Story 15

Fantasy Series 870

Ratu yang masih berbaring di tempat tidur merasa panas di bagian perutnya. Ia pun segera bangun dan melihat tangan Raja di sana.

Ratu mencoba untuk memindahkan tangan Raja dari perutnya tapi tangan yang ia pegang terasa panas.

"Apa Raja sedang sakit?" tanyanya pada dirinya sendiri dan menyentuh kening Raja.

"Oh tidak Raja sakit." batin Ratu.

"Raja..." panggil Ratu pelan.

"Raja..." panggilnya lagi sambil menyentuh wajah Raja.

"Hmm." gumam Raja tanpa membuka matanya.

"Raja bangun." ucap Ratu tapi tidak mendapatkan respon dari Raja.

Ratu keluar dari kamar dan memanggil Keyra untuk memanggilkan Dokter istana karena Raja sedang sakit. Setelah itu ia masuk kembali dan duduk di samping Raja terbaring sambil memegang tangan Raja yang panas.

Tok
Tok
Tok

Suara ketukan dari luar pintu kamar terdengar yang membuat Ratu menghentikan aksinya dan memerintahkan mereka untuk masuk.

*****
Dokter istana pun selesai memeriksa keadaan Raja.
"Bagaimana keadaan Raja?" tanya Ratu.

"Raja tidak papa Ratu, dia hanya deman biasa dan butuh istirahat yang cukup." jawab Dokter istana.

"Baiklah kalau begitu, kalian bisa pergi agar Raja bisa istirahat."

"Baik Ratu, kami permisi." yang dijawab anggukan oleh Ratu.

Setelah kepergian Dokter istana dan yang lainnya, Ratu kembali ke sisi Raja dan menjaganya tanpa membuat keributan sedikit pun agar Raja tidak terganggu.

Ratu yang menjaga Raja mulai menggerutu karena kesal.
"Siapa suruh mau mandi bareng, beginikan jadinya."

"Itu semua karena Ratu." ucap Raja lemah yang mengagetkan Ratu.

"Kenapa aku yang jadi disalahkan?"

"Ini semua karena Ratu yang keras kepala."

"Bukan aku yang keras kepala tapi Raja, aku kan sudah bilang berhenti tapi Raja tidak mau."

"Itu karena Ratu..." ucapan Raja terpotong.

"Baiklah, berhenti berbicara lebih baik Raja istirahat saja." ucap Ratu mengalah.

"Ratu harus bertanggung jawab?"

"Ini aku lagi bertanggung jawab." jawab Ratu.

Raja menggeleng mendengar ucapan Ratu. Kemudian menepuk tempat kosong di sampingnya kirinya yang memang tempat itu adalah tempat tidur Ratu.

Ratu yang mengerti maksud Raja hanya mendesah dan menuruti kemauan Raja. Raja yang melihat tingkah Ratunya yang penurut hanya bisa tersenyum kecil.

Setelah Ratu berbaring di sampingnya Raja membalikkan badannya dan menghadap Ratu. Raja mendekatkan dirinya dan memeluk Ratu.

Ratu yang melihat tingkah Raja membiarkannya saja tanpa harus membantahnya atau pun menghindarinya.

"Jujur saja aku merasa nyaman saat aku berada dipelukan Raja dan aku suka seperti ini." batin Ratu.

*****

Raja bangun." ucap Ratu sambil menyentuh wajah Raja.

"Iya, ada apa Ratu." jawab Raja sambil menyentuh tangan Ratu yang ada di wajahnya.

"Raja belum makan apa-apakan?"

"Aku tidak lapar Ratu."

"Raja Samuel Adams, anda harus makan biar cepat sembuh."

"Raja Jessica Jakson yang terhormat, aku tidak mau."

"Raja jangan manja." tegur Ratu.

"Ratu, aku tidak manja."

"Raja..."

"Ratu..."

"Aku pergi."

"Aku ikut."

"Raja, berhenti membalas ucapanku." marah Ratu dengan jari telunjuk yang tajam mengarah ke Raja.

"Baik Ratu." ciut Raja.

"Ratu mau kemana?" tanya Raja yang melihat Ratu akan keluar dari kamar.

"Tunggu aku di situ." ucap Ratu.

"Baik Ratuku yang cantik." goda Raja, berharap Ratunya akan berhenti kesal.

"Jangan banyak bertingkah."

"Siap." ucap Raja.

Setelah kepergian Ratu, Raja hanya tersenyum karena berhasil membuat Ratu kesal dan itu adalah hobi baru bagi Raja.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience