bab 18

Romance Completed 9940

Happy reading........

"Selamat kamu memenangkan hati Kevin", Eta memalingkan wajahnya dan tersenyum simpul.

"Semuanya diluar rencana, aku kira hubungan kami hanya sebatas rekanan ternyata perasaan cinta ada di hati kami", lanjut Eta lagi seraya menyeruput es jeruk.

"Aku ingin tahu apa sepupu aku yang pernah berhubungan dengan Mas Kevin itu Mariana?", tanya Eta penasaran. Bram menghentikan menyendokkan soto ke mulutnya dan tampak berpikir.

"Ya itu benar, kamu tahu darimana?. Padahal aku belum sempat ngobrol sama kamu", ujar Bram seraya kembali memasukkan kuah soto daging.

"Aku hanya menebak", jawab Eta singkat.

"Nggak mungkin ada asap kalau nggak ada api", lanjut Bram skeptis. Bram menelisik wajah Eta.

"Tiba tiba aja Mas Kevin bilang sama aku. Kita ketahuan Mariana, Bram".

"Maksudnya?", tanya Bram.

"Mariana memergoki aku dan Mas Kevin bicara tentang perjanjian itu", Eta kembali mendesah.

"Lalu gimana tanggapan Kevin?", tanya Bram penasaran.

"Biasa aja malah dia akan memberikan peran untuk Mariana di film terbarunya. Itupun setelah Mariana memaksa akan membeberkan sandiwara kami", jelas Eta.

"Wow...amazing. Aku benar-benar surprise dengan keberanian Mariana", mata Bram berkedip-kedip.

"Dia nggak pernah berubah selalu ingin apa yang dia inginkan. Dia selalu egois", lanjut Bram.

"Oh ya?. Seingatku dia perempuan yang manis yang nggak pernah membuat orang sedih", sela Eta.

"Itu karena kamu adalah sepupunya, dan aku rasa kamu jarang bertemu dengan Mariana jadi kamu kurang mengerti akan wataknya. Dia pernah membuat Kevin menangis mirip kayak habis lihat film india", terang Bram.

"Masak?", Eta penasaran lalu sedikit mendekat ke kursi Bram.

"Beneran. Mariana mutusin pertunangan mereka lewat sms terus pas ditanya kenapa kok tiba-tiba eh Mariana malah marah-marah dan banting itu cincin tunangan didepan si Kevin. Untung aja nggak didepan orangtua aku bisa habis tuh riwayat Mariana", Bram memperagakan tangannya di leher mirip penjahat-penjahat di televisi.

Eta mengambil napas dan meminum es jeruk sampai habis.

"Kok kamu biasa aja sih?. Nggak ternganga gitu sama cerita aku", Bram sewot.

"Idih!...ngapain harus?. Udah ah aku balik dulu ya tolong bayarin", Bram hanya melongo melihat kepergian Eta.

"Aduh mana belum gajian lagi", gerutu Bram seraya mengeluarkan selembar uang menuju kasir. Dan itu satu-satunya uang yang ia miliki.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience