bab19

Romance Completed 9950

Selamat membaca.....

"Aku nggak menyangka kamu bakalan menikah dengan Areta. Kukira kamu masih mengharapkan aku", ujar Mariana sombong. Kevin menatap sekilas Mariana lalu mempersilahkan untuknya duduk dan menyodorinya sebuah naskah.

"Peran yang akan kamu mainkan lumayan penting jadi tolong baca naskahnya dengan baik", ujar Kevin tegas.

"Jadi aku nggak ditawarin minum nih", tanya Mariana centil.

"Aku harus fitting baju sama Eta lima belas menit lagi". Mariana berdiri dari sofa dan mengambil naskah dengan kasar. Perempuan materialistis itu pergi dengan menutup pintu depan dan menghempaskannya hingga suara bergema di rumah Kevin.

Kevin melipat bibirnya mencoba berpikir positif bahwa film yang dilaksanakan ini akan menuai pujian terlepas dari skandal yang terjadi antara dirinya dan Mariana dimasa lalu.

Pengepasan baju akad nikah selesai sepuluh menit yang lalu. Tetapi Kevin memaksa Eta untuk tinggal di rumahnya.

"Ada apa Mas?. Suntuk banget", tanya Eta. Kevin hanya menghela napas.

"Oh ya gimana perkembangan syuting filmnya?", tanya Eta lagi. Kevin hanya menatap Eta datar.

"Aku pulang ya", Eta segera beranjak dari duduknya. Kevin menangkap lengan Eta dan menyuruhnya kembali duduk. Eta menunjukkan wajah kesal.

"Syutingnya berjalan lancar, untuk semua pemain kayaknya profesional semua", tangan Kevin masih berada di lengan Eta.

"Lalu kenapa Mas begitu, hanya diam saja?".

"Aku ingin secepatnya menikah denganmu agar terbebas dari Mariana", Kevin memutar tubuh Eta agar mereka bisa berhadapan.

"Mas masih mencintainya?", tebak Eta.

"Nggak ada kata cinta dalam otakku", jawab Kevin tegas.

"Lalu apa yang membuat Mas murung?".

"Karena aku udah nggak kuat lihat kamu terus disini, pinginnya aku bawa kamu ke kamar aja", Kevin merangkul Eta dan mengecup bibir Eta. Eta pun membalas kecupan bibir basah kekasihnya, semakin dalam dan menggelora. Kevin meremas pantat Eta dengan pelan seakan ingin memiliki seluruh tubuh Eta.

Bibir Kevin menjelajah ke seluruh wajah Eta dan berhenti di leher memberi tanda disana.

Eta melepas pelukan Kevin setelah sering ponselnya berbunyi tanpa henti. Wajah Eta mengeras saat membaca pesan selepas nada panggil dari ponselnya.

"Siapa?", tanya Kevin mendekati Eta.

"Nenek meminta kita untuk datang ke rumahku sekarang, Mas", entah kenapa jantung Eta berdetak tidak seperti biasanya. Kevin mengusap pipi Eta lembut, "Jangan punya pikiran macam-macam. Mungkin Nenek punya ide untuk pernikahan kita", jawab Kevin memenangkan hati Eta. Tetapi sedikit tak percaya kata-kata sang kekasih ia merasa akan ada sesuatu terjadi.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience