BAB 25

Romantic Comedy Series 211

Bab 25: “Kalau Rasa Tu Masih Ada, Kenapa Perlu Buat Macam Tiada?”

Lia sekarang sibuk urus pameran sabun handmade antarabangsa.
Semua sabun dia dapat sambutan —
Terutama sabun ‘Sabah Sunset’ — yang dia ilhamkan dari saat terakhir dia jumpa Owen dulu.

Warna oren lembut.
Bau macam lavender + lemon tea.
Tekstur sabun tu… macam hati dia sekarang: Lembut, tapi luka halus.

Scene: Aaric muncul masa Lia tengah susun booth.

Aaric: “Still alone?”
Lia: “I’m not alone. I have 37 jenis sabun dan satu kawan gila macam kau.”

Aaric senyum. Tapi dia nampak mata Lia penat — bukan sebab kerja.
Tapi sebab menyimpan.

Scene Owen di bilik sewa, Korea.
Tangan dia penuh dengan nota-nota kecil —
semua tentang “kenapa aku tinggalkan, tapi tak pernah lupakan.”

Dia tanya diri dia sendiri depan cermin:

“Kalau aku bukan siapa-siapa dalam hidup dia sekarang…
kenapa nama dia masih aku jaga dalam hati?”

Dia capai dompet.
Keluarkan tiket flight.
Tarikh: 23 Disember.
Destinasi: Kota Kinabalu.

Scene lawak — Owen teriak bila sabun dalam luggage dia cair.

Owen: “APA NI?! Sabun lemon lavender cair dalam beg!!!”

Roommate dia datang:

“Ko tu stress sangat. Sampai sabun pun surrender.”

Lia di malam sebelum Krismas.

Dia duduk sorang-sorang dekat Tanjung Lipat.
Langit mendung sikit. Angin kuat. Tapi tak hujan.

Dia pegang sabun ‘Sabah Sunset’ tu —
buka plastik, cium perlahan.

“Bau ni…
sama macam waktu aku masih yakin kau akan balik.”

Tiba-tiba suara lelaki dari belakang:

“Saya minta maaf…”

Lia toleh.
Terus kaku.
Sebab yang berdiri depan dia bukan gambar, bukan kenangan.
Tapi Owen.

Pakai baju putih ringkas, seluar jeans lusuh, rambut sikat tak betul.

Lia: “Kau… balik?”

Owen angguk perlahan.
Sambil senyum, dia jawab:

“Saya balik bukan sebab sabun. Bukan sebab rindu.”
“Saya balik… sebab saya log in dengan hati saya dulu — baru saya berani cari kau.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience