Untitled

Others Series 29947

Bab 2 Terkena Racun

Dokter itu pun memulai percakapannya.

"Ini tentang anak bapak, kayak nya dia keracunan sudah lebih dari 3 hari dengan gejala organ dalamnya menghitam, itu mungkin reaksi pembusukan"

"Kira kira apakah anak saya bisa sembuh tidak Dok"

Ayah Wildan cemas

"Kemungkinan sembuh ada tetapi saya belum yakin racun yang ada di tubuh anak bapak itu jenis apa, kami sudah memasukan sample racun ke laboratorium paling tidak 2 hari kami bisa mengetahui itu jenis apa dan penawarnya apa, sekarang kami tidak bisa berbuat banyak, kami hanya berusaha supaya racun itu tidak menyebar dan membusukan organ dalam anak bapak"

Ayahnya Wildan pun hanya bisa memegang kepalanya dan meratapi kejadian tersebut.
* 2 hari kemudian hasil dari laboratorium pun keluar Dokter pun menghubungi orang tua dari Wildan.

Sedangkan Wildan masih terkulai lemas tak berdaya dengan infus di tangan kirinya dan alat bantu pernapasan di hidungnya.

Orang tua dan teman dekat Wildan sudah berkumpul di ruang tunggu, kebetulan juga pamannya Wildan yang baru pulang dari piket di Polres Cibabat Cimahi datang menengok keponakannya itu.

Dokter yang menangani Wildan segera datang dengan membawa berkas hasil uji laboratorium.

"Apa semua telah kumpul, saya sudah membawa hasil tes sampel racun yang ada di tubuh pasien, dan ternyata itu adalah racun dari ular Viper, efek dari racun tersebut adalah menggerogoti daging hingga daging tersebut mengalami kebusukan.
Karena yang terkena adalah organ dalam, kami sebagai para medis belum bisa menemukan obat penawarnya"

Disana setiap orang shock mendengar penjelasan dari dokter

"Tapi kami akan berusaha semampu kami dan mudah mudahan ada mukjizat dari Tuhan untuk kesembuhan pasien"

Ibu Wildan langsung pingsan setelah mendengar perkataan dokter, ayahnya pun lemas tidak sanggup berdiri, mereka di bantu oleh teman teman Wildan yang ada di sana.

Paman Wildan pun penasaran dia bertanya kepada dokter.

"Dok, kenapa bisa racun itu menyerang organ dalam, kira kira bagai mana caranya bisa masuk kedalam tubuh sepupu saya"

Dokter pun menjawab

"Dari hasil uji laboratorium rucun itu kemungkinan di masukan kedalam minuman oleh seseorang, mungkin pasien punya musuh atau ada yang dendam kepadanya"

Paman Wildan bertanya kepada teman teman Wildan.

"Terakhir kali Wildan pergi kemana dengan siapa dan melakukan apa"

Ahmad menjawab pertanyaan dari pamannya Wildan

"Sebenarnya Wildan seminggu sebelum pertandingan selalu bersama saya dan 2 hari sebelum pertandingan saya dan Hasan pergi ke Cafe Cinta hanya sekedar minum kopi"

Di sana Hasan mengingat sesuatu

"Apa kamu ingat, ketika pelayan cafe itu menawarkan kopi, yang jadi Baristanya kamu lihat tidak"

Ahmad pun baru ingat

"Iya aku ingat Baristanya adalah si Hendi pesilat dari perguruan halilintar emas, dia adalah saingan dari Wildan di kejuaraan itu, karena adanya tragedi ini dia jadi Juara"

Hasan pun membuat spekulasi

"Jangan jangan dia yang meracuni Wildan, supaya dia bisa jadi juara di kejuaraan pencak silat antar perguruan"

Ahmad pun mencela

"Dasar bajingan licik, kalau benar dia pelakunya sungguh tega dan sungguh keterlaluan"

Mendengar percakapan Ahmad dan Hasan, Paman Wildan langsung mengambil smartphone dari saku celananya dan kemudian menelpon seseorang.

Di dalam percakapan telpon

"Selamat sore komandan, ada yang bisa saya bantu"

Paman Wildan membalas

"Tolong selidiki orang yang bernama Hendi yang bekerja di Cafe Cinta, ada indikasi dia telah meracuni seseorang di Cafe itu dan segera cari barang buktinya"

"Siap Dan akan saya laksanakan"

Lalu telpon itu pun di tutup, dan ternyata pamannya Wildan menelpon anak buahnya untuk menyelidiki Pegawai yang menjadi barista di Cafe Cinta.

Malam harinya, empat orang polisi pergi ke Cafe Cinta untuk menyelidiki.

Semua Pekerja dan menejer mereka tanyai, dan mereka pun menanyakan Hendi yang ternyata dia tidak masuk kerja sudah beberapa hari.

Disini para polisi menemukan gelagat yang mencurigakan disalah satu karyawan cafe tersebut, dia gemetaran dan selalu menundukan kepala saat di tanya oleh polisi tersebut sehingga dia pun di curigai.

Salah seorang polisi yang menggeledah dapur lalu melihat ke pintu belakang tempat pembuangan sampah

Polisi tersebut menemukan gelas yang di buang di dekat tempat sampah dan terisi air hujan yang bercampur kopi yang tidak habis di sampingnya ada bangkai tikus dan beberapa ekor cicak yang mati.

Di perkirakan tikus dan cicak itu mati karena meminum air dari gelas tersebut, lalu polisi itu mengambil gelas tersebut lalu memasukannya kedalam pelastik untuk di jadikan barang bukti dan air dari dalam gelas tersebut akan di uji laboratorium apakah beracun atau tidak.

Setelah mendapatkan gelas tersebut polisi pun membawa barang bukti itu ke Rumah sakit polri untuk di uji laboratorium.

Dan ternyata benar air dalam gelas tersebut mengandung racun yang sama dengan racun yang ada di dalam tubuh Wildan.

Disini mereka ada Titik terang, bahwa benar Wildan di racuni pada saat berada di cafe cinta, tetapi entah apa motifnya dendam kah atau persaingan belaka.

Salah satu polisi yang kemarin menggeledah cafe tersebut kembali datang dan menangkap orang tersebut karena dari kemarin gerak gerik karyawan yang satu ini sangat mencurigakan.

Dia pun di bawa ke kantor polisi untuk di interogasi. Disana si pelayan cafe pun mengaku bahwa 5 hari yang lalu dia melayani Wildan dan teman temannya.

Tetapi yang membuat minuman untuk di sajikan kepada mereka adalah Hendi.
* Dia pun menceritakan 5 hari sebelum kejadian

"Duh capek baget latihan hari ini"

Wildan mengeluh

"Sudah jangan mengeluh Training Center (TC) kali ini adalah yang terakhir sebelum kejuaraan, kan nanti kamu bisa istirahat selama 2 hari sebelum bertanding"

"Iya betul tuh kata Ahmad, dari pada mengeluh lebih baik kita ngopi dulu di cafe itu"

Hasan mengajak mereka untuk mampir ke Cafe Cinta.

Mereka pun masuk lalu duduk dan memesan

"Mas pesan Capuccino 1, Kopi hitam 1 kamu mau pesan apa Wil"

Hasan menawarinya,

"Sudah tenang saya aku yang traktir kali ini"

Ahmad mentraktir mereka semua

"Ya sudah aku sama kaya Hasan saja Capuccino"

Hasan pun memesan ke pelayanan cafe

"Mas Capuccino jadi 2 yah kopi hitam nya 1"

Pelayan itu pun mengangguk

"Baik mas, saya buat dulu sebentar"

Ke 3 orang sahabat itu pun mengobrol sambil bercanda canda, ketika sedang mengobrol Hasan berdiri untuk membetulkan celananya yang merosot

Ahmad pun menegur

"Kalau paket celana itu pake sabuk biar tidak merorot terus kalau gak punya sabuk tuh ada tali plastik buat di jadikan sabuk"

Ahmad sambil menunjuk tali plastik yang berserakan dekat pohon

"Wah parah kamu mad, celana ku merosot ini akibat tubuhku yang berhasil menurunkan berat badan"

Wildan menegahi perdebatan mereka berdua

"Sudah sudah jangan berteman bergelut saja, eh maksudnya jangan bertengkar"

Ahmad pun tertawa

"Hahaha....begini ni kalau anak buahnya mang Eem bicaranya belepotan"

Mereka pun tertawa

Hasan yang belum duduk sambil membetulkan celananya menengok kearah Bartender, lalu menepuk nepuk bahu Ahmad yang ada di sampingnya.

"Oy, mad lihat yang menjadi Barista itu, kamu tau gak siapa"

Ahmad pun menengok

"Itu kan si Hendi murid dari perguruan halilintar emas yang akan menjadi lawan si Wildan di pertandingan nanti"

Hasan membalas lagi ucapan Ahmad

"Ternyata dia bekerja di Cafe ini, tapi saya baru lihat dia ada di sini kan kita sering ke sini dan tidak pernah melihatnya, baru kali ini saja"

Wildan ikut berbicara

"Sudah kenapa sih kalian selalu ngurusin orang"

Mereka berdua pun akhirnya mengalihkan pembicaraannya ke topik yang lain.

Di dalam Cafe pelayan itu ingin bembuatkan pesanan tetapi di ambil alih oleh Hendi

"Kamu mau bikin pesanan buat siapa"

"Ini bang buat mas mas yang duduk di meja no 8"

Hendi bergumam

"Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata benar kata si Ari dia suka nongkrong di sini, ini waktunya membalas sakit hati ku, dan membuat dia tidak bisa lagi menjadi sehebat dulu, kemenangan akan menjadi milikku sekarang"

Pelayan itu menegur Hendi

"Bang woy, kenapa melamun"

Dia pun tersadar dari lamunannya

"Oh tidak tidak, sini biar saya yang buat pesanan mereka kamu tunggu aja"

"Tumben kamu baik bang"

"Hehehe.... Biasa lah, eh orang yang duduk sendiri itu pesan apa"

"Oh dia pesan Capuccino sama dengan temannya yang itu, satu lagi yang tinggi dia pesan kopi hitam"

"Baik akan saya buatkan"

Hendi pun membuatkan mereka kopi

"Eh bang kamu taburi apa gelas yang satu itu"

Pelayan bertanya

Hendi pun menjawab dengan mengarahkan jarinya ke mulut

"Sudah jangan berisik, kamu hanya perlu memberikan minuman ini kepada mereka dan ingat kasih kopi Capuccino yang ini ke orang yang duduknya sendiri ya"

Pelayan itu pun bingung tetapi dia tidak berani membantahnya.

"Emang yang Abang masukan itu apa, jangan janga itu racun"

"Hus jangan menuduh kamu, ini hanya garam kok, dia itu saingan ku jadi aku memberinya pelajaran, kamu tenang saja saya yang bertanggung jawab"

"Baik bang, kalau ada apa apa jangan bawa bawa aku ya"

"Tenang saja cepat ini berikan kepada mereka"

Pelayan itu pun mengantarkan pesanan kepada mereka.

*Bersambung

Arya Sandi Sandjaya atau sering di panggil Jagat di Suruh oleh kakeknya untuk menjalankan Bisnis yang sudah lama dia tinggalkan. Sekalian untuk melanjutkan kuliah, untuk mendapatkan sertifikat ijin praktek kedokteran dan magang di rumah sakit. Karena memakai pakaian yang sederhana dia kerap di hina sebagai OB dan berselisih dengan anak direktur umum Hotel. Selain itu juga dia di jodohkan dengan wanita anak orang kaya di kota itu. Bagai mana perjalanan cinta dokter Jagat atau Arya Sandi Sandjaya ini. Yuk kita ikuti....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience