Bab 38 Jangan Pura Pura Polos
Cakra tidak banyak mata kuliah hari ini hanya ada 2 mata kuliah yang dia ikuti setelah itu dia pergi ke hotel Arssad dan meninggalkan anak buahnya untuk mengawasi jagat.
Niat hati ingin melaporkan kepada ayahnya tentang office Boy yang bernama jagat untuk di pecat, Cakra menuju hotel Arssad dengan mengendarai mobil pribadinya.
"Awas kamu jagat, anak miskin seperti mu yang kerja sampingan menjadi OB akan hilang sekejap mata, dan kamu tidak akan bisa lagi melanjutkan kuliah mu" gumam Cakra.
Dia terus berbicara sendiri membayangkan jagat akan di pecat dan memohon untuk tidak di keluarkan kerja oleh ayahnya.
"Hahaha....Dia pasti memohon mohon untuk tidak di pecat, aku akan suka melihat ekspresi wajahnya yang memelas, Rasakan karena telah berani menyinggung ku" gumam Cakra.
Dia ketawa dan cengegesan sendiri di dalam mobilnya seperti orang gila membayangkan apa yang akan menjadi nanti.
Setibanya di hotel Arssad dia pun memarkirkan mobilnya dan berjalan kearah lobi dengan langkah yang bersemangat dan senang.
Sesampainya di lobi Cakra pun bertanya kepada penjaga resepsionis "Mira apa ayah ku ada di kantornya"
"Ada Bos, kebetulan pak Bagas meminta ku untuk memberitahukan mu, bahwa pak Bagas sedang menunggu di kantornya" jawab Mira.
Cakra pun garuk garuk kepala yang tidak gatal "Tumben ayah memintaku menemuinya, ada apa ya" tanya Cakra.
"Aku tidak tahu bos, cuman pak Bagas titip pesan kalau ada Bos Cakra, langsung ke kantornya saja" jawab Mira.
Kemudian Cakra melihat ada 2 orang yang memakai seragam sekolah di belakang Resepsionis itu dan Cakra pun kepo kemudian dia bertanya "Siapa mereka Mira kok ada anak sekolah di sini"
"Mereka anak yang mangang Bos, dan salah satunya keponakan pemilik hotel ini" jawab Mira.
Sengaja Mira mengatakan bahwa salah satu dari mereka adalah keponakan dari pemilik hotel ini supaya Cakra tidak berani untuk mendekati mereka.
"Ya sudah lah lanjutkan pekerjaan mu" ucap Cakra sambil berlalu pergi.
Mira pun menghela napas, setelah tidak terlihat batang hidung Cakra, asri pun bertanya "Kak, apa orang itu yang di sebut Cakra"
Mira pun mengangguk "iya, dia anak dari direktur umum hotel ini, orangnya suka pempermainkan wanita dan arogan"
*
Cakra melangkah dengan gembira karena dia akan memberitahukan kepada ayahnya untuk memecat office Boy yang bernama jagat yang bekerja sampingan di hotel Arssad ini.
Setibanya di depan pintu masuk kantor Cakra mengetuk pintu, Tok... tok...tok....
Terdengar ada suara dari dalam menyaut "Masuk...."
Cakra pun membuka daun pintu dan dia masuk kedalam, "Ada apa yah memanggil aku"
Cakra langsung duduk di kursi depan meja kantor ayahnya itu, tetapi melihat raut wajah ayahnya itu sangat datar terlihat menahan emosi yang tidak lagi terbendung.
Cakra yang tadi bertanya tidak di jawab oleh ayahnya itu, kemudian dia bertanya lagi "Yah aku ingin Ob yang bernama jagat di pecat..."
Setelah bicara begitu pak Bagas langsung melemparkan map yang ada di atas meja ke arah Cakra dan pak Bagas tidak merespon apa yang di katakan oleh Cakra
Wuss....
Brak....
"Lihatlah isi map itu, aku berjuang dan bekerja di sini sudah lebih dari 30 tahun, tapi kamu menghancurkan karir ayah mu ini hanya dalam waktu 3 bulan saja" bentak pak Bagas.
Cakra yang suasana hatinya bagus sekarang berubah menjadi jelek dan ada rasa takut bercampur penasaran, karena tiba-tiba ayahnya membentang sambil melemparkan map kearahnya.
Baru kali ini Pak Bagas marah ke anaknya, karena dari dulu pak Bagas selalu memanjakan Cakra sehingga dia jadi sombong dan arogan karena selalu di bela ayahnya.
Cakra yang bingung kemudian bertanya "A...apa i..ini yah, kenapa ayah marah"
"Jangan pura pura polos, lihat laporan di dalam map itu, kamu telah membuat keluarga mu hancur dan aku akan kehilangan pekerjaan ku karena mu" bentak kembali pak Bagas.
Kemudian pak Bagas memegangi kepalanya yang tidak pusing, dengan sedikit jambakan di rambutnya, menandakan dia sedang kesal.
Sedangkan Cakra membuka isi dalam map tersebut dan membaca laporan keuangan yang ada di sana yang menyatakan tentang penggelapan uang yang di lakukan oleh Cakra selama mengelola club' malam.
"Siapa yang membuat laporan ini dan memberikannya kepada ayah, apakah pak Alex, atau Farra" tanya Cakra.
"Berarti benar kamu menggelapkan uang di Club malam " Tuduh pak Bagas.
"Ti... tidak yah" jawab Cakra terbata bata.
"Bohong...." Brak....pak Bagas membentak sambil menggebrak meja.
Cakra tidak bisa menjawab pertanyaan dari ayahnya itu karena memang benar dia melakukannya.
"Dengan kelakuan mu ini, kamu sudah menghancurkan karir dari ayah mu ini" ucap pak Bagas.
"Tapi yah....aku...." Ucapan Cakra terpotong
"Apa tapi tapi, aku tidak mau tau dalam sebulan kedepan kamu harus mengembalikan uang yang kamu pakai, kalau tidak pihak dari hotel Arssad ini akan melaporkan mu kepada polisi dan sekaligus memecat ku, karena aku tidak becus mengurus hotel ini karena kelakuan mu " ucap pak Bagas.
Cakra semakin menundukkan kepalanya dia tidak berani menatap wajah ayahnya itu yang sedang marah.
"Mulai hari ini kamu tidak lagi menjadi penanggung jawab Club malam, dan akan di ambil alih kembali pak Alex, sekarang pergi dari sini aku tidak ingin kamu berkeliaran di hotel ini lagi" usir pak Bagas.
Tubuh Cakra terasa berat untuk bangkit dari tempat duduknya, dia sudah kehilangan pekerjaan dan tidak lagi bisa semena mena di hotel ini lagi.
Cakra bangkit dan berjalan keluar ruangan dengan langkah kulai seperti Zombie yang kehilangan mangsa.
Tangan Cakra sudah menegang gagang pintu tetapi suara panggilan terdengar "Tunggu..."
Itu adalah suara pak Bagas yang memanggil, dan Cakra pun kembali berbalik dan dilihatnya ayahnya itu menengadahkan tangannya.
"Kembalikan kunci mobil yang kamu pakai, karena itu sebenarnya mobil inventaris kantor" pinta pak Bagas.
Cakra berjalan kembali ke arah meja kantor tanpa berkata-kata, kemudian dia menyerahkan kunci mobil dan STNK mobil tersebut, dan meletakanya di atas meja kerja.
Kemudian Cakra berbalik lagi tetapi pak Bagas kembali memanggil "tunggu ATM yang aku berikan juga, kembalikan"
Cakra pun menuruti perintah dari ayahnya dia pun mengambil ATM black gold dari bank swasta terkemuka dari dalam dompetnya kemudian dia letakkan di atas meja kerja.
Cakra pun kembali melangkah pergi tetapi pak Bagas mengomentarinya "Sudah jarang pulang ke rumah, kerjaannya hanya main dan bersenang-senang, sekarang jadi pencuri di tempat kerja ayahnya, sungguh anak yang tidak berbakti.
Ingat satu bulan lagi kamu harus mengembalikan uang yang kamu gelapkan, kalau tidak, kamu akan masuk ke dalam penjara dan nasib keluarga mu terancam kalau ayah mu ini tidak lagi kerja di hotel Arssad ini" ancaman pak Bagas.
Cakra keluar dari kantor itu dengan tertunduk dan lemas, ketika dia datang dia sangat senang karena akan menyuruh ayahnya untuk memecat office Boy yang bernama jagat.
Tetapi dia sekarang sangat kacau, mobilnya di ambil, ATM yang di pakai untuk uang jajan yang isinya tiap bulan di transfer ada 10 juta rupiah sampai 15 juta rupiah, sekarang di sita.
Dan bukan itu saja, dia kehilangan pekerjaan dan ladang uang serta dia harus mengembalikan uang yang di gelapkan nya sebesar 300 juta rupiah.
***
* Bersambung
Share this novel