Story 16

Fantasy Series 870

Setelah kemarin Raja sakit, Raja kembali ke istana Barat untuk menyelesaikan tugasnya di sana dan di saat ia serius terdengar suara Ali yang tersendat-sendat karena lelah berlari.

"Raja, ada masalah di perbatasan."

"Apa yang terjadi di perbatasan?" tanya Raja ke Ali.

Ali adalah menteri kepercayaan Raja satu-satunya di istana Barat.

"Saat ini di perbatasan terjadi keributan yang diakibatkan oleh kerajaan Samantha." jelas Ali.

"Kerajaan Samantha." heran Raja.

"Iya Raja." ucap Ali masih ngos-ngosan.

"Apa masalah kita dengan kerajaan Samantha?" tanyanya bingung.

"Mereka marah kepada Raja, karena Raja adalah orang yang berhasil mengambil incarannya."

"Apa maksudnya dengan incaran?" kening Raja mengerut.

"Maksudnya adalah, Raja Samantha dulunya ingin mengambil kerajaan Utara dengan cara menikahi Ratu Jessica, sama yang anda lakukan. Tapi ia tidak jadi melakukannya saat tahu bahwa anda yang telah dulu melakukan kesepakatan itu dengan Ratu, Raja Samantha tidak menghalangi rencana Raja karena ia berfikir Ratu tidak akan menerima kesepakatan yang Raja ajukan apalagi mereka tahu kalau Kerajaan Utara dan Barat sedang terjadi peperangan waktu itu." jelas Ali.

Setelah Raja mendengar penjelasan dari Ali, iya pun mulai mengerti maksud ucapan Ali. "Ini tidak bisa dibiarkan Ali."

"Benar Raja."

"Sebaiknya mulai sekarang kita mempersiapkan pasukan kita dulu, sampai mereka menyatakan perang baru kita maju." usul Raja.

"Saya setuju dengan Raja."

"Baiklah kalau begitu kita harus mengurus semuanya secepat mungkin."

Berbeda dengan Raja yang lagi sibuk mengurus kerajaan Barat yang akan melakukan peperangan dengan kerajaan Samantha.

Ratu yang ada di Istana Utara sangat kesal karena sebuah tugas yang di berikan oleh Raja.

"Apa maksudnya Raja memberiku tugas seperti ini! Apa dia pikir aku ini anak kecil! Bagaimana lagi mengerjakannya?" ucap Ratu frustrasi.

"Keyra jangan hanya berdiri di situ, sini bantu aku?"

"Maaf Ratu, saya tidak bisa membantu."

"Apa?" kaget Ratu.

"Maaf, Raja melarang saya untuk membantu Ratu." ucap Keyra pelan.

"Jadi, sekarang kamu lebih memilih Raja dari pada aku?" kesal Ratu.

"Bukan begitu Ratu...."

"Sudahlah, tinggalkan aku sendiri." ucap Ratu marah.

Ratu yang di tinggal sendiri di sana sangat kesal dengan Raja, apalagi tugas yang diberikan oleh Raja.

"Di mana Ratu?" tanya Raja ke Keyra.

"Dia ada di dalam Raja." jawab Keyra.

Raja masuk ke dalam kamar yang di maksud oleh Keyra. Ratu yang mendengar pintu terbuka mengira itu Keyra, tanpa berbalik bertanya. "Aku sudah bilang jangan menggangguku."

"Jangan terlalu serius Ratuku." ucap Raja sambil memeluk Ratu dari belakang.

Ratu yang mendengar juga merasakan pelukan dari Raja cukup terkejut tapi ia bisa menanganinya dengan pertanyaan judesnya.

"Apa maksud Raja memberiku tugas seperti ini?" kata Ratu sambil menunjukkan sebuah pensil dan kertas yang ada di depannya.

"Aku tidak bermaksud apa-apa Ratu, aku hanya mau agar Ratu tidak merasa bosan nantinya."

"Kenapa harus bosan, kan ada Raja yang suka menggangguku?"

"Mungkin saat ini, Ratu akan merasa lebih baik, karena aku tidak akan mengganggu Ratu lagi dalam beberapa hari ke depan." jawaban Raja itu bisa membuat Ratu sedikit merasakan sesak di dadanya.

"Raja mau ke mana?" Ratu menatap tepat kemata Raja dan di sana Ratu menemukan setitik kesedihan di mata Raja.

"Aku akan sibuk di Istana Barat karena Kerajaan Samantha sedang membuat keributan di perbatasan." jelas Raja.

"Apa yang telah Raja perbuat dengan Kerajaan Samantha?" tanya Ratu khawatir.

"Aku tidak melakukan apa-apa, hanya saja dia membenciku dari awal."

"Apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Ratu menawarkan diri.

"Tidak, Ratu cukup berada di sini dan jangan kemana-mana, istana ini akan di perketat penjagaannya."

"Apa istana ini juga masuk dalam daftar?" Raja yang mendengar pertanyaan Ratu hanya menggeleng saja, karena ia tidak mau membuat Ratu khawatir kalau ia berkata jujur.

"Apa Raja sudah mau pergi?" tanya Ratu saat melihat Raja akan berdiri.

"Iya, masih banyak yang harus aku lakukan di sana." Raja yang mau sok jual mahal.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan." ucap Ratu santai.

"Hanya itu?" tanya Raja.

"Maksud Raja." ucap Ratu tidak mengerti.

"Apakah tidak ada pelukan atau ciuman." ucap Raja berharap.

"Padahal aku yang mau jual mahal tapi kenapa aku yang malah beneran di jual oleh Ratu." batin Raja kesal.

"Hmm, baiklah." ucap Ratu setelah berfikir dan ia pun berjalan kearah Raja dan memeluknya.

Saat Ratu akan melepaskan pelukannya, Raja malah semakin mempereratnya.
"Apa masih belum cukup?" tanya Ratu.

"Belum." ucap Raja yang tidak mau melepaskan Ratu.

"Baiklah lakukan sampai Raja merasa puas." Ratu pasrah saja dengan kelakuan Raja.

"Ada satu cara agar aku cepat selesai." beritahu Raja.

"Caranya?" tanya Ratu.

Raja melepaskan pelukannya dan menatap Ratu dengan tatapan menggoda.
"Apa maksud hmpt." ucapan Ratu terpotong karena Raja mencium Ratu.

Ratu sudah bisa menerima perlakuan Raja yang sesukanya saja seperti ini. Bahkan Ratu membalas ciuman Raja hanya saja Ratu masih malu-malu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience