bab 7

Romance Completed 9940

happy reading..
---------+-----+-------+-------+-------+---------+---------

"Kamu yakin bisa?", tanya Bram ragu.

"Udah percaya deh sama aku", ujar Eta mantap. Lalu mereka kembali ke ruangan. Kevin terkejut dengan kehadiran Eta. Tetapi ia bersikap senormalnya.

"Ma, maaf Eta nggak bisa lanjutin rencana ini karena Eta jatuh cinta dengan orang lain", matanya tajam memandang Kevin. Mama Bram mengikuti arah pandang Eta.

"Hai, sayang. Maaf ya semuanya diluar rencana", Eta mendekati Kevin dan bergelayut manja dilengannya. Mata Kevin terbeliak mendengar ucapan Eta.

"Maaf Mb....", belum juga selesai mengungkapkan rasa kesalnya pada Eta. Kevin merasa shock dengan perbuatan Eta.

Eta mencium Kevin, ciuman yang payah menurut sang produser. Eta berusaha mencium dengan sungguh-sungguh menirukan gaya yang ada di novelnya. Mulanya Kevin menutup mulutnya erat tetapi lama-lama ia tahu peran apa yang disandiwarakan. Kevin membuka bibirnya mempersilahkan lidah Eta untuk menginvasi giginya, ia juga menahan tengkuk Eta dengan tangan kiri agar tidak banyak bergerak.Kevin menikmati ciuman dari Eta. Kevin juga memeluk tubuh Eta dengan tangan kanan. Keringat bercucuran memenuhi kening Eta. Apa ini akan berhasil?, batin Eta.

Eta melepas ciumannya setelah kehabisan oksigen, ia mendongak dan mendapati mata Kevin menatapnya dengan pandangan bertanya. Suara decakan dan luapan amarah membahana didalam ruangan.

"Apa-apaan itu?. Perempuan ini tidak cocok untuk kamu Bram!", suara ayah Bram menginterupsi.

"Dan kamu Kevin, kenapa tidak bilang kalau kamu sudah punya pacar?. Setidaknya keluarga besar kita tidak sampai malu seperti ini!", seru ayah Bram lagi. Kevin berdehem untuk membasahi kerongkongan lalu ia berdiri sambil menggandeng tangan Eta.

"Kami kenal nggak lama, dan Ayah dia penulis favorit saya. Jadi intinya kami jatuh cinta pada pandangan pertama", ujar Kevin seraya menggenggam erat tangan Eta, tak lupa memberikan senyuman manis sesaat Eta menoleh padanya. Detak jantung Eta berpacu cepat melebihi biasanya. Semoga acara ini cepat berakhir, doa Eta. Bram berpura-pura sedih di hadapan keluarga dan katanya pasrah dengan keputusan Eta.
"Ini bagaimana Jeng?", tanya mama Bram Dan Kevin.

"Eta , kenapa nggak bilang dari kemarin . Mama bahagia banget", segera saja badan Eta didekap mamanya. Beliau menangis haru. Orang tua Bram dan Kevin dibuat melongo saat mama Eta berucap seperti itu.

"Kamu membuat malu keluarga Eta. Harusnya bilang saja kalau sudah ada calon pendamping dan bukan begini cara ya untuk memutus perjodohan", nenek beringsut dari duduknya dan meminta maaf pada keluarga Bram dan Kevin kemudian pulang dengan wajah masam menahan amarah.

Kini tinggal Bram, Eta dan Kevin berada di restoran itu. Kevin menyilangkan kaki dan bersedekap tangan macam menunggu jawaban dari Bram dan Eta. Eta hanya meringis melihat sikap Kevin.

"Ada yang bisa jelaskan tentang peristiwa tadi?", suara Kevin memecah kesunyian. Eta memilin bawahan bajunya sebenarnya ide itu spontan muncul di kepalanya.

" Maaf Bang ini semua ide Eta. Aku nggak ingin menikah sama dia", ujar Bram memelas.

"Kenapa nggak bilang sama Mama? harus ya membuat sandiwara seperti ini", kata Kevin sinis.

Eta berdiri dari duduknya, "Maaf semuanya diluar rencana saya nggak tahu kalau Mas itu kakaknya Bram".

"Setelah ini apa rencana kalian?", tanya Kevin datar. Bram menoleh ke Eta begitu juga perempuan mungil itu keduanya hanya bisa mengedikkan bahu. Tapi Eta langsung berseru, "Ah!. Saya ada ide untuk Mas Kevin dan saya. Kita akan berpura pura menjadi kekasih selama 60 hari sampai Bram direstui orangtua Kinanti".

Mata Kevin membelalak, dan langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Ya sudah aku pulang dulu kalian urus saja urusan kalian. Bye...".

"Bram!!!". Sialan, kenapa aku harus terjebak di situasi seperti ini, batin Eta. Keduanya hanya bisa terdiam dengan canggung.

"Kamu pintar juga berakting, harusnya jadi artis bukan penulis", goda Kevin.Eta hanya tersenyum masam dan mengalihkan pandangan.

"Oke bagaimana kalau kita kencan saja,....Sayang?", Kevin mengulurkan tangannya sambil mengedipkan sebelah matanya. Eta hanya bisa mengangguk dan menyambut ukuran tangan Kevin dengan pasrah.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience