bab 12

Romance Completed 9940

met baca,,,,,terima kasih sudah membaca...

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kevin bertemu produser eksekutif di kediamannya. Kevin memandang halaman rumah sang pemilik rumah produksi dengan takjub.

Rumput terbaik terbentang dengan segar, tentunya bukan rumput biasa. Rumput tersebut biasa digunakan untuk lapangan sepak bola diluar negeri. Ditengah-tengahnya terdapat air mancur berbentuk ikan, saat ini airnya tidak begitu deras keluarnya.

Bunga-bunga anggrek bertengger apik disisi pintu masuk, ada tempat khusus untuk penempatannya. Pasti biaya perawatan mahal, pikir Kevin. Menggelengkan kepala, Kevin segera memencet bel rumah. Pintu segera dibuka dan ia berhadapan dengan perempuan yang telah ia kenal sebelumnya. Perempuan itu terlihat kaget dan hanya menatap Kevin dengan pandangan was was.

"Aku hanya ingin bertemu Om Gunawan, bisa tolong panggilkan", pinta Kevin datar. Wajah perempuan itu berubah mengeras dan langsung bersedekap tangan.

"Aku bukan pembantu kamu bisa temui dia di ruang baca", seketika saja perempuan yang pernah singgah dihati Kevin itu melenggang pergi.dari hadapannya.

Kevin menghembuskan napas kasar, segera saja ia masuk ke ruang baca sang pemilik rumah. Tangannya mengetuk pintu jati sebanyak tiga kali, lalu terdengar suara mengijinkan ia masuk.

"Malam Om", sapa Kevin ramah. Kevin merasa kecil saat Gunawan menatapnya. Sebenarnya jati Kevin bergejolak melihat tatapan Gunawan yang seperti mengejeknya.

"Kamu sudah ketemu sama penulis itu?", tanya Gunawan dingin.

"Sudah Om, kita juga ngobrol tentang skenario yang akan kita tulis ulang", jawab Kevin.

"Tentang royalti?".

"Saya belum ke tahap situ, Om. Pelan-pelan saja", canda Kevin. Mereka berdua tertawa.

"Jangan terlalu banyak, dia bukan penulis terkenal macam Raditya Dika atau Mira W", kata Gunawan sambil membolak balik halaman novel Eta.

"Emang sih genrenya anak muda tapi alurnya kurang mengena, tapi kenapa banyak yang suka ya?", lanjut Gunawan penasaran.

"Menurut saya ceritanya oke kalau kata anak sekarang kekinian, Om. Ya..semua kembali lagi pada selera , Om", jawab Kevin berusaha menyenangkan sang produser utama.

"Yach...kembali lagi pada selera. Kapan kita bisa ketemu?", tanya Gunawan malas. Kevin tak habis pikir novel yang Eta buat melebihi ekspetasinya, kata-kata puitis terdapat di beberapa bab dan akhir cerita yang antimainstream. Kevin seperti tersihir saat membaca novel Eta. Memang novel Cinta Seputih Awan berbeda dari kebanyakan novel Eta yang lain, novel yang lain sedikit lebay kata anak sekarang.

"Besok kita bisa bertemu, Om", jawab Kevin antusias.

"Cantik?", pertanyaan yang membuat perut Kevin mual dan benci pada sosok di depannya. Tapi Kevin bisa apa. Kevin hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Gunawan.

"Cantik itu relatif, Om", jawab Kevin sembari beranjak dari sofa.

"Oke, nanti aku diwhatsap kita ketemu dimana", Gunawan hanya melambaikan tangan pada Kevin saat ia berniat undur diri. Kevin berjumpa lagi dengan mantan tunangannya, mereka berdua hanya saling menatap tanpa menyapa. Sang perempuan langsung memutus tatapan dan pergi.

Kevin tak bisa memejamkan mata saat ia sudah diperaduannya. Kenapa tadi ia berjumpa dengan Mariana. Jantungnya berdegup kencang, masih adakah rasa dihati Kevin. Ia menggelengkan kepala, menyingkirkan perasaan terlarang itu. Mariana sudah menjadi istri orang lain, pikirnya.

"Lagipula aku sudah menjadi kekasih Eta", gumam Kevin dengan tersenyum.

Eta menunggu dengan sabar di sebuah restoran mewah ditengah kota. Ia kira mereka akan bertemu ditempat biasa saja kenapa akhirnya Kevin memintanya untuk ketemuan disini. Eta menepis rasa pemasarannya dengan memainkan ponselnya. Ia mencoba menyelesaikan novel kelimanya.

Ratna sudah menerornya dengan diberbagai pesan yang masuk di ponselnya. Setelah sepuluh menit ia menunggu akhirnya Kevin datang bersama seorang perempuan dan laki laki, Eta kemudian berdiri dari duduknya dan menyalami semua.

Penulis skenario itu perempuan dia bernama Sarah, orangnya menyenangkan. Eta suka sekali dengannya pemikiran mereka sama mungkin karena sama sama perempuan. Kevin hampir tidak mengalihkan matanya saat pertama bertemu Eta. Gunawan melirik Kevin dengan senyum tipis.

"Jadikan pacar saja lumayan kamu dapat ide untuk diajukan ke aku", ujar Gunawan santai.

"Kalau nggak mau bolehlah buat aku", lanjut Gunawan. Kevin memalingkan wajahnya dan mengernyitkan dahi.

"Kami sudah hampir menikah, Om jangan khawatir nanti pasti kami undang", Gunawan terperangah mendengar kalimat Kevin.

Dan Kevin hanya tersenyum simpul. Ia tak ingin Eta seperti Mariana.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience