bab 16

Romance Completed 9940

Hai terima kasih untuk pembaca yang sudah membaca cerita saya.....saya sungguh mengapresiasi atas perhatiannya.
--------------------------------------------------------------------

Selamat membaca

Eta merasakan ada kejanggalan saat mereka makan bersama. Wajah Kevin terlihat resah, untung saja mama mempunyai topik untuk mengawali obrolan. Jadi Eta mau tak mau meladeni pertanyaan mama Kevin dan keluarga besarnya. Nenek sangat terkejut saat mendengar novel Eta akan difilmkan dan produser filmnya adalah Kevin.

"Saya nggak mengira kalian bisa jatuh cinta padahal baru saja bertemu", entah sindiran atau pujian yang nenek katakan. Eta hanya memberikan senyuman malu malu. Kevin meremas tangan kiri Eta tak lupa melempar senyuman.

"Ciee....Tante Eta pegangan tangan!", teriak salah seorang keponakan Eta.

"Sudah-sudah ayo makan dulu", ajak Mama. Kedua keluarga tersebut makan tanpa banyak kata, selesai makan semuanya duduk di ruang keluarga.

"Kedatangan kami kesini ingin menyampaikan keinginan untuk melamar ananda Aretta untuk menjadi menantu kami", ujar Papa Kevin tegas. Mama Aretta melempar senyuman pada Eta.

"Maaf mungkin terkesan mendadak tapi semua ini sudah saya pikirkan dengan matang", ujar Kevin bijak. Eta mengerutkan dahi, mencerna perkataan Kevin.

"Saya sebagai orang tua hanya mendorong anak supaya mereka maju, nah sekarang saya ingin juga membuat Eta semakin berani mengambil keputusan", mama Eta mengedipkan sebelah matanya. Semua tertawa melihat ulah usil mama. Kevin sekali lagi melirik Eta dengan pandangan yang Eta sendiri tidak begitu mengerti. Seperti pandangan pasrah.

Setelah pembicaraan yang lumayan panjang akhirnya kedua keluarga sepakat memutuskan untuk merayakan akad nikah dan resepsi secara berbarengan. Saat ini suasana sedang lenggang dirumah Eta, Kevin memutuskan untuk tinggal sejenak disana.

"Aku ingin bicara berdua, bisa kita ketempat agak sepi", pinta Kevin. Eta mengangguk dan mengajaknya ke kebun belakang. Disana terdapat bangku yang cukup untuk mereka berdua. Kevin menyandarkan punggungnya berusaha merilekskan ketegangan yang sedari tadi ia rasakan dalam acara lamaran.

"Mas ada masalah?. Tentang film?atau yang lainnya?", cecar Eta. Kevin tersenyum simpul dan menggelengkan kepala.

"Aku ingin memberitahumu tentang seseorang yang pernah mengisi hidupku, jauh sebelum kita ketemu", jawab Kevin. Pikiran Eta berkecamuk, untuk sesaat Eta melamun. Memikirkan siapa-siapa kekasihnya dulu apakah melebihi Eta dalam hal fisik maupun kepintaran.

"Dia Mariana".

Hah! Siapa Mariana?banyak nama Mariana dikota ini tapi yang mana?. Tiba tiba tercetus dikepala Eta tentang si Mariana itu.

"Dia sepupuku?", tanya Eta langsung. Kevin tidak terkejut saat mendengar pertanyaan Eta. Kevin mengambil napas panjang dan melempar senyum seraya mengambil tangan kiri Eta.

"Kamu cemburu?", Kevin mencoba menebak.

"Nggak Mas, cuma....", Eta mencoba melepas tangan Kevin. Eta berdiri dari duduknya berjalan tak tentu arah.

"Ada yang kamu khawatirkan?", tanya Kevin penasaran.

"Bagaimana kelanjutan sandiwara ini?. Karena tidak ada cinta antara kita", terang Eta.

Saat Kevin hendak menghampiri Eta, Mariana datang.

"Jadi...kalian melakukan sandiwara cinta?", senyum sinis muncul di bibir Mariana.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience