bab 8

Romance Completed 9940

happy reading.....

-----------+-----------+-----------+--------------+----------

Sudah seminggu ini Eta menjalani peran pura-puranya, bahkan Ratna yang notabene teman akrab Eta tidak tahu tentang rencana sahabatnya itu. Eta dan Kevin berjanji untuk dilingkungan kerja mereka berlagak seperti baru sehari saja bertemu. Sesudahnya mereka akan berakting mesra didepan orang tua masing masing.

Pagi ini Kevin berencana akan menyiapkan naskah untuk filmnya, dan meminta Eta untuk hadir di kantor penerbitan lewat Ratna.

"Kenapa Bapak nggak telpon saja, kan sudah saya kasih nomornya". Kevin meringis, "Nggak enak saya malu, Mbak".

"Duh, Pak Kevin bisa saja. Tenang saja Eta masih single kok", seru Ratna senang.

"Eh kan kemarin dia dijodohin diterima nggak ya", gumam Ratna.

"Kemungkinan besar dia masih single Pak", ujar Ratna percaya diri. Kevin mengulum senyum melihat tingkah editor nyentrik itu. Seketika senyuman Kevin hilang saat Eta mengetuk pintu ruangan Ratna. Kekaguman melingkupi diri Kevin, saat ini Eta mengenakan celana kulot dibawah betis berwarna coklat susu dan atasan kaos berkerah turtleneck warna hitam. Deheman keluar dari mulut Ratna saat ia melirik Kevin yang tampak diam dan sepertinya ia berkonsentrasi hanya pada Eta.

"Ta, nih Pak Kevin ingin ketemuan", Ratna tersenyum menggoda Eta.

Eta hanya meringis dan duduk disebelah Ratna.

"Oke, silahkan ngobrol dulu saya tinggal ya Pak", Ratna hanya senyum senyum sendiri seraya meninggalkan ruangannya.

"Saya ingin memberikan masukan tentang penulis skenario yang akan saya pilih. Ini resumenya", Kevin menyerahkan lembaran kertas padanya. Eta mempelajari tulisan dengan cermat.

Bunyi pesan masuk di ponsel Eta. Matanya berkedip cepat lalu memandang Kevin dengan pandangan bertanya.

"Bagaimana kamu setuju?". Besok kita bisa ketemu dengan penulis skenarionya, baik saya permisi dulu", Kevin beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kantor.

"I..ya Pak. Sa..ya akan datang", ujar Eta tergagap. Kevin melempar senyuman yang Eta tak tahu artinya, Eta jadi mengernyitkan dahi.

Keluar dari kantor Ratna, Eta langsung dijemput oleh taksi pesanan Kevin. Eta tak kaget dengan kehadiran taksi itu karena Kevin sudah memberikan informasi lewat pesan di ponselnya.

"Sudah sampai Mbak", ujar supir taksi. Suara sang supir membuyarkan lamunan Eta saat ini.

"Oh sudah dibayar sama Pak Kevin, Mbak", ia menolak uang dari Eta.

"Ya udah Pak makasih", Eta menganggukkan kepala pada sang supir dan melangkah masuk ke rumah Kevin.

Kevin langsung membuka pintu saat Eta ingin mengetuk pintu. Mata Eta terbelalak melihat Kevin bertelanjang dada hanya mengenakan celana boxer.

"Kamu bisa masak?", tanya Kevin tiba tiba.

Hah???. "Saya nggak dipersilahkan masuk nih?", ujar Eta jengkel.

"Oh sori, sori. Ayo masuk".

"Pak Kevin nggak pakai baju dulu nanti masuk angin loh", kata Eta malu.

"Ah kamu pasti nggak betah ya lihat perut six pack aku", Kevin mengerlingkan matanya. Eta menelan ludah saat meneliti keseluruhan tubuh Kevin.

"Jadi maksud Pak Kevin menyuruh saya kesini untuk apa?", Eta mengalihkan pandangan dengan duduk di sofa tunggal.

"Ah, iya aku hampir lupa. Dua jam lagi Mama mau kesini biasa inspeksi rutin. Aku mau kamu masak buat kami, gimana bisa kan?", tanya Kevin penuh harapan.

"Hah?, maksudnya saya disuruh jadi asisten gitu?", seru Eta kesal.

"Aduh kamu lemot banget sih, kita kan sedang pura pura jadi meski sandiwara tetap harus total dong", Kevin menjatuhkan bokongnya duduk di pinggiran sofa. Bau parfum maskulin menggelitik hidung Eta. Tanpa sadar ia bereaksi dengan mendekatkan hidungnya pada tubuh Kevin.

Tanpa sepengetahuan Eta, Kevin tersenyum kecil melihat tingkah penulis novel itu.

"Oke, kamu langsung ke dapur. Cari apa saja yang ada di kulkas nggak usah khawatir disana udah lengkap", Eta merasa kehilangan sesuatu saat Kevin berdiri dan menghilang ke dalam. Eta menggaruk pelipisnya mana ia tahu letak dapur rumah Kevin. Eta masa bodoh kalaupun nyasar kan masih nyasar dirumah bukan jalan raya. Saat menyusuri setiap ruangan Eta merasakan aroma-aroma kehangatan, seakan ia pulang ke rumahnya sehabis pergi jauh. Bibir Eta merekah setelah menemukan apa yang ia cari.

Eta membuka kulkas dua pintu berwarna putih itu dan matanya berbinar. Tetapi ia harus menanyakan terlebih dahulu kesukaan Mama Kevin.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience