahu diri"

"Iya padahal kan Eriska sudah memiliki pacar tapi masih sempat sempat nya dia ingin merebut Eriska, padahal sudah di tolak mentah-mentah"

"Dia memang ganteng dan anak orang kaya, tapi aku tidak suka sifat arogannya"

Wanita yang melihat dan menonton perdebatan itu saling berbisik satu sama lain, meskipun pelan tetapi dapat di dengar jelas oleh Cakra yang membuat tambah geram dengan jagat karena merasa di permalukan.

"Jangan sombong kamu Boy, karena sudah membuat aku masuk Rumah sakit, tunggu saja pembalasan ku" ancam Cakra.

Jagat pura pura kaget padahal dia sudah tahu besok paginya dari pak bagas bahwa anaknya masuk rumah sakit "Apa kamu masuk Rumah Sakit, padahal aku tidak ngapa ngapain kamu waktu itu, kamu sendiri yang mabuk dan tersungkur sampai menabrak meja dan botol minuman jatuh ke atas kepala mu, kok jadi nyalahin aku sih"

Padahal tadi Cakra sudah bilang dia masuk rumah sakit tetapi jagat baru pura pura kaget di ucapan terakhir Cakra yang bertujuan untuk mempermalukannya di depan umum.

Dengan jagat berbicara begitu Cakra menjadi tambah malu dan emosi mengingkat sehingga kecerdasannya menurun.

Cakra tidak peduli dengan orang lain karena dia sudah terlanjur di permalukan oleh jagat, dia pun menunjuk kearah Eriska.

"Ka, kenapa sih kamu memiliki dia yang hanya seorang OB di hotel Arssad, kamu juga tahu aku Cakra Wibisono anak dari direktur umum Bagas Wibisono, kurang apa aku sehingga kau campakan" ucap Cakra yang ingin mempermalukan balik jagat dengan menyebut OB.

Jagat tersenyum, Cakra kira jagat adalah OB di hotel Arssad, Eriska pun tidak peduli kalau jagat seorang OB "Emang aku peduli dengan pekerjaan pacar ku yang menjadi office Boy di hotel Arssad, maaf aku tidak peduli, yang pasti dia baik dan sayang kepada ku, bukan seperti mu yang mengejar ku, tetapi mengejar wanita lainnya.

Sudah jangan berharap lagi karena aku tidak suka kamu dan ini yang terakhir kalinya aku menolak mu dan ingat jangan lagi mengejar ku karena aku sudah bahagia bersama pacar ku ini" Eriska merangkul tangan jagat.

Hati Cakra campur aduk, malu, marah dan cemburu menjadi satu sehingga dia pun mengancam jagat "Aku peringatkan, jauhi Eriska atau kamu tidak akan pulang dengan selamat keluar dari kampus ini"

Jagat tidak perduli dengan ancaman Cakra, dia pun berjalan Melawati Cakra "Ayo sayang jangan dengarkan ocehan orang ini, kita jalan saja karena masih ada jam kuliah yang harus aku ikuti"

Jagat berjalan dengan santai melewati Cakra dengan tangan kanan menuntun Eriska, Raut wajah Cakra menjadi memerah, dia tidak berani berkelahi di kampus ini karena bisa berakibat vatal yaitu dia pasti akan di keluarkan, tetapi dia hanya bisa mengancam saja.

"Hai, Boy jangan kira aku kalah dari mu, ingat kamu hanya OB, dan besok lusa aku akan suruh ayah ku untuk memecat mu, dan ingat sepulang dari kampus ini kamu akan babak belur" ancam Cakra.

Jagat melambaikan tangannnya "Terserah kamu, mau pecat aku juga, yang pasti kamu yang akan kehilangan pekerjaan mu bukan aku" jawab jagat sambil berlalu pergi.

Cakra Khan tertawa mendengar perkataan dari jagat " hahaha....baik lah besok kamu tidak akan lagi bisa bekerja di hotel Arssad dan kamu jangan banyak membual kedudukan ku tidak dapat di gantikan karena aku anak dari direktur umum hotel tersebut, apa yang aku mau bisa aku lakukan di hotel itu"

Jagat yang sudah jauh masih mendengar perkataan dari Cakra walaupun sedikit samar dan jagat pun bergumam "Kamu hanya anak direktur umum, bukan pemilik hotel Arssad sendiri"

Setelah beberapa jauh jagat dan Eriska pergi, Eriska melepaskan tangannya dari jagat "Maaf karena aku kamu menjadi memiliki masalah dengan Cakra"

Dengan wajah menyesal Eriska pun meminta maaf, jagat pun bertolak pinggang "Hanya maaf saya, dan itu kamu anggap beres" ketus jagat.

Eriska pun bertanya dengan serius "lantas apa yang kamu inginkan dari ku, uang....ok akan aku berikan. Berapa yang kamu butuhkan...."

Jagat menyeringai "aku tidak butuh uang mu, emangnya kamu kita kamu bisa memberiku dengan uang mu yang hanya tinggal minta dari bokap dan nyokap mu"

Eriska menjadi kesal dan bingung "Terus apa yang kamu inginkan"

Jagat pun berterus terang "apa kita akan pura pura terus menjadi pasangan kekasih, aku ingin kamu beneran menjadi pacarku"

Mendengar perkataan itu Eriska langsung pergi sambil melambaikan tangannnya "Sampai jumpa dan jangan mimpi di siang bolong"

Mendengar ucapan itu jagat tersenyum "lihat saja nanti kamu akan jatuh cinta kepada ku"

Setelah perpisahan itu jagat pun mencari gedung fakultas kedokteran karena dia ada 2 mata kuliah lagi yang masih harus di ikuti.

Di tempat lain Cakra yang kesal menuju ke kantin yang disana sudah ada 6 orang anak buahnya, dia pun menghampiri mereka.

"Kalian Tunggu di gerbang dan ikuti dia nanti, setelah jalanan sepi cegat dan pukuli dia sampai babak belur, kalian sudah lihat kan di Poto orangnya, ingat jangan sampai salah orang" bisik Cakra kepada ke 6 anak buahnya.

"Siap Bos, kami pergi dulu, kamu tinggal nunggu berita dari kami saja" ucap ketua geng tersebut.

"Ya pergilah" usir Cakra.

Kemudian ketua geng yang menjadi anak buah Cakra itu mengangkat tangannya kepada ibu kantin "Bu, tagihan kami Bos Cakra yang bayar ya, kami pergi dulu"

Cakra kesal kemudian mengambil sebuah roti yang ada di atas meja itu lalu melemparkannya "Sialan kamu Boy malah aku yang suruh bayar"

Roti yang lempar itu mengenai dada ketua geng itu dan kemudian tertangkap tangannya, dia pun menyeringai "terima kasih bos..." Sambil memakan roti yang Cakra lempar tadi.

***
*Bersambung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience