bab 1

Romance Completed 9940

Semoga suka ya.....happy reading....

Arreta memasuki kantor penerbitan dengan wajah ditekuk. Ia menutup matanya dengan kacamata hitam dan selendang yang melilit di kepalanya, ia takut terlihat didepan umum maklum Arreta adalah penulis terkenal. Karyanya terkenal karena selalu bertema cinta yang selalu berakhir bahagia. Padahal ia sendiri belum pernah jatuh cinta, Arreta hanya meniru drama-drama Bollywood saja. Meski ia bukan pencinta drama tersebut. Dan dirumah ia selalu kalah dengan sang Mama, selalu berebut remote kontrol.

"Halo Mbak Ratna", sapa Eta lesu. Eta adalah sapaannya sejak kecil. Ratna menatap penulis kesayangannya itu dengan heran. Eta menghentakkan kakinya lalu duduk. Ratna semakin penasaran dengan sikapnya.

"Mama berulah lagi", ujar Eta sambil mencebik. Ratna menghela napas dan kembali meneliti kerjaannya.

"Duh Mbak Ratna gimana sih?. Aku kesini mau curhat kok malah melengos", ujar Eta kesal.

"Bab dua udah selesai?", tanya Ratna datar. Eta semakin kesal dan memukul-mukul pahanya.

"Aku mau dijodohin Mbak!", tegas Eta. Ratna menoleh dan tersenyum sumringah.

"Selamat ya terus kapan lamarannya?", Eta membelalakkan matanya tak percaya pada pendengarannya.

Sesaat setelah sampai dirumah, Eta masih kesal dengan sikap Ratna. Bisa-bisanya ia malah berkata seperti itu, padahal Eta kan belum ingin menikah dulu. Ia masih ingin berkarya dengan bakatnya.

"Eta sayang, buka pintunya dong!", suara Mama membuat Eta menutup laptop dan membuka pintu. Sambil menguap dan menggaruk kepalanya Eta menyapa sang Mama.

"Ya ampun kamu kenapa sih tiap kali Mama kesini kamu pura pura ngantuk?", ujar Mama.

"Memang beneran ngantuk Ma", Eta kembali meneliti tulisan di laptop.

"Itu lagi apa? katanya ngantuk kok malah ngetik?".

"Udah nggak ngantuk lagi. Ada apa Ma?", tanya Eta malas. Pasti ngomongin perjodohan nih, batin Eta.

"Besok kamu kosongin ya jadwal kamu, Eyang mau ngobrol sebentar", Eta menghela napas.

"Ini hidup aku Ma, kenapa Eyang harus ikut campur. Harusnya Mama bisa ambil keputusan", terang Eta. Seketika raut wajah Mama berubah, Eta yang tahu perubahan itu langsung duduk mendekati.

"Maaf Ma, aku nggak bermaksud ngomong gitu. Duh maaf ya", Eta mengusap punggung Mama yang mulai terisak.

Ya Mama hanya seorang menantu untuk Eyang putri tapi harusnya beliau tak memaksa Mama untuk.selalu nurut apa kata beliau, meski Papa sudah tak ada.

"Iya nanti aku datang deh, Eta usahakan", Mama langsung mendekap dan berterima kasih. Eta mengawasi Mamanya beranjak dari kamar tidurnya dan menuju dapur. Ia tersenyum melihat keceriaan mama, hidupnya hanya untuk orang yang sudah melahirkannya.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience