Bab 32 Keinginan Terakhir Dari Kakek

Others Series 29947

Bab 32 Keinginan Terakhir Dari Kakek

Karena waktu pergulatan di atas kasur jagat tidak memperhatikan setiap detail dari lekuk tubuh Raya karena dia di kerubuni selimut.

Tetapi ketika di kamar mandi, jagat melihat Raya tanpa sehelai benangpun dan basah oleh air yang mengucur dari atas shower.

Mata jagat membelalak memandang keindahan yang ada di depan matanya, Raya bukan wanita yang langsing dia wanita yang montok dan bohay.

Gunung kembar yang menempel di dada begitu padat dan tidak menggantung seperti wanita montok lain yang dilihat seperti habis melahirkan.

Tubuh yang proporsional 176 centimeter badan yang padat tidak bergelambir dan pant@t yang besar.

Bahkan tidak nampak lipatan kulit seperti singkayo terlihat di kulit badan dan tangan bagian atasnya.

Kulit yang kuning Langsat, dan sangat terawat dan lekukan pinggang yang eum..... sehingga tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Membuat si imin kembali menegang, jagat pun sesegera menghampiri Raya yang sedang berdiri sambil menggosok gosokkan sabun ke tubuhnya.

Jagat pun sudah tidak sabar untuk melakukannya lagi di kamar mandi ini, entah sekarang memakai jurus apa karena mereka berdua sambil mandi dan sambil berpelukan.
* Sedangkan di tempat lain, tepatnya di rumah besar keluarga Widjaya seorang laki-laki paruh baya sedang berbicara dengan anaknya.

"Eriska cobalah berpakaian layaknya seorang perempuan, kamu ini sudah dewasa dan sebentar lagi ayah akan menjodohkan kamu dengan anak dari teman ayah.

Sebetulnya perjodohan kalian sudah di rencanakan dari sejak kamu kecil, dan di atur oleh kakek mu, jadi bersiaplah seperti seorang perempuan pada umumnya" ucap laki laki paruh baya itu.

Kemudian Eriska menjawab "Apa, apa Riska tidak salah dengar, Riska di jodohkan oleh kakek"

Laki laki paruh baya itu mengangguk "iya dan tahun depan keluarga dari teman ayah akan datang ke kota ini dan melangsungkan pertunangan mu, dan selepas kamu lulus kuliah kamu akan menikah"

Eriska marah kepada ayahnya "Riska tidak mau di tunangkan dan Riska juga tidak mau menikah"

"Jangan membantah, itu adalah keinginan terakhir dari kakek mu, kalau kamu tidak menikah dengan anak dari sahabat ayah makan kakek mu tidak akan tenang di alam sana" ucap laki laki itu.

Eriska menggertakkan gigi "pokok nya aku tidak mau menikah, karena pernikahan itu sangat merepotkan "

"Apa maksud mu sangat merepotkan, lihat ayah dan ibumu yang bahagia karena berumah tangga dan memiliki anak seperti mudan adik mu" ucap laki laki itu.

"Ayah itu seorang lelaki yang tidak tahu Petapa menderitanya seorang wanita ketika mereka menikah, apa ayah tidak memikirkan bahwa setelah menikah seorang wanita akan menjadi pembantu yang mengurusi suaminya.

Apa ayah tidak memikirkan bahwa wanita setengah menikah dia menjadi seorang Tahanan yang tidak bisa kemana mana dan hanya diam di rumah menunggu suaminya pulang kerja.

Wanita juga akan menjadi seorang pelacur yang hanya di gauli suaminya ketika suaminya memiliki hasrat seksual.

Dan satu lagi penderita seorang wanita setelah menikah, yaitu dia harus menjadi baby sitter yang harus merawat anak-anak dari suaminya.

Dan semua tugas itu dilimpahkan kepada wanita setengah mereka menikah, dan laki laki hanya memiliki 1 tugas yang enteng yaitu hanya mencari duit untuk keluarganya.

Dan terkadang wanita juga melakukan hal yang dilakukan seorang laki-laki, jadi kenapa aku harus menikah kalau haya untuk hidup tersiksa" Celoteh Eriska sambil marah marah.

Ayahnya pun menjadi geram dan bangkit dari tempat duduknya kemudian tangan kanan di ayunkan ke wajah Eriska tetapi keburu di cegah oleh istrinya. "Ayah hentikan jangan sakiti Eriska "

Ayahnya pun berhenti ketika tangan akan di tempatkan ke wajah Cantik Eriska "Doktrin dari mana itu, apakah kamu masuk sakte sesat yang menganggap pernikahan itu penderita bagi seorang wanita"

Eriska terdiam dan menundukkan kepalanya, ayahnya menganggap bahwa dia masuk Aliran sesat, sehingga dia tidak mau menikah dan tidak mau di jodohkan.

Kemudian ayahnya berbicara lagi "Aku akan memberikan waktu selama 6 bulan dari sekarang, kalau kamu masih berpenampilan kayak Hantu begini aku akan membubarkan komunitas yang kamu ikuti di kampus.

Stelan apaan yang kamu pakai, celana jeans hitam baju T-shirt hitam dan bergambar menyeramkan, bawah mata pake cela hitam rambut acak-acakan.

Kamu ini mirip seorang gembel yang suka ngamen di pinggir jalan, yang tidak jelas masa depannya, seharusnya kamu berpikir bahwa keluarga kamu ini di atas rata-rata semua orang.

Tetapi kamu malah hidup urakan. Seharusnya bersyukur bisa hidup mewah, itu yang orang lain inginkan tetapi kamu malah menyia nyiakannya.

6 bulan kedepan aku mau kamu lebih feminim dan ingat kalau kamu masih urakan kayak begini ayah tidak akan ragu untuk membubarkan komunitas yang ada di kampus" ancam ayahnya Eriska.

Setelah mendengar celotehan ayahnya Eriska pun pergi tanpa berkata apapun, ibunya terus membela Eriska walaupun sifat nya berbeda seperti kebanyakan orang.

Ayahnya pun menghela nafas "Dulu Ibu ngidam apa sih, hingga anak kita seperti ini" ucap ayahnya Eriska

"Ih ayah kok bawa bawa ngidam sih, Eriska itu anak kita, mungkin dia begitu karena pergaulan, ayah kalau bisa batasi dia bergaul sepertinya dia memiliki orientasi seksual yang menyimpan, dan mungkin dia penyuka sesama jenis " ucap ibu Eriska.

"Ih amait amit Bu, keturunan kita tidak ada yang begitu, kalaupun dia seperti yang ibu katakan, ayah akan coba merukiyah dia atau percepatan perjodohan dia dengan anaknya Sandi Sandjaya " jawab ayah.

Mereka pun mengobrol tentang masa depan Eriska yang pembangkang, tidak seperti anak lainnya yang penurut.

Padahal Eriska anak dari orang kaya pemilik rumah sakit terbesar di kota B, dan juga ayahnya Rektor dan pemilik Universitas Widjaya.
**
Di tempat lain tepatnya di hotel Arssad, Raya dan Jagat yang sudah membersihkan diri dia kembali ke tengah ruangan hotel.

"Mas kamu pernah berkata bahwa kamu tidak mau di kekakang dan bebas, aku tidak menuntut banyak kepada mu, hanya saja sesibuk apapun aku mohon hubungi aku maksimal seminggu sekali" pinta Raya.

Jagat mencium kening Raya "iya aku memang pernah berkata begitu, dari dulu aku tidak pernah di kekang dan aku hidup bebas seperti yang aku inginkan.

Tetapi meskipun aku hidup bebas tanpa kekangan dari siapa pun termasuk orang tua ku, tetapi aku tidak seenaknya dan aku pun punya perinsip hidup"

***
*Bersambung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience