Happy reading ya....

"Duh, gantengnya sini-sini kakak cubit", suasana kantor penerbitan Hijau Daun terlihat ramai. Eta hanya bengong dibuatnya, dirinya penasaran dan akhirnya ia mendekati kerumunan yang rata rata perempuan semua.

Eta melongo dengan apa yang dilihatnya, seorang laki laki muda sedang duduk di sofa tunggal. Tunggu dia hanya laki-laki biasa, memang siapa dia, gumam Eta.

"Hai Eta yuk kesini!", ajak Ratna yang melihatnya.

"Kenalkan dia Julian Alexander, aktor muda berbakat. Sebuah rumah produksi tertarik dengan salah satu novelmu dan berniat menfilmkan", tutur Ratna.

"Oke bubar...bubar!", perintah Ratna pada teman temannya. Terdengar suara-suara tak rela yang keluar dari mulut mereka. Eta duduk bersebelahan dengan Ratna.

"Emang novel mana yang akan difilmkan?", tanya Eta.

"Yang judulnya Cinta Seputih Awan. Salah satu produser ada yang beli bukumu dan dia langsung suka", jawab Ratna ceria.

"Iya Mbak, Pak Kevin suka banget. Terus beliau telpon aku buat jadi aktor utama", kata Julian jujur. Eta merasa tersanjung, dan orang yang bernama Kevin itu membuatnya penasaran.

"Sebentar lagi ada wakil dari produser yang datang kemari", tambah Julian. Sesaat datanglah laki laki botak bertubuh tegap menghampiri mereka bertiga.

"Maaf saya terlambat, perkenalkan saya Dedi asisten Pak Kevin. Untuk kerjasama selanjutnya bagaimana kalau besok kita ketemuan sama Pak Kevin di rumahnya?", tanya Dedi.

"Oke boleh, gimana Ta kamu setuju kan?", bujuk Ratna. Eta bingung harus menjawab apa padahal esok ia harus bertemu dengan sang nenek perihal perjodohan.

"Ta gimana?. Are you deal?, Ratna menepuk lengan Eta pelan. Aduh gimana dong ini juga penting dan mama lebih penting, ah aku pusing, Eta bermonolog dalam hatinya.

"Bisa kita ganti jadwalnya, kebetulan besok saya ada kumpul keluarga", Eta meringis tak enak.

"Wah besok mumpung Pak Kevin libur Mbak biasanya mah susah untuk ditemui", jawab Dedi. Okelah fix ini keputusanku.

"Baik jam berapa saya kesana?", Eta melempar senyum terbaiknya.

**