Chap. 16 Truth Untold

Drama Series 2209

TOKTOKTOK

" Zzzzzzzzzzzzzzzzzzz "

KLAKKKKK

Suho memulas tombol pintu bilik Hana. " Dah tidur rupanya, " Lalu dia melihat bahan bacaan berselerak di atas meja dan mengemaskannya.

" Mesti dia tidur lewat ni.. " Suho kembali memandang Hana lalu duduk di tepi katilnya.

Semasa dia memandang Hana, dia teringat akan peristiwa pada hari itu. Dia bertengkar dan menyalahkan Hana kerana 'menenggelamkan' hubungan orang lain.

Terasa sebal di dadanya apabila dia meninggikan suara terhadap susuk tubuh yang sedang tidur dengan nyenyak di hadapannya. " Maafkan saya, "

Dia mengusap pipi Hana dengan lembut lalu mengucup dahi Hana. " Good night. "

----------------------------------------------------------

KRIIIIIINGGGGGGGG

" Huarghhhh! " Hana mengeliat buat kali ke berapa entah walaupun jam locengnya tidak berhenti membuat bising dari tadi.

" Kenapa aku rasa yang dia cium dahi aku malam tadi? Eh tak mungkin, tak mungkin. Mimpi aku mungkin? " Hana mengusap dahinya lalu bingkas bangun dari katil untuk bersiap untuk bekerja.

TAKTAKTAKTAKTAKTAK

" Eh? Kenapa sunyi saja pada pagi ini? Hm? Nota? " Hana menuruni anak tangga lalu ternampak sehelai nota yang terlekat pada peti ais.

* Suho.. mak nak pergi ke pasar beli sebuku roti dan buah-buahan kejap.. tolong masakkan sarapan untuk Hana ya. *

" Er.. mana makanannya? " Mata Hana melilau mencari 'makanan' di atas meja makan.

" Aku syak yang Suho masih tidur. Hm, tak apalah biar aku masakkan. "

KTANGKTANG KLAK KLAK TUDTUDTUD

Hana membuat nasi goreng ditambah dengan kimchi sayur yang pedas bersama telur dadar yang dikacau dengan sayur-sayuran dan garam yang secukup rasa.

Aroma masakkannya membuatkan Suho terjaga dari tidurnya. " Selalunya mak sediakan roti? Kenapa hari ini lain? " Perut Suho mulai berkeroncong meminta untuk diisi. " Apa-apa pun utamakan perut dahulu. " Ujar Suho lalu bingkas bangun dari katilnya lalu menuruni anak tangga.

" Wah, nasi goreng dengan kimchi! Mak.. kenapa... "

" Mak? Maaf, mak awak keluar pergi ke pasar. "

Suho hanya memandang Hana tanpa menjamah sedikit pun. Hana menjelingnya. " Apa? Saya tak masukkan racun ke dalam makanan itu. Makanlah! Ish! " Hana berasa bengang.

" Tak.. cuma saya berasa takjub. Inilah kali pertama saya makan masakan awak. Tapi memang tak sedap! Hahahaha! "

" Jangan makan kalau tak sedap! "

Suho terus menyuapkan suapan yang pertama ke dalam mulutnya. " Sedapnya! " Getus hati kecilnya lalu memandang ke arah Hana.

" Em, rasanya masih kurang sedap tetapi saya akan makan juga sebab awak dah penat lelah sediakannya. " Tipu Suho kerana dia ingin menyakat Hana.

" Hm? " Hana memakan masakannya itu. " Saya rasa sedap makanan ini! " Pujinya terhadap diri sendiri lalu menjeling Suho.

" Lain kali jangan makan masakan saya huh! "

" Eh mana boleh! Sayalah mesti merasa masakan awak! "

" Tadi kata tak sedap?! "

" Saya akan menjadi jurinya, hahahahaha! "
" Hmph! Kalau awak berkahwin, naya isteri awak nanti! "

" Adakah awak nak menjadi isteri saya? " Usik Suho.

" Tak ingin! "

CRAKKKKKKK

Hati Suho bagaikan retak seribu.

" Aku.. aku ditolak. " Suho bermonolog dengan suara yang kecil.

" Tapi.. saya rasa saya boleh pertimbangkan kalau awak melamar saya. 'Kalaulah'. "

Hati Suho yang kian retak tadi terus bercantum semula.

" Ertinya saya masih ada peluang lah? "

" Boleh tak kita makan dengan tenang? " Hana cuba untuk menenangkan hatinya yang berdegup dengap pantas tadi walaupun dia tahu yang Suho cuma mengusiknya tadi.

" Okey! " Ceria sahaja jawapan Suho setelah dia tahu yang dia masih ada peluang walaupun niatnya tadi cuma main-main sahaja.

-------------------------------------------------------

KLIK!

" Hah, siap pun! " Hana membuat senaman ringan di meja kerjanya.

" Cik Lee, sila ke pejabat saya sekarang. " Encik Hwang memberikan arahan melalui interkom yang terdapat di tepi meja Hana.

" Okey, saya masuk sekarang. " Balas Hana.

TOKTOKTOK

" Masuk. " Kedengaran suara Encik Hwang dari dalam.

" Ya, ada apa tuan panggil saya? "

" Anak saya nak berjumpa dengan awak. "

" Siapa? " Hana mengerutkan dahi.

" Cik Lee, kita bertemu lagi. " Seseorang yang dikatakan anak Encik Hwang memalingkan mukanya ke belakang.

" Gaeul? " Mulut Hana terlopong.

" Ya, dan anak saya ingin awak menemani dia makan tengahari bersama. Ada hal katanya.. "

" Okey jom! " Gaeul menarik tangan Hana ke kafeteria pejabat.

" Hm.. " Hana hanya mengekori dari belakang.

" Pesanlah apa-apa yang awak nak, saya belanja. " Gaeul senyum mesra kepada Hana.

" Okey. "

[15 MINIT KEMUDIAN]

Semasa mereka berdua sedang makan bersama-sama, tiba-tiba Gaeul menyebut nama Ji Chanwoo.

" Ji Chanwoo. "

" Hah? " Hana berpura-pura tidak faham.

" Awak kenal dia kan? "

" Saya.. saya tak kenal. Maaf. "

" Saya tahu yang awak pun bekas teman wanita Chanwoo dan saya pun telah menjadi bekas teman wanitanya juga. "

" Macam mana awak tahu? " Suapan Hana terhenti.

" Chanwoo.. selalu bercerita tentang awak kepada saya. Dia kata awak cantik, baik dan macam-macamlah. Dia juga ada tunjukkan gambar awak kepada saya dulu. "

" Maafkan saya sebab saya telah menghancurkan hubungan awak. " Hana menunduk.

" Tak apa saya dah lama maafkan. "

" Erm, kalau bapa awak ialah seorang pengurus syarikat ini.. maksudnya awak.. "

" Ya, saya orang berada. Tapi saya nak belajar berdikari dan akhirnya saya mampu menjadi seorang jururawat. Adik lelaki saya akan mengambil alih syarikat itu nanti. "

" Oh.. "

Sepi.

" Gaeul, adakah penyakit awak dah dirawat? "

" Penyakit? Penyakit apa? "

" Chanwoo pernah kata yang awak ada masalah mental. "

" Mental? Hahahahahahaha! "

" Eh? "

" Saya rasa Chanwoo yang mental sebenarnya. " Tawa Gaeul masih tersisa.

" Kenapa? " Seribu satu soalan mula bermain di dalam benak fikiran Hana.

" Sebenarnya... "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience