happy reading..Hope you like te story.....

--------+------------+------------+-----------+--------------

Brakkk!!!.

Tiba-tiba Bram menggebrak meja, tentu saja semua kaget dan menoleh padanya. Terutama nenek yang tak kalah terkejut sampai-sampai beliau memegangi dadanya.

"Saya tidak terima dengan pertunangan ini!", teriak Bram. Eta melipat bibirnya saat mendengar pengakuan temannya. Keluarga besar Eta tidak terima dengan ucapan Bram hingga nenek mulai bertanya, "Atas dasar apa kamu tidak suka dengan cucu saya? Kurang cantik apa dia?", sungut Nenek.

"Maaf bisakah kami bicara berdua?", Eta berdiri dan menggandeng tangan Bram. Semua keluarga ternganga dengan sikap Eta yang seperti sudah kenal lama calon suami.

"Kok bisa sih Ta?", ucap Bram setengah berbisik.

"Mana aku tahu kalau jelas begini mungkin dari awal sudah aku tolak", jawab Eta kesal.

"Kamu nyalahin aku? Yang terpenting kita harus bersatu untuk menolak rencana mereka, oke?". kata Bram semangat. Eta memutar matanya jengah dengan kealay-an temannya itu.

"Siapa juga yang mau nikah sama kamu", cibir Eta.

"Kita harus cari rencana, kita nggak bisa berpura-pura saling cinta. Kamu nggak cinta sama aku kan?", ejek Bram. Eta mendengus pelan, memang Bram tak pernah berubah sejak perkenalan pertama saat ospek di kampus, kesombongan masih tetap terjaga. Eta memegang kepalanya rasa pening menyergap otaknya. Sesaat dia mendongak Eta melihat sekilas seseorang yang dia kenal.

"Siapa lelaki itu kok dia duduk sama mama kamu?", Tanya Eta penasaran. Mata Eta tak lepas dari gerak gerik lelaki itu. Bram berdiri dari kursi dan mendekat ke Eta.

"Oh dia Bang Kevin, dia itu produser film loh, kamu lupa sama dia?". Kening Eta berkerut.

"Kalo nggak salah dia pernah pacaran sama sepupu kamu, siapa itu...namanya? Lupa aku.", Bram tampak berpikir sementara Eta senyum senyum sendiri, dia mendapat ide. Ide yang sangat gila.

**