Bab 5: “Kau Ada Dalam Mimpi, Tapi Aku Jatuh Di Dunia Sebenar Bah”
⸻
Malam, bilik asrama — lampu biru-biru malap
Lia dah tertidur. Tapi senyum dia pelik.
⸻
Dalam mimpi…
Dia berada atas bukit lagi.
Kabut nipis. Udara sejuk. Bau kopi panas.
Dan di depan dia… Owen duduk atas batu, tangan hulur sesuatu.
“Lia…”
“Saya inda pandai cakap manis, tapi… bila saya tengok ko senyum,
saya macam rasa… dunia ni nda perlu lawa pun —
cukup ada ko, saya pun sembui sudah bah.”
Lia senyum sampai nampak gusi.
Dia tunduk malu-malu.
⸻
Owen dekat sikit. Dia bisik.
“Ko mau kah, kita naik bukit ni tiap pagi sama-sama?”
“Kalau ko penat, saya tolong dukung ko.
Kalau ko takut… saya bagi ko pegang tangan saya.”
Lia hampir cakap “ya”,
TAPI TIBA-TIBA…
⸻
BOOOMM!!
“ARGHHHHHHHH!!”
Lia jatuh dari katil.
Kepala terhantuk kaki meja.
Kiera menjerit dari katil sebelah:
“LIAAAA! Ko kena kerasukan cinta kah apa ni?!”
⸻
Lia pegang kepala, tapi masih senyum.
“Saya… mimpi Owen.”
“Dan dia ajak saya naik bukit… tapi yang saya dapat, turun katil!”
⸻
Kiera gelak macam ayam kena kejar.
“Ko ni bah, betul-betul terjangkit penyakit cinta dari kabus!”
⸻
Lia gelak sambil baring balik, tapi sekarang kepala atas bantal betul.
Dalam hati:
“Kalau mimpi pun macam tu manis…
saya sanggup jatuh hari-hari. Asal dia datang balik.”
Share this novel