BAB 9

Romantic Comedy Series 211

Bab 9: “Kalau Jalan Kita Tak Sama, Masihkah Kita Boleh Jalan Sama-Sama?”

Malam Krismas — Tanjung Lipat masih tenang
Angin masih sejuk, suara ombak jadi latar.
Lia dan Owen duduk di atas tikar lusuh yang Owen selalu bawa dalam bonet kereta dia.

Mereka dah habis makan.
Cakap pun makin pelan.
Rasa… macam hati pun mula bersuara.

Owen pandang laut.
“Lia…”

“Hmm?”

“Ko percaya kah…
ada cinta yang datang bukan untuk manja, tapi untuk bawa kita ke arah yang kita tak pernah fikir sebelum ni?”

Lia angkat kepala, perlahan.
Dia tahu…
perbualan ni bukan perbualan biasa.

“Saya pernah takut bah, Owen…”
“Takut kalau saya suka orang yang… bukan dari dunia saya.”

“Maksud ko?”

“Saya…” Lia tarik nafas.
“Saya hidup dengan cara saya, dengan pegangan saya.
Tapi ko… ko rasa lain. Tapi bukan salah. Cuma… bukan saya.”

Owen diam.
Pandangan dia tenang. Tapi dalam hati dia…
ribut kecil mula hidup.

“Saya tak minta ko ubah, Lia.
Saya cuma… mau faham.”
“Sebab… bila saya jumpa ko, saya rasa saya mula tanya soalan yang saya tak pernah peduli dulu.”

Lia senyum perlahan.

“Macam apa?”

“Macam… kenapa saya rasa damai bila saya dekat dengan ko.
Macam… kenapa saya tiba-tiba rasa hidup saya kosong,
walaupun saya rasa saya dah cukup sebelum ni.”

“Owen…”
“Cinta bukan pasal ubah agama, atau paksa jiwa.
Tapi kalau cinta tu betul… dia sendiri akan cari jalan.
Sama ada dekat, atau jauh.”

Owen tunduk.

“Kalau satu hari saya jumpa jalan tu…
dan jalan tu bawa saya ke tempat yang sama dengan ko…
ko masih ada kah, Lia?”

Lia pandang dia.

“Saya inda janji saya tunggu…
Tapi saya janji, saya tidak akan lupakan ko.”

Angin laut tiup lebih kuat.
Tapi mereka berdua masih duduk.

Tak pegang tangan. Tak berpelukan.
Tapi hati mereka… sudah mula belajar pegang harapan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience