bab 10

Romance Completed 9940

happy reading.......

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Eta mulai mengiris bawang merah dan bawang putih, sedang Kevin melirik aktifitas Eta dari belakang. Eta menyuruhnya untuk berhenti membantunya. Setelah tanpa sengaja Kevin mengiris jari telunjuknya.

Kevin masih membaca buku novel karangan Eta. Ia menelaah alur pada ceritanya. Sekali lagi melirik perempuan mungil itu bergoyang sendiri. Eta benar-benar tidak sadar saat sepasang mata Kevin juga menelaah tingkah laku Eta.

"Akhirnya jadi juga!", seru Eta. Kevin mendongak sesaat mata mereka beradu. Akhirnya Kevin mengerjapkan matanya dan tersenyum seraya bertepuk tangan.

"Semoga Tante Sari suka", harap Eta.

"Tenang aja Mama pasti suka kok, sini aku bantu", Kevin beranjak dari tempatnya berdiri dan menyingkap lengan kaosnya.

Terdengar suara ketukan di pintu depan.

"Biar aku aja, Mas selesaikan rapiin meja ya", sahut Eta seraya berjalan menuju pintu depan. Suara cekikikan memenuhi setiap sudut rumah. Kevin merasakan gelenyar aneh saat Eta memanggilnya seperti itu. Ini kedua kalinya Kevin merasa tak nyaman dengan perasaanya.

"Kevin! kenapa kamu nggak bilang kalau Eta disini tahu gitu Mama dibeliin Eta sesuatu tadi dijalan", seru Sari saat ia menggandeng Eta berjalan kearah meja makan.

""Tante nggak usah repot, Eta udah senang Tante berkunjung kesini. Ayo Tante dicoba ini semua Eta yang masak", seru Eta girang. Ia tahu ia berlebihan dalam bersandiwara tetapi entah ada perasaan yang membuat Eta ingin menunjukkan kelebihannya pada Sari.

"Ayo Mama duduk sini, aku ambilkan piring dulu", Eta mencegah Kevin dengan merampas tangan kanannya.
"Biar aku aja Mas, Mas duduk aja temani Tante", Eta melempar senyuman. Kevin terpana dengan senyuman Eta dan iapun membalas kembali dengan senyuman.

Suasana nampak ceria dengan guyonan garing Kevin tentang tanamannya. Eta terlihat antusias dengan tutur kata Kevin, Sari melihat interaksi kedua muda mudi itu sambil mengupas jeruk. Sesekali tersenyum melihat tingkah Kevin yang malu- malu saat Eta melingkarkan lengannya pada lengan Kevin.

"Dia sangat mencintai pekerjaannya, Papanya nggak pernah setuju dengan pilihannya untuk jadi produser film", tutur Sari.

"Tetapi Kevin anak yang tangguh sekalipun ada pertentangan dari Papanya nggak membuatnya patah semangat, Mama selalu memberikan semangat padanya. Nah sekarang giliran kamu untuk memeberikan dia motivasi", lanjut Sari. Eta hanya tersenyum mendengar ucapan Sari. Ya Tuhan aku nggak sanggup nerusin peran ini, batin Eta. Ia merasa tak kuat dengan ucapan Sari, ia merasa bersalah.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience