Andre melajukan motornya dengan kecepatan standar. Ya sekarang dia sedang mengantarkan Farah pulang.
Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka suaranya mereka sibuk dengan pikiran nya masing masing.
Sampai sudah mereka di halaman rumah Aira. Farah memang masih menginap di rumah Aira meskipun tak enak hati tapi dia juga kasian melihat Aira sendirian di rumah sebesar ini.
Pernah Farah ingin pindah dari sini tapi Aira dengan keras melarangnya sampai sampai Aira menangis memohon agar Farah tak pergi. Farah pun tak jadi pergi melihat kondisi Aira waktu itu.
" Andre " Panggil Farah
" Hmm " Andre hanya membalas dengan deheman saja
" Sejak kapan lo kenal sama Kevin ? " Tanya Farah takut takut
" Udah lama. Dia ngikutin gue sampe rumah dan ya kita jadi akrab. Dan lo sejak kapan kenal sam dia ? " Tanya Andre
" Selama ini dia yang selalu ngehantui gue Ndre. Dia selalu minta tolong sama gue tapi waktu itu gue pinsan terus " Jelas Farah
" Penakut sih " Ujar Andre
Farah mengerucutkan bibirnya.
" Gue gak takut cuma kaget aja Ndre "
" Ck. Ngeles mulu lo kaya bajaj "
" Ishh " Ujar Farah sambil mencubit lengan Andre hingga membuat Andre meringis kesakitan
" Anjirr cubitan lo pedes juga ya " Ujar Andre yang masih meringis
" Cabe kali pedes "
" Iya lo cabe gocengan " Ledek Andre
Farah menatap tajam manik mata Andre.
" Lo tuh terong gopean " Balas Farah
" Murahan amat gue "
" Baru tua lo "
" Tau goblok "
" Ehh katanya mau jadi istri sholehah kok ngomongnya goblok sih " Ujar Andre
" ANDREEE LO BISA DIEM GAK ? " Teriak Farah
Andre hanya mengangguk karena Farah sebentar lagi akan berubah menjadi singa betina yang ngebet pengen kawin
" Jadi selama ini hantu yang selalu godain lo itu Kevin ? " Tanya Andre lagi
" Bukan godain tapi ngehantuin tauu " Ujar Farah membenarkan
Andre mengangguk kan kepalanya.
Dugaan gue ternyata bener. Batin Andre
" Yaudah gue balik ya " Ujar Andre
" Iya. Hati hati ya " Ujar Farah sambil tersenyum dan di balas dengan anggukan oleh Andre.
Kemudian Andre melesat begitu saja dengan kecepatan di atas rata rata. Farah hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
" Dari mana Far ? "
Farah terkejut mendengar suara Aira yang tiba tiba itu.
" Abis ketemu sama Andre "
Aira hanya mengangguk kemudian dia berjalan ke ruang tv untuk menonton. Dan Farah beranjak pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Farah merebahkan tubuhnya di atas ranjang matanya menatap lurus langit langit kamarnya yang tak berbintang.
Ucapan Kevin terus terngiang di telinganya. Dia sangat ragu akan keputusannya untuk pergi mengambil gelang itu di gedung tua belakang kompleks.
Apa gue bisa nemuin gelangnya ? Gue takut antara gue sama Andre ada yang lenyap. Batin Farah
Kalau gue gak selamat gimana ? Apa gue bakal pisah sama Andre ? . Batinnya lagi
Farah menggelengkan kepalanya cepat menepis semua pikiran negatifnya.
Gue sama Andre pasti selamat dan bisa nemuin gelang itu. Gumamnya meyakinkan
Farah bangkit dari tempat tidurnya untuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Setelahnya dia melakukan ibadah shalat ashar.
*****
" Sorry Ndre " Ujar Kevin
" Seharusnya lo ngomong dari awal ke gue. Ga harus ngehantui Farah sampe sampe dia sakit gara gara lo " Teriak Andre
" Gue salah " Ujar Kevin lirih
" Gue bakal berusaha sendiri Ndre. Makasih atas tumpangan rumah lo dan maaf gue udah banyak repotin lo termasuk hampir bikin Farah celaka. Gue pergi " Lanjut Kevin
Baru selangkah Kevin akan beranjak dari rumah Andre tapi Andre terlebih dahulu mencegah Kevin agar tidak pergi.
" Gue udah janji bakal bantu lo Vin. Jadi lo jangan khawatir. Lo pasti bisa ketemu Aira " Ujar Andre
" Tapi gue ga mau nyerahin nyawa kalian "
" Hidup dan mati itu udah ada yang ngatur Vin " Ujar Andre sambil tersenyum
Kevin merasa sangat bersyukur bisa bertemu dengan manusia sebaik Andre.
Share this novel