bab 11

Romance Completed 9950

happy reading,,,,,,,,

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kevin menatap ibunya dan Eta tertawa lepas dari jendela dapur. Ia tak pernah melihat Sari tersenyum selebar itu saat bersama mantan kekasihnya dulu. Ah ya mantan kekasih, sepertinya Kevin masih mengingat memorinya dengan Mariana sampai-sampai saat Eta memanggilnya ia tak mendengar.

"Mas, melamun aja. Aku pulang dulu ya", Eta mencolek pelan lengan Kevin. Kevin tergagap dan hampir menjatuhkan piring yang dipegangnya.

"Ya?. Oh oke aku antar pulang, aku ganti baju dulu Eh Mama mana?".

"Lagi istirahat dikamar Mas. Ah nggak usah biar aku naik taksi online aja nih aku mau pesan", Eta mengeluarkan ponselnya dan akan mengirim pesan.

"Jangan nanti nggak enak sama Mama, tunggu di ruang tamu", tiba- tiba Kevin merebut ponsel Eta dan mematikan aplikasi. Lagi-lagi Eta terpesona dengan sikap Kevin dan ia hanya mengangguk sambil menatap Kevin tanpa berkedip. Sadar akan suasana yang canggung Kevin segera berlalu dari dapur.

"Mama ketiduran, kamu langsung pulang aja. Ayo", Kevin menggandeng Eta menuju garasi. Ada sesuatu yang aneh saat Kevin menggenggam tangan Eta, tetapi yang terjadi malah Eta ganti mengeratkan jemarinya pada jari-jari Kevin. Eta takjub saat melihat mobil Kevin. Sebuah vw kodok warna kuning terlihat di depannya.

"Kenapa kaget?", tanya Kevin datar.

"Nggak apa -apa", Eta menyembunyikan wajahnya dengan pura-pura melihat kearah lain.

"Ayo masuk keburu malam", Kevin membukakan pintu untuk Eta. Eta merasa jantungnya berdetak dengan kurang ajar . Tangannya terasa dingin ia hanya mampu memilin kaosnya. Sepanjang perjalanan hanya suara radio mengisi keheningan. Eta ingin mengobrol tapi rasa malu hinggap di benaknya entah kemana suaranya saat ini. Kemana perginya suasana akrab seperti di dapur tadi.

"So...alamat Kamu dimana?", Kevin mencoba membuka percakapan. Eta menoleh kearah Kevin dan menjawab pertanyaannya. Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Eta. Mama mengintip dari balik gorden dan tersenyum. Lalu ia kembali ke kamar.

"Jangan lupa besok oke", Kevin mengingatkan.

"Hemm...", hanya deheman yang keluar dari mulut Eta. Kevin menoleh sesaat dan bertemu pandang dengan mata Eta. Kevin bingung kenapa ia ingin sekali menatap mata penulis itu. Kevin merasakan kenyamanan yang penuh saat memandang netra hitam milik Eta.

Dengan kesadaran pasti Kevin menangkup pipi kiri Eta dan mengusapnya. Kevin mulai mendekat dan mencium Eta.
Eta kaget dengan sikap Kevin, tapi bibir Eta tak menuruti apa kata otaknya. Ciuman lembut dan sedikit menu ntut. Kevin menahan tengkuk Eta dan memaksa bibir Eta lebih terbuka lagi.

Kevin menyelipkan lidahnya kedalam mulut Eta, dan mengabsen semua giginya. Eta mulai melepas sabuk pengaman dan memposisikan badannya agar lebih nyaman. Keduanya hanyut dalam permainan lidah dan tanpa sadar tangan Kevin mulai meremas payudara Eta, Eta melenguh dengan sentuhan Kevin.

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Kevin. Mata Eta yang terpejam terbuka tiba tiba. Ia mendorong tubuh Kevin perlahan. Kevin menghentikan tangannya dan merapikan baju Eta yang sedikit kusut.

"Maaf aku....", Kevin mengusap wajahnya kasar.

"Nggak apa Mas, aku juga minta maaf. Aku pulang dulu, sampai ketemu besok", pamit Eta tanpa memandang Kevin.

Kevin hanya ternganga dengan apa yang ia lihat tadi. Harusnya Eta marah atau bisa saja Eta menampar dirinya. Tetapi Kevin melihat senyuman kecil saat Eta keluar dari mobilnya. Kevin ikut tersenyum mengingatnya dan menggaruk kepalanya, ia membuka ponsel dan melihat pesan dari temannya. Kevin segera melajukan mobil menuju tempat yang dituju.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience