Chapter 36

Fantasy Completed 11561

Sudah 3 jam Andre dan Aira bolak-balik mencari Farah. Isak tangis Aira belum berhenti sejak tadi.

"Andre" panggil Aira dengan lirih.

Andre melihat ke arah Aira yang penampilannya sudah berantakan merasa bersalah, akibat kecerobohannya Farah menghilang.

Andre menghampiri Aira yang sudah terduduk lemas di tanah berumput.

"Gue janji Ra bakalan cari Farah sampe ketemu" ujar Andre meyakinkan Aira.

"Kalau Farah ngga ketemu juga gimana Ndre ?" tanya Aira lirih.

"Kita harus optimis Ra, sekarang lo balik ya biar gue yang cari Farah" ujar Andre.

Aira menggelengkan kepalanya.

"Gue mau ikut cari Farah Ndre" ujar Aira dengan wajah memohonnya.

"Lo pasti udah capek Ra, gini aja lo istirahat di mobil gue aja biar gue yang cari Farah, kalau lo maksain diri buat cari Farah nanti lo bisa sakit Ra" jelas Andre.

Ucapan Andre memang ada benarnya. Tapi Aira juga sangat ingin membantu Andre untuk mencari Farah sampai ketemu.

"Yaudah lo tunggu di mobil ya Ra" ujar Andre sambil menarik pelan pergelangan tangan Aira menuju mobilnya.

"Kalau ada apa-apa lo kabarin gue ya" ujar Andre yang hanya dibalas anggukan oleh Aira.

Setelah mengantar Aira ke dalam mobil Andre kembali ke tempat semula untuk mencari Farah.

Selama Andre mencari Farah keadaan sangat hening sampai akhirnya Andre mendengar suara aneh dibalik semak-semak yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan rasa penasaran Andre perlahan-lahan mendekati semak-semak itu. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya entah kenapa bayangan Farah yang dibalik semak itu tiba-tiba terputar di otaknnya.

"Gue harap kalau itu Farah dia baik-baik aja" harap Andre.

Perlahan tapi pasti Andre memasuki sedikit demi sedikit kedalam semak itu. Matanya membulat sempurna melihat penampakan yang ada di hadapannya.

"Farah" teriak Andre yang segera menghampiri Farah.

"Farah" ujar Andre sambil mengangkat Farah yang terkapar tak berdaya itu.

Tubuh Farah dipenuhi bercak darah dan luka sayatan yang lumayan dalam. Wajahnya banyak lebam seperti habis di pukuli.

Tak mau terjadi apa-apa lagi dengan Farah, Andre segera mengangkat tubuh Farah dan membawanya ke mobil.

Tepat Andre datang ke mobil Aira membuka pintu mobilnya dengan mata membulat sempurna.

"Farah" Pekik Aira panik.

"Andre Farah kenapa ?" tanya Aira panik melihat keadaan Farah.

"Lo tenang dulu, sekarang kita bawa Farah ke rumah sakit ya" ujar Andre.

Aira mengangguk. Sepanjang perjalanan Aira terus menangis melihat keadaan Farah yang begitu memprihatinkan.

"Far kenapa lo bisa kaya gini ?" ujar Aira sambil mengusap lembut dahi Farah yang terdapat luka akibat benturan.

"Lo yang kuat ya Far, lo harus bangun gue gak mau sendirian Far" ujar Aira lirih.

"Ra udah nyampe" ujar Andre.

Andre segera mengangkat tubuh Farah menuju keluar dari mobil dan langsung dibawa masuk kedalam ruangan oleh para suster.

Andre dan Aira menunggu Farah di depan ruangan dengan perasaan panik.

"Ndre lo nemuin Farah dimana ?" ujar Aira.

"Semak-semak deket runtuhan gedung itu Ra, gue lihat Farah dengan keadaan tadi" jelas Andre.

"Siapa yang tega lakuin itu ke Farah Ndre ?" tanya Aira.

Andre mengedikkan bahunya dia juga berpikir siapa yang sudah dengan teganya melukai Farah.

Keadaan hening kembali. Tak beberapa lama dokterpun keluar dari ruangan tempat Farah di tangani. Andre dan Aira segera menghampiri dokter.

"Gimana keadaan Farah dok ?" tanya Aira dengan wajah panik.

Dokter menghela nafas beratnya.

"Saudari Farah banyak kehilangan darah dan dia membutuhkan transfusi darah, untuk saat ini keadaan pasien kritis" jelas dokter.

"Biar saya aja dok yang donorin darahnya ke Farah" ujar Aira.

"Baiklah, sebelumnya saya harus periksa dahulu darah anda cocok atau tidak untuk saudara Farah" ujar dokter.

Aira hanya mengangguk. Dokterpun berjalan menuju ruangan untuk cek darah diikuti oleh Andre dan Aira.

Beruntung darah Farah dan Aira cocok jadi Farah akan segera mendapatkan donor darah.

Setelah selesai transfusi darah Farah di pindahkan ke ruang rawat. Kini di dalam ruangan itu ada Aira dan Andre yang sama-sama diam memandangi Farah yang sedang terbaring
lemah di brankar rumah sakit.

"Far lo cepet bangun ya, gue kangen sama lo" ujar Aira lirih.

Andre menggenggam erat tangan Farah dan sesekali mengecup punggung tangannya.

"Maafin gue Far, gue gak becus jagain lo, seharusnya gue gak tinggalin lo Far" ujar Andre lirih.

Andre terus merutuki kecerobohannya itu yang mengakibatkan Farah seperti ini.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience