bab 21

Romance Completed 9940

Mariana hanya bisa pasrah dengan keputusan nenek. Ia harus menjauh dari pasangan imut itu selamanya. Mariana merobek surat perjanjian yang sudah ia tanda tangani dengan kasar dan membuangnya di tong sampah.

"Argghhh!!!!", geram Mariana sambil menangis.

"Ternyata aku masih mencintaimu, aku masih sayang kamu", ratap Mariana. Nasi sudah menjadi bubur apa yang akan dilakukan tak akan berarti.

Kevin tetap melakukan yang sewajarnya, Mariana masih bisa syuting meski dirinya harus berjauhan dengan Kevin.

"Sip....bungkus!!", teriak sutradara pada saat syuting siang itu. Kevin melirik Mariana yang sedang membereskan barang-barang miliknya dan melenggang pergi dari lokasi syuting. Kevin bernapas
olega setidaknya gangguan sudah pergi dari kehidupan mereka berdua.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Kevin, ia tersenyum sendiri saat Eta menyuruhnya untuk segera makan dan segera pulang. Acara pernikahan sudah diambang hari, tapi Kevin ingin merahasiakan dari teman teman dan tim-nya. Entah kenapa hal bahagia harus ditutupi oleh Kevin. Meski Eta sendiri tidak punya banyak teman akrab setidaknya Eta ingin pernikahan sedikit meriah. Kedua pasangan tersebut sempat berselisih paham karena berbeda pandangan tentang konsep pernikahan.

Bukan, bukan karena Kevin takut akan publisitas tetapi menurutnya pernikahan lebih khidmat jika hanya saudara dan teman saja yang datang. Eta hanya bisa pasrah dengan kemauan Kevin.

Kevin menatap Eta lama tak seperti biasa.

"Kamu seperti ada masalah, ada apa?", tanya Kevin langsung. Eta tak bereaksi dengan pertanyaan Kevin ia hanya diam saja sambil mengaduk makanannya.

"Ada yang mengganjal pikiran kamu?. Bilang saja sebelum kita sebelum kita resmi menjadi suami istri", tegas Kevin. Eta mendongak tak percaya dengan perkataan calon suaminya.

"Aku....hanya saja...kita...entahlah", Eta balas menatap Kevin dengan pandangan sayu. Kevin bergerak mendekati perempuan yang sudah menawan hatinya, bersimpuh di hadapannya seraya mengambil kedua tangan Eta. Kevin memandang Eta dengan senyum tulus. Dikecup satu persatu tangan Eta, Kevin memandang dalam pada wajah perempuan mungil itu.

"Jangan resah katakan saja apa yang jadi ganjalan di hatimu?. Karena aku mencintaimu sekarang, esok dan selamanya", Eta membalas ucapan Kevin dengan ciuman di pipi dan kening laki-lakinya. Tapi Kevin menginginkan lebih, ia mencium bibir basah Eta dengan lembut dan menuntut.

'Sebuah cinta bisa datang kapan saja, bisa dari mana saja meskipun dari sebuah sandiwara dan cinta tidak bisa dipaksa. Cinta bisa berjalan beriringan dengan sebuah harapan'.

**

Hai. Maaf saya agak lama updated, biasa terjadi kram otak saat ingin menulis ide hehe. Ceritanya hampir selesai ya ditunggu next chapter.....ok

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience